2.

10.7K 468 5
                                    

Author pov

"Explain."

Christian menyandarkan tubuhnya ke kursi cafe ini dan menatap Violete yang tengah menunduk.

"Okey, he's your son. Happy?"

Christian menggelengkan kepalanya menandakan ia belum puas.

"Kenapa kau mengatakan padanya bahwa aku sudah mati?"

Violete mati kutu!

Ia mengatakan itu karena ia kira Christian masih sama seperti dulu. Ternyata tidak.

"Jelaskan Violete sayang."

Violete menjilat bibirnya yang kering dan menatap Christian yang tengah menatapnya tajam.

"Itu karena ku pikir kau takkan menerimanya Christian."

"Tapi aku menerimanya. Dulu aku hanya belum siap. Aku tak ingin anak itu menjadi sepertiku yang di siksa, di perkosa, di aniaya oleh orang tuaku hingga meninggalkan trauma padaku."

Kini gantian Violete yang menatap Christian tajam.

"Kau pikir, aku akan melakukan itu pada Alex? Tidak Christian. Aku tidak segila dirimu yang merupakan penikmat bdsm."

"Hey hey! Listen. Aku yang dulu dan aku yang sekarang sudah sangat jauh berbeda. Dulu memang aku penikmat bdsm. Tapi semenjak kehilanganmu, aku sudah tak berselera lagi untuk melakukannya."

Violete mendengus. Yang benar saja!

"Hanya kau Submissive-ku yang paling alami. Submissive innocent-ku, sampai aku merasa bahwa kau memang wanita yang paling cocok untuk jadi submissive."

Violete mengeluarkan dompetnya dan mengambil beberapa dollar lalu menaruhnya di meja.

"Apakah tak ada hal lain yang kau pikirkan selain sex? Aku bukan budakmu Christian! Tidak lagi. Dan ku harap, setelah urusan rumah sakit ini selesai, kau akan enyah dariku seperti dulu."

Violete bangkit dan berjalan keluar cafe itu. Berbicara dengan Christian malah membuat kepalanya pening.

*****

Los Angeles, 02 April 1997

Seorang pria kecil tengah bersembunyi di dalam lemari kayunya yang reyot. Tangannya menutup mulutnya agar tak mengeluarkan isakan yang akan membuatnya ketahuan.

"Christian? Ayo keluarlah. Tenang saja, Papa tak akan menyakitimu."

Pria kecil itu menahan nafasnya saat melihat bayangan di depan lemarinya.

"Ayo pria kecil. Keluarlah. Kita bawa Mama ke rumah sakit. Mamamu sudah gila. Ia mencabut kukunya sendiri."

Ingin rasanya Christian berteriak 'Kaulah yang gila Papa. Kau sudah tak waras. Menyiksa Mama karena ia tak bisa memuaskan temanmu yang brengsek itu!!' Tapi sepertinya itu malah akan membuatnya tertangkap.

"Baiklah kalau kau tidak mau keluar. Aku bawa Mamamu sendiri saja."

Terdengar suara langkah kaki menjauhi lemari dan kamar ini. Christian mengambil nafas sebanyak-banyaknya dan terisak kecil. Ia tak bisa berbuat apa-apa untuk membantu sang Mama.

Ia ingin membantu sang Mama walaupun sang Mama juga sering menyundutnya dengan rokok.

Pintu lemari di buka dengan kencang dan seorang pria yang ada di depan lemari langsung menyeringai keji. Ia menarik Christian keluar dari lemari membuat Christian menjerit dan meronta.

Hello ChristianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang