Chapt 8

1K 173 23
                                    

AUTHOR POV

"Gimana? Udah siap" Jihoon mendekati Woojin yang akan memakai helmnya.

Woojin hanya membuat simbol ok dengan jarinya dan ia menaiki motornya yang sudah siap bertanding. Namun Woojin tiba-tiba membuka kaca helmnya setelah melihat seseorang yang berdiri di belakang Jihoon. Ia mengenalnya.

Woojin menanyakan kenapa Hyungseob ikut kesini dan Jihoon menjelaskan bahwa Hyungseob datang kesini untuk mendukung lawan mainnya Woojin yaitu Taehyun. Hyungseob mengatakan pada Woojin bahwa Taehyun adalah temannya saat kecil. Padahal sesungguhnya ia bahkan tak pernah mengenalnya ataupun melihatnya.

Sedikit aneh memang menurut Woojin. Namun ia tak ambil pusing dan bersyukur ternyata Hyungseob datang kesini bukan untuknya.

Dalam satu menit kedepan, balapan akan dimulai dan Hyungseob berteriak ke arah Taehyun memberikan semangat. Taehyun yang melihatnya sedikit bingung. Siapa dia? Mungkin hanya fans. Jadi Taehyun membalas dengan senyuman sambil memberikan wink. Woojin yang melihat itu merasa sedikit kesal walaupun ia sendiri tak tau kenapa ia tak suka melihat Hyungseob dengan pria lain.

Bendera dimulainya balapan sudah dikibarkan dan semua penonton tetap di posisinya menunggu siapa yang akan menjadi juara kali ini.

.

Derungan suara motor sudah terdengar. Hyungseob tersenyum karena yang pertama kali ia lihat adalah Woojin.

Woojin memasuki garis finish dan segera membuka helmnya menerima ucapan sorakan dari penonton yang mendukungnya.

Namun di sisi lain, Hyungseob memberanikan diri mendekati Taehyun yang baru sampai pada garis finish dengan wajah sedikit kesal.
Hyungseob memberikan semangat untuk Taehyun dan Taehyun mengucapkan terimakasih. Taehyun menanyakan nama Hyungseob karena baru kali ini ia melihat orang seperti Hyungseob ada di tempat ini. Mereka tertawa bersama.

Woojin sedari tadi sudah memperhatikan keduanya yang sedang asik mengobrol. Padahal dia sedang memenangkan balapan. Tapi entah kenapa perasaannya panas. Ia ingin menyingkirkan Taehyun dari Hyungseob. Woojin tak habis pikir dengan dirinya sendiri mengapa ia begitu namun ia tak bisa lagi melihat Hyungseob yang tertawa bersama pria lain.

Woojin menarik lengan Hyungseob dan membawanya pergi dengan motornya dan langsung melaju cepat menjauh dari arena balapan.

Satu orang yang sejak awal hanya diam memperhatikan Hyungseob dan Woojin akhirnya tersenyum. Rencananya berhasil. Batin Jihoon bahagia.

.

Woojin mengendarai motornya dengan kecepatan yang tinggi. Hyungseob sudah memeluknya daritadi. Kali ini Woojin tak melarangnya. Sampai akhirnya pikiran Woojin melayang entah kemana memikirkan bagaimana bisa Hyungseob tertawa bersama Taehyun yang hanya sebatas teman kecilnya sedangkan pria yang ia sukai yang selalu ia kejar-kejar yang sedang memenangkan pertandingan malah ia tak pedulikan.

Saat itu juga sebuah truk yang berukuran sedang dari arah kanan mereka menabrak Woojin dan Hyungseob. Hyungseob tak melihat ada mobil karena kepala Hyungseob menghadap ke kiri dan memeluk Woojin sambil menutup matanya karena Woojin mengendarainya dengan cepat.

Hyungseob yang langsung terlempar dan lengan kanannya tak sengaja membentur bahu jalan yang keras. Tak lupa dengan kepalanya yang terbentur dan mulai mengucurkan darah dimana-mana. Sedangkan Woojin yang juga terlempar dari motornya mengalir darah dari kepalanya. Keduanya langsung tak sadarkan diri.

Supir truk tersebut juga mengalami benturan pada stir truknya dan tak mengalami luka yang cukup parah seperti Woojin dan Hyungseob. Namun untungnya supir truk yang menabraknya segera menghubungi ambulance dan polisi juga bertanggung jawab atas biaya keduanya dan merasa bersalah karena tak memperhatikan jalan saat mengemudi. Padahal sesungguhnya yang bersalah ada di pihak keduanya juga. Di pihak supir dan juga Woojin.

.

Keduanya dibawa oleh ambulance dan langsung dibawa kedalam ruang gawat darurat. Sedangkan supir truk itu ikut dengan polisi dan dimintai penjelasan tanpa dibawa ke rumah sakit karena lukanya yang tidak terlalu parah.

Pihak kepolisian menemukan dompet Woojin dan hyungseob juga menemukan satu ponsel di jaket milik Woojin dan segera menghubungi keluarganya. Namun polisi hanya menemukan dompet Hyungseob dan tidak dengan ponselnya. Karena memang malam itu Hyungseob tak membawanya.

Orangtua Woojin datang ke rumah sakit bersama dengan Guanlin dengan wajah yang sangat cemas. Orangtua Woojin menunggu seraya berdoa untuk anaknya. Sedangkan Guanlin sibuk menghubungi kedua orangtuanya yang sudah ia hubungi beberapa kali namun tidak terhubung.

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya dokter keluar dari ruangan dan mengajak ketiganya untuk berbicara mengenai Woojin dan Hyungseob di ruangannya.

"Keduanya memang selamat. Namun saat ini masih kritis" Ucap dokter memulai pembicaraan setelah semuanya duduk berhadapan dengannya.

"Apa anak saya ada bagian yang parah? Yang berambut merah tua" Ibu Woojin terlihat sangat panik dan suaminya berusaha menenangkan.

"Ah~ pasien yang berambut merah sebetulnya lebih baik keadaannya dibandingkan dengan yang satunya" Dokter bicara setenang mungkin.

"Bagaimana dengan adik saya? Memang separah apa?" Guanlin penasaran bertanya.

"Saat dia terlempar dari motor, mungkin tangannya terbentur dengan sangat keras pada bahu jalan. Dia mengalami patah tulang pada tangan kanannya. Itu cukup parah. Namun kami akan berusaha semaksimal mungkin"

Guanlin yang mendengarnya ingin menangis dan juga kedua orangtuanya yang sulit dihubungi. Namun saat ini ia tau bahwa ia tak seharusnya menangis. Ia akan malu nantinya jika menangis. Apalagi jika Hyungseob tau. Ibu Woojin memegang tangan Guanlin dan memberinya dukungan bahwa ia yakin Woojin dan Hyungseob akan bertahan. Guanlin hanya mengangguk.

.

Setelah itu, mereka kembali duduk di depan ruangan ICU. Dokter berkata mereka belum di perbolehkan menjenguk pasien. Guanlin tertidur di ujung kursi dekat pintu. Bagaimanapun Guanlin juga hanya seorang murid SMA yang bisa merasakan lelah. Ia sebelumnya berdoa agar Hyungseob bisa secepatnya pulih dan bercanda lagi dengannya. Ia tak mau pulang. Jika pulang, maka ia akan sendirian dirumah. Walaupun ia terkadang terganggu oleh Hyungseob saat dirumah, tapi ia juga akan merasa kesepian jika Hyungseob tak ada. Jadi ia memutuskan tidur rumah sakit.

Kedua orangtua Woojin pun sama. Mereka langsung meminta izin kantornya untuk diberikan cuti karena harus menjaga Woojin. Ibu Woojin tak bisa tidur dan hanya berdoa agar Woojin dengan segera bangun.

..
Apa ini? Gatau gw juga jhahaha.

Jangan lupa vomment yha gais hehew

Karena ini judulnya dead leaves dan juga sekarang main castnya lagi kritis bukan berati end yha,- Masih lumayan panjang perjalannya. Stay tune

Tengkyu💞

DEAD LEAVES [JINSEOB]✔Where stories live. Discover now