Sore ini langit Seoul tidak sedang bersahabat. Awan abu-abu dengan turunnya hujan masih setia seakan tidak ingin meninggalkan kota ini. Sehingga membuat udara semakin dingin. Di luar jendela sana, jalanan luar masih nampak ramai. Tetapi hanya didominan kendaraan yang bersliweran kesana kemari. Tak banyak orang yang berjalan kaki di trotoar sana. Saat hendak melangkah menjauh dari jendela ruanganku, tidak sengaja sorot matanya melihat suatu objek yang membuatnya kembali melihat di luar sana. Anak kecil yang berdiri sendiri dan terlihat kedinginan. Awalnya dia tidak terlalu peduli dengan anak itu, tetapi jika dilihat lama-lama anak itu sepertinya sudah tidak kuat dengan kondisi cuaca di luar. Tubuhya terlihat benar-benar menggigil.
"Dimana orang tuanya? Tega sekali membiarkan anaknya keluar rumah dengan cuaca seperti ini," gumam Taehyung yang sudah lumayan lama mengamati anak itu.
Ia pun keluar dari ruangannya dan melangkah pergi dari restaurant untuk menghampiri anak tersebut. Tak lupa ia mengambil coat coklat miliknya lalu memakainya dan mulai membuka payung. Taehyung sudah berada di depan anak itu. Dari balik jas hujan yang dipakai anak itu, Taehyung tau bahwa anak itu masih mengenakan seragam sekolahnya.
Bahkan dia masih memakai seragam sekolah, batin Taehyung.
"A-ahjusshi s-siapa?" Anak itu mendongak melihat Taehyung.
Wajahnya sudah pucat sekali. Bibirnya pun sudah berwarna ungu karena dingin. Anak itu menggigil hebat. Tanpa pikir panjang, Taehyung langsung menariknya untuk masuk ke dalam restaurant. Ia mendudukkan anak itu di kursi yang dekat dengan mesin penghangat ruangan.
"Kau tunggu disini. Jangan kemana-mana," titah Taehyung dan anak tersebut hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
Sambil menunggu Taehyung kembali, anak itu celingukan melihat-lihat apa yang ada di dalam restaurant ini sambil sesekali menggesekkan kedua telapak tangannya lalu ditempelkan ke pipinya. Ia kagum dengan interior restaurant. Restaurant ini sangat bagus. Pengunjungnya pun sepertinya juga berasal dari orang-orang yang tinggi. Anak kecil itu tidak menyangka ia bisa masuk di salah satu restaurant dimana restaurant ini menjadi favorit untuk orang-orang yang berkelas.
"Ini, handuk untukmu. Gosok rambutmu agar tidak masuk angin dan ini ada cokelat panas," ucap Taehyung sambil menyodorkan handuk ke anak itu.
Anak itu mulai menggosok-gosok rambutnya dengan handuk seperti yang dikatakan oleh Taehyung. Setelah itu ia meminum cokelat panas yang ada di didepannya.
"Kamsahamnida," ucap anak itu disela-sela ia menyeruput cokelat panasnya.
Taehyung hanya membalas dengan gumaman saja. Sejenak lama tidak ada percakapan lagi di antara mereka, Taehyung lupa menanyakan nama anak itu dan mengapa dia bisa ada di luar sana.
"Namamu siapa?" Tanya Taehyung tanpa ekspresi.
"Shinjun imnida, ahjusshi,"
"Kau pikir aku sudah tua?!"
"H-hah?" Shinjun bingung dan sedikit ketakutan saat mendengar ucapan Taehyung barusan yang sedikit membentak.
Taehyung sadar dengan raut muka Shinjun dan memejam matanya sebentar untuk menenangkan dirinya. Entah kenapa hari ini Taehyung merasa moodnya kurang baik.
"Kau di sana kenapa berdiri sendiri? Mana orang tuamu?" Tanya Taehyung dengan lebih halus.
"Aku menunggu eonnie. Eonnie juga disini..
Eonnienya disini? batin Taehyung
.. orang tuaku ada di rumah" kata Shinjun.
"Sedang apa eonniemu ada disini? Kau di luar situ menunggu eonniemu?"
Shinjun mengangguk-anggukan kepalanya "eonnie mengantar pesanan pelanggannya yang ada disini".
"Aa.. begitu," kata Taehyung pelan namun masih bisa didengar oleh Shinjun.
"Ahjusshi siapa?" Tanya Shinjun tiba-tiba.
"Oh, namaku Taehyung"
"Ooh.. Taehyung ahjusshi kerja di sini?"
"Ya! Jangan panggil aku ahjusshi. Aku tidak setua itu sampai-sampai kau memanggilku ahjusshi," protes Taehyung kepada Shinjun.
"La-lalu aku harus memanggil apa?"
"Hyung saja" kata Taehyung.
"Hyung,"
"Apa?"
"A-apa?"
"Kau tadi memanggilku, ada apa?" Taehyung mulai frustasi dengan bocah ini.
"Oh.. aku tidak memanggil. Hanya mencoba sekali lagi saja tadi," ucap Shinjun dengan diiringi senyumnya yang lucu.
Aishh.. benar-benar anak ini batin Taehyung
"Umurmu berapa?" Tanya Taehyung.
"Umurku 8 tahun" jawab Shinjun.
Dirasa sudah cukup percakapannya dengan Shinjun, Taehyung memilih diam saja sambil memainkan ponselnya. Sesekali ia melirik Shinjun yang sedang meminum cokelat panasnya yang belum habis-habis. Mungkin karena tadi ia ajak mengobrol terus makanya cokelat panasnya belum habis juga. Shinjun terus meminum cokelat panas sampai-sampai bercelemotan di bibirnya. Lucu. Dan itu membuat Taehyung tersenyum kecil.
"Oh.. itu eonnieku," kata Shinjun sambil menunjuk seorang perempuan yang sedang ada di kasir.
"Itu eonniemu?" Tanya Taehyung memastikan. Shinjun mengangguk-angguk.
Perempuan itu membungkuk lalu berjalan menjauh meninggalkan kasir tanpa melihat arah lain yang dimana sedang ada Shinjun di dalam restaurant juga. Taehyung juga tidak sempat melihat wajah dari eonnie Shinjun itu.
"Hyung, terimakasih atas handuk dan cokelat panasnya," ucap Shinjun buru-buru lalu berlari kecil meninggalkan Taehyung begitu saja.
Ya, mungkin ini adalah yang terakhir Taehyung bertemu dengan bocah lucu nan menjengkelkan itu. Sebelum, Taehyung beranjak pergi dari tempat ia duduk itu, Taehyung menemukan benda yang tidak familiar dengannya.
"Itu kan jam tangan milik Shinjun" gumam Taehyung.
Memang Shinjun tadi memakai jam tangan bergambar Doraemon dan melepasnya. Taehyung mengambil jam tangan itu dan menatapnya lalu ia tersenyum kecil.
Mungkin ini bisa menjadi kesempatan untuk bertemu Shinjun.
**maaf kalo ada typonya hehe.. jgn lupa vomments yaa😊
Btw.. mulmed sm judul part nya gak sinkron ya?? Hehe..
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, You!
FanfictionDua hati yang dipertemukan pada sebuah pintu restoran mewah. Dia, Kim Taehyung yang menutup pintu hatinya sebelum bertemu dengan'nya' dan dia, Bae Joohyun seorang wanita yang dibuat bimbang dengan kisah asmara barunya.