Aku tahu tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, tapi seharusnya aku sadar. Kamu bukan salah satu yang tidak mungkin melainkan mustahil..
...........................Kringggg
Akhirnya bunyi bel pulang pun terdengar, dan yap aku harus melakukan rencanaku.
"Lyn ayo pulang" ajak Ria, rumahnya memang sejalan dengan rumahku.."Duluan aja dah," balasku. Akhirnya dia pun neninggalkanku. Sekarang di kelas ini aku hanya sendiri.kulihat kanan dan kiriku, apakah aman jika aku kabur?. Dan sepertinya aman. Aku tidak melihat pak Nathan.
Langsung saja ku pakai hoodie kesayanganku ini, agar tidak terlihat oleh pak Nathan. Aku pun menyusuri setapak demi setapak koridor sekolah,"Olyn" terdengar seperti bukan suara asing untuk ku, aku mengenal suara ini, ini suara pak nathan. Aku mulai mempercepat langkahku. Namun sial, aku malah menabrak seseorang.
"Eh, sorry, sorry gue ga sengaja" kataku, mencoba bangun. Namun ia mengulurkan tangannya dan aku pun mendongak siapa orang yang aku tabrak,
"Gabriel" kataku.
"Ayo bangun, udah kaya suster ngesot loh, duduk di lantai gitu" katanya. Aku pun tersedar dari lamunanku dan bangun.
"Lo kenapa lyn? Pake acara lari-larian?" Tanyanya. Aku hanya diam saja. Dan melihat takut-takut kebelakang.
"Eh pak nathan" kata gabriel,mukaku sudah takut setengah mati.
"Ayo Olyn, kita pulang" kata pak natahan menarik tanganku.
"Olyn sudah janji akan pulang dengan saya" kata gabriel membelaku.
"Tidak mungkin, Olyn sudah janji tadi dengan saya" kata pak nathan tak kalah menyeramkan.
Aku bingung harus apa? Mendengarkan dua orang ini berkelahi?"Ayo olyn" tiba-tiba pak nathan menarik tanganku.
"Sabar sih pak, saya tau bapak banyak utang jadi takut di tagih kan" candaku mencairkan suasana, ia malah berbalik tajam melihatku ,seperti nya aku salah mengambil tindakan.
Setibanya di mobilnya, ia lalu membuka pintu mobilnya dan aku pun menurut untuk duduk."Pakai seatbelt nya" perintahnya. Aku memang sudah biasa tidak memakai seatbelt.
"Iya" aku memanyunkan bibirku.
"Maaf" katanya.
"Hah?" Jawabku.
"Maaf saya tadi emosi melihat kamu dengan gabriel"
"Ouh Iyya, tapi marahnya bapak ga beralasan" kataku.
"Kenapa ga beralasan? Itu tanda saya cemburu sama kamu" katanya,aku langsung melebarkan mataku.
"Bapak bukan siapa-siapa saya" jawabku mantap.
"Jadi kamu maunya saya jadi siapa-siapanya kamu?" Tanyanya mendekatkan wajahnya kearahku.
"Fokus kedepan pak, saya masih mau hidup" kataku, aku sudah sangat gugup.
"Saya ngerasa hampa tanpa kamu Lyn"
"Hah? Apa sih pak??" Bingung ku.
"Saya ga bisa tanpa kamu,"katanya menepikan mobil nya.
"Apaan si pak?? Saya ga ngerti" kataku,pura-pura tidak tahu.
"Saya yakin kamu ngerti Lyn" katanya intens melihatku. Aku hanya diam saja, menanggapi nya.
"Memang benar cinta tuh omong kosong." Tiba- tiba ia menaikan suaranya dan mengacak rambutnya, seperti orang frustasi. Dan itu membuatku benar-benar takut. Aku hanya menunduk saja.
"Saya mohon Lyn,, terima saya lagi, saya janji ga akan mengulangi" katanya, tiba-tiba..
Aku lalu mendongak melihat matanya ,matanya menyiratkan permohonan dan keyakinan.
"Iya pak" kataku. Aku juga tidak bisa membohongi perasaanku yang masih ingin bersama pak nathan."Apa Lyn?"katanya,,sambil mengerutkan keningnya. Yang malah membuatku malu. ,,
"Iya saya mau" kataku dengan malu-malu.
"Makasih nin, makasih" katanya dengan wajah berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patah Hati Terindahku
Teen Fiction"Gue ga pernah nyangka bakal suka sama guru gue sendiri" -olyn Salahkah jika seorang murid mencintai gurunya? Bagaimana perasaan seorang gadis cuek saat tiba tiba seseorang datang ke kehidupannya dan memporak - porakandanya.Terlebih itu guru n...