E M P A T

695 42 12
                                    

B A G I A N - E M P A T

Now playing

Berawal dari tatap - Yura Yunita

"Tatapan itu teduh, bagaikan pohon rindang di tengah taman. Tatapan itu juga tajam, bagaikan mata Elang yang siap berkelana. Dan satu hal yang harus kau tau, tatapan itu berhasil menjatuhkan ku hingga ke dasar"

Pagi ini Keyla kembali kesekolah dengan semangat, ia memegang brosur yang sempat diberikan Bu Dea dua hari yang lalu. Semalam ia sudah minta pendapat dari Ibu, Ayah, serta Raihan untuk lomba ini, dan mereka semua mengizinkan dan mendukung Keyla untuk ikut lomba ini, karena ini juga salah satu passion Keyla.

Anggi, Ica dan Sheryl yang sudah ada dikelas langsung menyambut kedatangan Keyla seperti biasanya. Keyla meletakan tas ranselnya diatas meja lalu duduk di kursinya, Anggi yang tadi masih sibuk dengan ponselnya langsung meletakan ponselnya.

''Lo pada dapet undangan nggak sih?''

Keyla dan yang lainnya menatap Anggi bingung.

''Undangan apaan?'' tanya Ica.

Anggi merogoh kedalam tasnya dan mengeluarkan sebuah kertas undangan dengan dominasi warna biru laut, ''Demas''

Ica menatap Sheryl pun sebaliknya, berbeda dengan Keyla yang justru menatap undangan itu dengan tatapan bingung.

Masa iya Demas nggak ngundang gue, apa dia udah lupa? atau dia nggak tau alamat rumah gue? batin Keyla.

"Dapet kok, Adrian juga diundang. Lo diundang Ca?" tanya Sheryl.

Ica mengangguk, "lo Key?"

Keyla masih diam memandangi undangan dengan warna biru laut dihadapannya saat ini. Perasaannya saat ini campur aduk, apa iya Demas sudah tidak menganggap Keyla lagi?

"Key?"

"Eh, hmm.. anu, itu nggak gue nggak dapet, eh belum kayaknya gue belum liat di kotak pos depan"

Ica menghela nafas dengan gusar, "yaudah lah, ngapain amat dipikirin lagian kalo lo nggak dateng kita bertiga juga nggak bakal dateng, iya kan?" matanya menatap Sheryl dan Anggi satu persatu, yang disusul dengan anggukan oleh keduanya.

"Ya nggak bisa gitu lah, kalian harus tetep dateng ngehargain yang ngundang" ujar Keyla.

"Ngapain amat gue ngehargain orang yang malah nggak menghargai sahabat gue sendiri" balas Ica yang disusul anggukan kembali oleh Anggi.

"Iya tuh, lagian disini tulisannya 'dan partner' yailah gue mana punya doi sih, jadi nggak apa-apa kali kalo gue nggak dateng" Anggi menunjuk ke tulisan yang berada di belakang undangan tersebut dengan tatapan jengkel.

✨✨✨

Lorong kelas sepi, hanya ada Keyla seorang dan bayangannya. Keyla berusaha mengatur hembusan nafasnya, ia gugup. Ditangannya sudah ada kertas brosur serta formulir pendaftaran lomba bulan bahasa yang diberikan Bu Dea dua hari yang lalu. Keyla memang sangat menyukai bacaan sastra, puisi, dan sajak sejak sekolah dasar, tidak hanya itu ia juga salah satu novel addict dan bercita-cita bahwa suatu saat nama dan bukunya juga ikut berjejer dideretan penulis terkenal.

Langkah Keyla terhenti saat ia melihat seorang laki-laki yang tengah mengobrol serius dengan Bu Dea, Keyla mengamati laki-laki itu sebentar lalu pandangannya segera dialihkan ke arah lain saat laki-laki tadi beranjak keluar ruangan.

Crush On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang