Usahakan vote dulu sebelum baca :)
I hope you like it
-----------
"Fi, boleh bicara sebentar."
Fiona yang baru saja keluar dari perpustakaan, mendongak saat mendapati Rasha sudah berdiri di depannya pagi ini. Ia sengaja datang ke perpustakaan pagi-pagi, karena hari Senin adalah jadwal piketnya di kepengurusan perpustakaan. Fiona melirik ke dalam perpustakaan yang hanya terisi beberapa adik kelasnya yang sibuk menyusun buku.
"Bicara disini aja." Fiona menatap datar Rasha. "Apa yang mau lo omongin?"
"Lo beneran pacaran sama Aksa?" Tanya Rasha menatap Fiona tak kalah datar. "Kalau enggak, bisa gak lo jauhin dia aja."
Fiona mengangkat sebelah alisnya tinggi-tinggi. "Seinget gue lo udah nolak Aksa. Dan lo udah punya Oji,apa hak lo ngelarang gue deketin dia?" Fiona menatap aneh Rasha. "Setelah mengantungkan Aksa selama 3 tahun, dan kemudian lo campakkin dia. Sekarang lo mau larang semua orang buat ngedeketin dia juga?"
"Lo gak akan bisa, bikin dia membalikkan hatinya ke lo." Rasha menatap Fiona angkuh. "Gue cuman gak mau, orang yang kecewa karena gue suka sama orang yang bahkan masih ngarepin mantannya."
"Gue gak ngarepin Oji." Fiona geleng-geleng kepala tak habis pikir. "Oke, gua akuin ketika gue denger lo sama dia 'deket' gue nangis. Tapi sekarang perasaan itu udah hilang."
"Dan lo mencoba berpindah ke Aksa dengan sandiwara bodoh ini?" Rasha berdecak. "Jangan bercanda."
"Malam itu, gue emang dateng sebagai pasangan Aksa. Hanya malam itu." Fiona tersenyum. "Gue gak pacaran sama Aksa. Lebih tepatnya belum." Tambahnya kini tersenyum penuh percaya diri.
"Oji taunya gue pemeran jahat dikisah ini kan?" Rasha sedikit tersentak. "Kalau dia tau, lo lah pemeran jahat itu. Apa lo pikir dia tetep mempertahankan lo?"
"Dia gak akan percaya." Rasha tersenyum licik. "Karena dia cuman percaya sama gue."
"Kak Fi..."
Fiona menoleh ke dalam perpustakaan dan mendapati Kahfi menunjukkan papan data buku ditangannya, seolah bertanya akan data tersebut. Fiona memberi isyarat untuk menunggu sebentar sebelum menatap kearah Rasha lagi.
"Lo boleh merasa diatas angin. Karena saat itu lo berhasil buat Oji lebih percaya lo ketimbang gue." Fiona menatap balik ketua cheers idola sekolahnya dengan tajam. "Aksa bukan siapa-siapa lo lagi Sha. Jadi biarin dia, jangan jadi cewek serakah yang ingin dicintai 2 cowok."
"Dan soal Oji, gue gak bakal rebut dia dari lo lagi kok. Karena dia adalah sebuah kesalahan yang pernah gue perbuat. Sebuah kesalahan yang hanya bisa dikenang penuh penyesalan, dan tidak mungkin untuk diulang lagi."
******
"Aduh ngepul otak gue."
Wilsa dan Zahra menempelkan pipinya ke gelas es teh manis mereka masing-masing. Hari pertama uts saja, sudah membuat otak mereka panas. Kenapa pelajaran paling susah harus diletakkan di hari pertama dan kedua, yang bukannya bikin murid lega justru kelabakan.
"Matematika sih masih mending." Yola meletakkan gelas es tehnya dengan sedikit kasar. "Bahasa sunda iniloh, gak ada dibuku paket sama sekali yang keluar. Mana Bu Epin ngasih tau kisi-kisinya cuman PG 30 Uraian 5, itu disebut kisi-kisi?"
"Bodo amatlah gue sama tuh nenek-nenek." Zahra tak kalah kesal. "Bisa-bisa kena stroke gue ladenin dia."
"Lo mah enak ya Fi.." Dena melirik Fiona yang fokus pada ponselnya. "Masuk universitas bener-bener ngandelin bakat sama kemampuan bahasa inggris doang. Gak kayak kita kalau mau ikut SNMPTN mesti bagus nilai raportnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Koma [END]
Novela Juvenil"Aku cinta kamu;Kamu cinta dia." Ini kisah tentang sebuah perasaan. Perasaan yang tumbuh di waktu yang terlambat, diantara dua orang yang akan menghadapi perpisahan. Fiona tau ketika ia mulai sadar bahwa perasaan lebihnya ke Aksa sudah benar-benar t...