Usahakan vote dulu sebelum baca :)
Kalau menurut kalian cerita ini bagus, boleh lah ditambahin ke reading list. *banyakkehendak*
I hope you like it...
--------
"Loh Ji, tumben dateng pagi-pagi."
Oji yang sedang menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya mau tak mau mendongak. Ia bisa melihat Yola yang baru masuk kelas, sembari menenteng goodie bag kecil yang Oji yakini berisi laptop yang akan dipakai untuk presentasi nanti.
"Ngehindarin Rasha ya.."Terka Yola, meletakkan goodie bagnya ke kolong meja. Cowok itu hanya tersenyum masam. "Males, berantem pagi-pagi." Kemudian hening sesaat.
"Percaya gak kalau gue bilang, Rasha tokoh jahat di kisah lo dan bukan Fiona?"
Yola menatap serius Oji yang sesaat terpaku di tempatnya. Oji kemudian mendengus kasar. "Lo tau sendiri Fiona yang selingkuh duluan kan? Gue cuman membalasnya dengan selingkuh biar dia mutusin gue dan gue yang terlihat jahat di mata-"
"Yang gue bicarakan adalah Fiona di mata lo." Potong Yola tegas. "Sebagian besar orang emang taunya lo yang jahat, tapi di mata lo dia yang jahat kan?"
"Pembicaraan ini mengarah kemana sih?" Oji menatap risih Yola yang mengangkat topik yang tak ingin ia bahas. "Apa pentingnya dia jahat atau gak di mata gue Yol."
"Biar lo tau siapa yang seharusnya lo percaya. Lo sama sekali gak nanya ke Fiona siapa cowok di video itu kan?" Melihat Oji yang terdiam, Yola kembali melanjutkan. "Lo yang menyimpulkan, dan mengambil tindakan sendiri."
"Kenapa gak sekalian aja lo kasih tau gue apa yang gue salah liat. Apa gue salah marah, liat pacar gue bilang 'cinta' sama cowok lain. Apa itu salah?" Gumam Oji dingin. "Kalau lo merasa bener karena bela Fiona. Kenapa gak lo kasih tau gue, apa yang gue salah simpulkan."
Yola menggeleng. "Enggak. Lo harus cari tau sendiri."
"Karena percuma apapun yang gue katakan, lo pasti akan tetap percaya Rasha."
********
Aksa diam-diam melirik Fiona yang berbaris disebelahnya. Cewek itu beberapa kali memiringkan badannya agar bisa melihat proses upacara bendera yang merupakan rutinitas setiap hari senin ini. Pikiran Aksa melayang, mengingat perkataan Radi malam itu. Ketika Raka, yang tak tau mendengar atau tidak pembicaraannya.
Flashback On
"Gue rasa lo suka sama Fiona deh..."
Aksa yang sedang meneguk air putihnya langsung tersedak mendengar perkataan tiba-tiba Radi.Sahabatnya sejak kelas 2 SMP itu sedikit terkekeh melihat reaksinya yang sedikit berlebihan. Radi mendudukkan dirinya di kursi kayu yang ada di teras Rizky, dan menatap Aksa penuh ejekan.
"Gue gak suka sama dia lah." Aksa menggeleng pelan, mencoba menormalkan degup jantungnya yang masih terkejut akan pernyataan tadi. "Gue sama dia cuman temen, kayak lo sama gue."
"Seinget gue,lo gak pernah tuh ngajak jalan gue apalagi ditraktir. Dan seinget gue lo juga gak bersikap kayak gitu ke Aira." Radi menyugar rambutnya sesaat. "Berarti Fiona temen 'spesial' kan? Mau sampai kapan sih lo ngelak, kita kenal udah 4 tahun loh."
"Gue serius."Aksa meneguk kembali air putihnya, meredakan tenggorokannya yang gatal karena tersedak tadi. "Gue belain dia karena gue yakin dia gak salah."
"Dan lo bisa mutusin itu darimana?"Balas Radi tak mau kalah. "Lo bahkan gak tau alasan awal mereka putus apa, kenapa Oji pura-pura selingkuh biar di putusin. Kenapa lo segitu yakin dia gak salah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Koma [END]
Teen Fiction"Aku cinta kamu;Kamu cinta dia." Ini kisah tentang sebuah perasaan. Perasaan yang tumbuh di waktu yang terlambat, diantara dua orang yang akan menghadapi perpisahan. Fiona tau ketika ia mulai sadar bahwa perasaan lebihnya ke Aksa sudah benar-benar t...