Di mobil Afkan dan Shila hanya berdiam, tak ada yang bersuara. Hanya radio lokal yang mengisi keheningan dalam mobil. Sampai mobil Afkan sampai pada daerah yang macet, Afkan pun membuka percakapan.
"Heh cewe idiot, lo kan gatau jalan rumah nih. Tapi ko lo bisa sih nungguin driver taksi waktu malem itu? lo kan gatau alamat." tanya Afkan.
"Eh jangan kira aku boong ya, aku emang gatau alamat tapi seengganya aku tau sebelum rumah aku itu ada patung gede di depan komplek." jawab Shila sambil menatap malas kearah lain.
Afkan menghela nafasnya kasar
dasar cewe nyusahin!
Afkan memindahkan saluran radio saat penyiar terdengar berisik.
"Ih ko dipindahin sih?" tanya Shila berdecak.
"Ini mobil gue, terserah gue lah mau mindahin apa ngga, lagian tadi penyiarnya berisik banget." jawab Afkan jutek.
Shila hanya memalingkan wajahnya ke arah jalan. Ia benar benar tak habis pikir, pindah ke ibukota bukannya tambah senang malah bertemu orang yang gak menyenangkan seperti si "Afkan" ditambah lagi harus selalu bertemu seperti ini.
"Heh cewe idiot, kesini kan jalannya?" tanya Afkan jutek.
"Iya." jawab Shila malas.
•••
Sesampainya di rumah, Shila langsung menuju ke kamarnya. "Kamu duduk aja di ruang tamu, aku gakan lama." ujar Shila sambil menunjuk ruang tamu.
Afkan duduk lalu bermain jari di atas handphone nya.
Selang beberapa menit, Shila turun dari kamarnya dan berteriak pada Afkan bahwa kini ia sudah siap.
"Yee nyantai aja kali napa? gue juga denger bego." ucap Afkan sambil memasang kembali kacamata nya.
"Ya biarin suka suka aku, ini rumah aku ya terserah akulah." jawab Shila cekikikan.
Shila dan Afkan pergi keluar rumah dan mendapati Mang ciko memperhatikan mobil Afkan, Afkan sontak kaget.
"Hehh siapa lo?? Lo maling ya?? jangan sentuh mobil gue!!!" gertak Afkan sambil berlari menuju mobil kesayangannya.
"Eh maaf tuan." jawab Mang Ciko sambil menundukan kepalanya.
"Heh jangan kasar, ini supir aku namanya Mang Ciko." ujar Shila.
"Ah udah gue gak peduli, buruan ih ntar gue ketinggalan mapel fisika." jawab Afkan mengibaskan tangannya dan masuk ke dalam mobil.
Diluar mobil Shila terlihat mengobrol sebentar dengan Mang Ciko, itu membuat Afkan semakin kesal. Selang 5 menit, Shila masuk ke dalam mobil.
"Ah lama banget si lo. Lebay ya harus kangen kangen an sama supir." ucap Afkan sambil menancap gas.
"Heh otak kamu gaberes ya? orang bentar juga ih tadi, lagian tadi Mang Ciko tuh cuman minta maaf, udah ah kamu nyetir aja. Males tau ngobrol sama kamu bikin kesel!" jawab Shila sambil menyilangkan tangannya.
•••
Jalanan Jakarta memang tak bisa di ajak kompromi. Selalu saja macet. Afkan menghela nafas kasar dan memukul setir mobil. "Ah sialan macet terus! males kan gue jadinya balik ke sekolah! ini semua garagara lo ah." sesal Afkan.
"Yeee ko jadi nyalahin aku sih?!" tanya Shila yang tak kalah kesal.
"Udah ah gue mau bolos aja." kata Afkan sembari membalik setir ke arah berbeda.
Shila tersentak dan mulai duduk tegak sembari melihat ke arah jalan. "Ih anter aku duluuu mau sekolah!!" ucap Shila sembari melotot.
"Bomat dah ahh, ntar lo turun aja trus pesen taxi kan gampang." jawab Afkan santai.
Shila kembali menyilangkan tangannya. Hari ini udah cukup berat dan tambah berat kalau dia sampe gak sekolah.
Afkan memberhentikan mobilnya di depan cafe yang biasa di tongkrongi anak muda. "Turun Lo!" kata Afkan sambil mengaca di kaca mobil.
"Iya ini aku turun. Centil banget sih harus ngaca dulu." kata Shila sambil membuka sabuk pengaman.
Afkan hanya melirik Shila sekilas dan kembali mengaca karena penampilannya lebih penting dari ocehannya.
•••
TBC
maaf banget telat update nya, soalnya udah kaya stuck gitu alurnya mau dibuat gimana hehe..
KAMU SEDANG MEMBACA
Queeniza
Teen Fiction"Gue suka sama lo Shil, gue yakin lo gakan sama kaya cewe terdahulu gue." kata Afkan. Shila hanya mematung. Melihat reaksi Shila, Afkan langsung menangkup wajah bulat Shila. Shila dengan spontan menatap wajah Afkan dengan jelas. "Shil, gue gaktau ap...