Sebelas: Say Cheese ~

2.6K 398 7
                                    

Usahakan vote dulu baru baca :)

I hope you like it
------------

Suasana lantai 3 saat istirahat kedua, tak seperti biasanya. Lantai yang dihuni oleh para tingkat teratas di SMA ini, justru terlihat cukup lengang. Hanya beberapa yang berlalu lalang di sepanjang koridor, padahal biasanya akan ada keributan baik dari kejar-kejaran, orang berpacaran hingga para siswi yang bergosip di sepanjang koridor. Semua pintu kelas tertutup rapat, tak terkecuali kelas 12 Mia 3.

"Lemparin baju gue cepet, mau ganti nih."

"Bajunya kok masih bau cat sih?!!"

Sepertinya keriuhan di lorong berpindah ke dalam kelas. Saat ini para murid perempuan kelas 12 Mia 3, sibuk mempersiapkan diri untuk sesi foto buku tahunan selanjutnya. Setelah berfoto formal dengan wali kelas mereka Miss Prapti, kini semuanya bersiap mengambil foto sesuai tema kesepakatan mereka kemarin yaitu Colorfun.

"Ck, Gilda. Cermin gue siniin, gue belum pake bedak sama lipice nih." Wilsa menatap sebal Gilda yang sudah menjarah tempat duduknya. "Lo mah gak perlu cakep-cakep elah."

"Songong banget lu, anjir." Gilda tak memperdulikan protes Wilsa dan masih sibuk menyisir rambutnya. "Fi, menurut lo rambut gue diiket atau digerai?"

"Diiket aja Gil, kalau lo gak usah ribet-ribet." Fiona yang masih sibuk mengepang rambut Kinan, kembali fokus ke pekerjaannya. Bahkan gadis itu belum berdandan sedikitpun.

"Tapi bukannya ntar malah keliatan bulet ya muka gue?" Gilda menggerakan kepalanya, melihat wajahnya dari berbagai sisi. "Apa gue kepang aja kayak Kinan gitu ya?"

Pletak

Kinan memukul kepala Gilda dengan botol parfumnya. "Jangan ngerepotin Fiona lah! Dia aja belum siap-siap. Jangan mikirin diri lo doang!" Omel Kinan, tak memperdulikan fakta bahwa dia lah orang yang sudah membuat Fiona tak jadi berdandan.

"Udah selesai." Gumam Fiona mengambil kaca sedang yang ia pinjam dari Yola, menunjukkan kepangan melintang yang ia buat. Kinan tersenyum gembira. "Thanks Fi, sorry ya ngerepotin.

"Ayo Gil, lo udah kan? Ayo susul Okta sama Nisa, pasti udah pada nyari adik kelas cogan buat foto bareng." Paksa Kinan menarik Gilda yang baru selesai menguncir rambutnya, kedua cewek tersebut langsung meluncur keluar.

"Akhirnya pergi juga." Gumam Wilsa lega, meraih kembali cerminnya dan mulai berdandan.

Kini Fiona yang bingung bagaimana mengepang rambutnya, ia tidak mungkin mengepang dengan sebelah tangan yang memegang cermin. Ia melirik ke sekelilingnya yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing, teman-temannya yang lain masih belum kembali dari ruang ganti meski tak perlu dikhawatirkan karena mereka sudah berdandan duluan.  kecuali Yola yang kini asyik menjadi fotografer dadakan.

"Ayo sini gue bantuin."

Entah darimana munculnya, Aksa langsung meraih cermin tersebut dan menghadapkannya kearah Fiona. Pemuda itu sudah rapi memakai kaos putih yang sudah dicoret-coret abstrak dengan cat yang dipercikkan keatasnya, seragam kelas mereka untuk tema kali ini. Aksa pun tak perlu repot-repot untuk berdandan, ia hanya menyisir rambutnya dan memakai bedak biasa.

"Harusnya lo urusin diri lo sendiri, baru bantuin Kinan." Komentar Aksa memperhatikan Fiona yang fokus membuat kepangan setinggi dahinya. Ia memberikan jepitan di dekatnya, dan memberikannya pada Fiona. "Jadinya lo sendiri kan yang kelabakan."

"Sejak kapan sih lo bawel?" Fiona meraih bedaknya dan mulai menyapukannya secara tipis-tipis. "Berasa di omelin pacar tau gak." Ledeknya menatap Aksa geli.

"Emang harus jadi pacar lo dulu, biar lo boleh gue omelin?" Tanya Aksa balik. Yang justru membuat gerakan Fiona yang ingin memakai lipice nya terhenti. "Kenapa diem?"

"Enggak, aneh aja." Fiona memasukkan peralatannya ke dalam tas makeupnya lalu mencubit pipi Aksa cukup kencang. Hal yang jarang ia lakukan. " Hari ini lo bawel banget."

Titik Koma [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang