YY! 14

930 140 9
                                    

Irene POV

'Mwo?!'

Aku menatapnya dengan mata terbelalak tak percaya dan mulutku yang menganga. Benar-benar pria ini. Kenapa dia? Datang-datang ke rumah tanpa mengabari, sudah mengatakan itu begitu saja.

"Matamu bisa-bisa keluar dari tempatnya," katanya lalu terkekeh dan membuat mataku kembali normal.

Dia gila atau apa? Kenapa pagiku seperti ini? Saat aku sedang tidak enak badan dan kehadiran pria ini yang tanpa diundang dengan enaknya dia menyatakan bahwa dia menyukaiku. Mimpi apa aku semalam.

"Hei."

"Ha..? Oh.. iya." jawabku aneh dan dia tertawa.

"Jadi bagaimana?" Tanyanya lagi, lembut.

"Apa?" Kataku pura-pura tidak tahu. Padahal aku tahu maksud omongannya itu.

Kulihat dia menghela nafasnya. "Kau pasti tidak percaya dengan apa yang aku bilang. Tapi kau harus tahu bahwa aku ingin jujur kepadamu."

Jujur?

Kini matanya menatapku lurus dengan tatapan serius. Tatapan itu membuatku risih. Aku tidak suka kalau sudah ditatap seperti itu, dengannya.

"Selama kau berada di dekatku, aku merasa nyaman. Entah kenapa. Setiap melihat senyummu hatiku selalu berdesir. Aku.. suka senyuman itu," katanya dengan melihat ke arah bibirku. Astaga. Taehyung tersenyum setelah itu. "Kau selalu bisa membuat hatiku tidak menentu. Terkadang berdegup saat kau berada di dekatku, terkadang gelisah saat kita dalam jarak jauh. Apakah kau tahu?"

"Apa?"

"Aku menyukaimu."

"Aku?" Tunjukku pada diriku sendiri.

"Ya."

"Kenapa?" Aish.. pertanyaan bodoh, Joohyun!

Lalu yang kutahu Taehyung tertawa dan mengacak rambutku pelan. "Kau ini, menggemaskan sekali." Eh.. dan dia menyubit kedua pipiku.

Aku hanya ikut tertawa berusaha menghilangkan rasa gugupku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku hanya ikut tertawa berusaha menghilangkan rasa gugupku.

Tidak pernah terpikir olehku bahwa ternyata Taehyung memiliki rasa padaku. Aku rasa semua begitu cepat. Pertemuan kami diawali dengan ketidaksengajaan saat aku memasuki restoran miliknya dulu. Lalu dengan gampangnya dia memintaku untuk berkencan dengannya hanya untuk membantunya menghadapi orang tuanya.

Lalu sekarang, Taehyung menyatakan bahwa dia menyukaiku. Ah tapi kan dia hanya menyatakan 'suka' bukan yang lebih dari suka. Hahaha..

"Kau dulu sudah memintaku untuk berkencan denganmu, kan?" Kataku dengan tawa renyah.

"Ya, memang. Tapi kali ini aku lebih serius, denganmu." Jawabnya lalu menggenggam tanganku.

Kata-katanya tersebut membuatku terdiam. Aku tidak tahu harus bagaimana saat ini. Seharusnya aku senang saat dia mengatakan itu, begitupun juga wanita-wanita lain, pasti hatinya berbunga-bunga kala seorang lelaki menyatakan suka padanya. Tapi kenapa aku malah bingung dan gugup?

Aku menoleh ke arahnya yang masih menatapku. Dia tersenyum dan berbicara kembali, "Kau mungkin butuh waktu." Genggaman itu sudah tak terasa di tanganku. Dan dia berdiri dari sofa yang kami duduki.

"Kau mau kemana?" Tanyaku pada Taehyung

"Masih ada urusan di restoranku," jawabnya setelah itu tersenyum.

Aku yang tadinya duduk kini berdiri. "Oh begitu."

Lalu dia menatapku begitu intens dan aku juga membalas tatapannya itu. Aku dapat merasakan kalau dia sekarang terasa dekat padaku. Aku masih mematung menunggu apa yang terjadi selanjutnya. Lalu dia mengangkat tangannya dan pipiku ditangkup oleh kedua tangan itu.

"Cepat sembuh." Ucapnya lalu tersenyum. Manis. Tulus. Dan kakiku terasa lemas.

Aku mengumpat dalam hati berusaha tetap tenang di hadapannya. Luar biasa sekali pagi ini. Tidak seperti pagi-pagi biasanya. 'Kejutan pagi' hari ini. Aku menggelengkan kepala tidak percaya.

Dia berjalan menjauh dariku sampai hampir dekat pintu rumah ia berbalik lagi lalu berjalan kembali ke arahku namun matanya ke arah lain. Entah menyisir apa di dalam rumahku.

"Aku belum pamit pada ibumu. Lupa, hehe.." katanya.

Dengan tanggap aku mengangguk dan menunggunya sebentar sedangkan aku pergi ke arah dapur mencari ibu yang sedang meneguk air minumnya. Aku kembali pada tempat semula dimana ada Taehyung dengan berjalan di belakang ibu.

"Bibi saya pamit. Ada urusan di tempat saya. Semoga anak cantiknya itu cepat sembuh." Apa katanya? Huh.. bahkan ia masih saja menggombal. Eh.. menggombal? Aku merasa tersipu sendiri.

Ibu tertawa dan menepuk lengan Taehyung pelan. "Hati-hati ya di jalan. Salam untuk orang tuamu."

"Ne, bibi. Saya pergi sekarang, kalau jam segini jalanan mungkin sudah mulai padat."

Setelah berpamitan Taehyung segera keluar. Setelah itu ibu menatapku dan memberi kode agar aku mengantarkan Taehyung sampai depan. Lalu aku menyusul Taehyung yang sedang memakai sepatunya.

Dia yang tahu aku berada di belakangnya menoleh ke arahku. Dan tersenyum.

Bisa tidak ia berhenti tersenyum seperti itu?

"Kau cepat sembuh," katanya.

"Iya. Sudah 3 kali kau mengucapkannya?"

"Oh ya?"

Dia tertawa dan aku terkekeh. Lalu dia berpamitan padaku dan melambaikan tangan setelah itu berjalan keluar menuju gang yang ada di depan. Aku kembali masuk rumah saat punggungnya sudah jauh berjalan.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu, darimana dia tahu rumahku sedangkan dia tidak pernah berkunjung. Bahkan dia hanya mengantarku pulang hanya sampai di jalan depan sana. Yasudahlah, nanti saja kutanya dengannya.

Ibu yang masih dengan celemeknya berdiri di depanku dengan melipat tangannya di depan dadanya bertanya menggodaku. "Apa benar pria itu sekedar teman? Kalau ibu lihat, sepertinya tidak."

Katanya diselingi tawaan kecil lalu berlalu menujur dapur.  Dan setelah itu pipiku terasa panas dan sekelebatan kejadian Taehyung mengatakan dia menyukaiku muncul. Lalu aku berteriak menghilangkan apa yang aku pikirkan sekarang.

"Aaaa..... eommaaa...."

***

halo aku kembali seperti biasanya, sangat lamaaaa.... *jgn ditampol

gak ada cuap2 deh segitu aja

Yes, You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang