Enam: It's Not Fair

3K 402 9
                                    

Usahakan vote dulu baru baca :)

I hope you like it...

----------


Bagaimana rasanya ditengah-tengah euforia kegembiraan semua orang, tapi hanya kita yang tidak merasakan euforia itu? Aneh? Atau justru tak enak? Itulah yang dirasakan Fiona saat ini. Seisi kelasnya sedang menikmati euforia senang karena diundang ke acara sweet seventeen Rasha, si kapten cheers yang terkenal satu angkatan dan baru melengserkan diri kemarin sore.

Ia tak paham, kenapa hanya dia yang tak menerima undangan tersebut sementara seluruh temannya diundang. Apalagi gadis itu mengundang satu angkatan, yang berarti seharusnya ia juga diundang. Merasakan keanehan itu, Davina langsung berdecak pelan.

"Gue gak dateng." Davina berdecak tak percaya. "Nggak selama Fiona juga gak ikut. Gila ya tuh cewek, kenapa cuman Fiona yang gak diundang?!"

"Mungkin dia takut." Timpal Zahra yang biasanya semangat saat ada acara apapun. "Fiona kan mantan Oji. Atau justru Oji yang nyuruh dia buat gak usah undang Fio.."

"Bahkan Cila, cewek aneh dari kelas IPS itu. Diundang juga sama dia. Heran deh gue, ogah dateng gua." Balas Aurel tak kalah sewot. "Emang lo masih deketin Oji apa Fi? Enggak kan. Suka lucu deh tuh orang."

"Enggak lo semua mesti dateng."Ucap Fiona tak terlihat sedih ataupun kecewa sama sekali. "Apalagi lo Yol, Rizky kan temen baik Rasha ya lo harus dateng buat nemenin dia."

"Temen baik Rizky. Bukan gue." Kesal Yola benar-benar enggan untuk datang. "Lo gak ikut, kita semua gak ikut. Final." Keenam temannya mengangguk setuju.

"Kalau lo mau belain gue, dateng kesana. Jangan jadi anak kecil yang gampang terprovokasi karena hal kecil ini." Fiona menatap keenam temannya serius. "Dateng kesana, dan sindir dia habis-habisan. Oke?" Tambah Fiona tersenyum licik, yang diikuti keenam temannya yang ikut tersenyum licik.

"Cerdas." Tambah Wilsa yang senyum liciknya benar-benar terkembang. "Gak heran, kalau kita bisa jadi temen."

"Hai beb, hari Minggu dateng sama siapa?"

Davina melotot kearah Raka yang mendadak menghampiri mereka sembari diikuti Alex dari belakang. Setelah mereka dihukum karena tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, Raka menjadi sering memanggil Davina dengan sebutan Beb, Sayang, hingga Cintaku. Pokoknya tiada hari tanpa teriakan Davina yang jijik mendengar hal itu, dan jangan harap Davina akan baper karena dia masih terpaku pada adik kelas yang disukainya dan merupakan deretan cogan di sekolah mereka.

"Pergi jauh-jauh lo, setan!" Usir Davina galak, berpindah tempat ke sisi dinding. Menatap jijik Raka seolah-olah ia adalah makhluk aneh yang mendadak muncul di depannya. "Gua bacain do'a nih biar lo enyah!"

Raka hanya tersenyum jahil, menyadari bahwa hanya Fiona yang tidak memegang sama sekali undangan berwarna pink itu. "Loh Fi, undangan lo mana?"

"Gue bakar." Ucap Fiona dengan nada bercanda. "Enggak, gue gak diundang."

"Gile, serius lo gak diundang Fi?" Respon Alex tak percaya. "Anjir, parah amat. Tapi lo gak papa kan? Mentang-mentang lu mantan Oji."

"Biasa aja sih, bodo amat lah gue." Responnya santai. "Mungkin dia ngira gue bakal ngerusak pesta ultah dia. You knowlah, seorang mantan selalu dicap buruk bukan?"

"Tapi ini gak adil, Fi. Biarin gue protes sama Oji ya, kekanak-kanakan tuh orang." Bela Raka yang walaupun jahil tapi memang loyal ke siapapun.

"Gak usah, biar-"

Titik Koma [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang