Chapt 28

478 102 5
                                    

AUTHOR POV

Pagi sudah datang dan bunda sudah sedari tadi sedang menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Sudah lama ia tak melakukan hal itu.

Semuanya sudah selesai mandi dan sarapan bersama. Tak ada yang berbicara saat makan. Semuanya fokus.

"Guan. Abis makan ikut ayah main golf" kata ayah sambil membersihkan sisa nasi yang masih di mangkoknya dengan sendok.

Guanlin hanya mengangguk. Ia sudah pernah bilang bahwa ia tak berani menentang ayah.

"Kok aku ga diajak?" Tanya Hyungseob.

Ayah menyuruhnya untuk dirumah saja temani bunda sendirian. Hyungseob mengerutkan bibirnya cemberut.

Ayah dan Guanlin sudah menghabiskan makanannya dan ayah langsung berpamitan pada bunda untuk pergi keluar bersama Guanlin.

Guanlin sebenarnya tak ingin ikut. Ia berfikiran buruk bahwa ia yang akan menjadi korban atas apa yang ayah katakan kemarin di telepon yang Guanlin sendiri tak tau siapa.

Bunda sibuk membereskan mangkok yang sudah kosong lalu melihat Hyungseob yang masih cemberut karena tak diajak ayah pergi keluar.

"Kamu gasuka ya disini bareng bunda?" Kata bunda.

"Bukan gituu. Aku kan pengen jalan-jalan juga" rengek Hyungseob.

Bunda tidak menjawabnya dan menyuruh Hyungseob untuk mmbantunya mencuci bekas makan jika sudah selesai makan. Hyungseob dengan cepat menghabiskan makannya dan membantu mencuci di sebelah bunda.

"Kalo kamu diajak ayah, berati kamu yang akan dijodohkan sama anak rekan bisnisnya. Mau?"

Hyungseob mengalihkan pandangannya menatap bunda dan bertanya bahwa berati Guanlin yang akan dijodohkan. Dan bunda mengangguk.

"YESS!!" ucap Hyungseob girang lalu melanjutkan mencuci lagi dengan perasaan bahagia.

Ia lalu terpikirkan tentang Guanlin. Yang berati Guanlin harus pisah dengan Seonho kan. Kasian. Tapi jika Guanlin terus dengan Seonho maka ia yang harus pisah dengan Woojin kan. Hyungseob menggelengkan kepalanya.

"Pacarmu siapa namanya?" Celetuk bunda bertanya.

"Eh?" Hyungseob kaget. Apakah ia harus memberitahu bundanya bahwa pacarnya lelaki. Tapi tak ada jalan lain selain menjawabnya karena bunda menatap Hyungseob seperti menuntut meminta jawaban atas pertanyaannya.

"Woojin bun" katanya pelan.

"Woojin? Kaya pernah denger" bunda memiringkan kepalanya seakan mengingat-ngingat.

"Iyaa. Yang waktu itu dirumah sakit waktu aku kecelakaan"

"Ahhh iyaa. Cowo ya... Gapapa" bunda tersenyum ke arah Hyungseob. Dan Hyungseob membalasnya.

Setelah itu bunda sibuk menanyakan berbagai hal tentang Woojin. Dan Hyungseob menyadari bahwa ia belum menghubungi Woojin sampai sekarang.

.

"Kamu tau kan alasan ayah bawa kamu pergi keluar?" ayah bertanya tanpa melihat ke arah Guanlin disebelahnya.

"Iya yah"

"Tenang aja. Kamu gabakal langsung nikah kok. Setelah lulus sekolah, kamu harus tunangan sama dia."

"Tapi kan aku punya pacar yah si Seoul" Guanlin mencoba membela.

"Pacar kamu itu memangnya bisa bantu apa untuk perusahaan. Anak rekan bisnis ayah sudah jelas bisa membantu kerjasama perusahaan"

"Ayahnya Seonho juga punya perusahaan bisnis" bela-nya lagi.

DEAD LEAVES [JINSEOB]✔Where stories live. Discover now