Seorang gadis tengah duduk di bawah pohon rindang ,tempat yang sejuk dan lumayan sepi untuk di lewati. Karena letaknya di belakang sekolah, jadi jarang sekali ada yang melawatinya.
Jari lentiknya menghiasi buku di pangkuannya dengan pena bergambar Kartoon doraemon kesukaannya.
Dear Diary,
Aku ingin berbagi ceritaku tapi pada siapa Diary ? Ku pikir tuhan enggan mendengarkannya, tapi aku salah. Ia adalah penjaga rahasia yang baik dan juga kau.
Diary aku ingin berbagi ceritaku saja padamu dengarkan ya, jika kau bosan aku akan berhenti bercerita, I promise.
Kemarin mereka bertengkar lagi, iya Mama dan Papaku. Mereka seperti anak kecil. Aku tidak suka saat Papa membentak Mama, kau pasti tidak suka jugakan Diary. Aku berharap mereka tidak bertengkar lagi karna aku lelah dengan teriakan yang memekakkan telingaku dan tangisan yang membuat pertahanan ku runtuh. Baiklah, Aku titip rahasia ku pada mu ya. Hanya kita bertiga yang tau, aku, tuhan dan kau Diary.
Pinus Anggika Yasa.
Setelah selesai ia menutup buku hariannya yang bergambar senada dengan pena yang ia gunakan untuk menulis tadi. Gadis itu adalah pinus. Sebenarnya ia berangkat masih pagi dan memutuskan untuk mampir dulu ke tempat ini yang merupakan tempat favouritnya ke dua setelah perpustakaan untuk bersantai. Ia memutuskan untuk datang lebih awal, entah kenapa hanya ingin saja. Menyendiri adalah hal yang di sukainya, rasanya tenang dan begitu damai. Entahlah, kenapa ia begitu menyukai suasana seperti ini dan ia tidak mendapatkan nya di rumah. Tempat yang seharusnya paling nyaman ,malah membuatnya jengah untuk berlama-lama di sana.
Seseorang menepuk pundaknya, ia terlonjak kaget dam mendongakkan kepalanya. Ternyata pak Hamdi yang menatapnya bingung, Pinus meletakkan bukunya di bawah dan berdiri membersihkan roknya yang terkena rerumputan.
" Kenapa kamu ada di sini, mau bolos juga?" tanyanya.
" Tidak pak saya hanya iseng saja ke sini, saya juga mau masuk ke kelas sekarang," jawabnya sambil menundukkan kepala.
" Bagus lah, jangan seperti kakak kelas kamu ini. Sudah tau kelas XII masih saja suka minggat."
Pinus mengangkat kepalanya dan melihat pak Hamdi yang menunjuk seseorang di belakangnya. Seorang LAKI-LAKI dengan berpakaian rapi menggendong tasnya di bahu kiri dan memasukkan satu tangan nya kedalam saku celana tersenyum kepadanya. Pinus mengeryitkan dahinya, masak sih orang ganteng dan berpakaian rapi kayak gini suka minggat, ia membatin. Dengan cepat ia memalingkan wajahnya kembali menatap pak Hamdi yang masih menceramahi laki-laki itu habis-habisan.
"Dengar ya Vendra, jika saya melihat kamu seperti ini lagi. Siap-siap saja ajak orang tua kamu menghadap saya," kata Pak Hamdi lagi dan pergi begitu saja meninggalkan ia berdua dengan Pinus.
" Kenapa?" tanyanya.
" Maksudnya?" tanya Pinus kembali.
" Ngeliatin Saya tadi. Jangan suka ! saya tau saya ganteng," kata Laki-laki yang bernama Vendra tersebut.