Chapt 7

978 181 33
                                    

AUTHOR POV

Setelah bel tanda pulang sekolah berbunyi, Hyungseob dengan cepat mendatangi parkiran tempat sepeda Woojin terparkir dan meninggalkan Daehwi di kelas. Lagi.

Pokonya kali ini gue harus pulang bareng Ujin. Dalam hati Hyungseob.

Orang yang ditunggu sedari tadi akhirnya datang dan menyuruh Hyungseob turun dari sepedahnya. Namun Hyungseob tau jika ia turun maka Woojin akan meninggalkannya. Lagi.

"Turun"

"Gak" Tiru Hyungseob dengan nada khas Woojin.

Hyungseob pikir dengan begitu Woojin akan memboncengnya dan pulang bersama. Tapi ternyata Woojin malah pergi dari area parkir dengan berjalan kaki dan meninggalkan Hyungseob yang melongo duduk di atas sepedahnya Woojin.

Hyungseob sudah tak habis pikir lagi dengan Woojin. Sebenci itukah?. Hyungseob membawa sepedah Woojin dan mengejarnya namun ternyata Hyungseob tidak tau jika ia tak bisa mengendarai sepedah,-. Dan akhirnya Hyungseob mendorong sepedahnya sampai mencegat Woojin yang sedang berjalan.

"Yauda nih nih ah. Kalo gamau ya udah. Tapi kan gue pacar lo. Masa gaboleh di bonceng sih. Ujin ih sekaliiii aja. Iya?" Rengek Hyungseob

"Stop. Gue udah tau jawabannya. Yauda iya gue naik mobil. Ntar sampe rumah gue bakal hukum lo. Awas lo" Potong Hyungseob lagi sebelum Woojin menjawab padahal Woojin memang tidak akan menjawab apapun.

Dengan begitu, Woojin pergi dengan sepedahnya menjauh dari Hyungseob. Hyungseob benar-benar sudah merasa gila karenanya. Namun justru ini malah membuat semangat Hyungseob menggebu-gebu untuk membuat Woojin meliriknya.

.

"Apa kata dia?" Guanlin tiba-tiba menanyakan setelah Hyungseob selesai berganti baju dan bergabung menonton tv dengannya.

"Apanya?" Jawab Hyungseob sambil terus menonton dan memakan kue yang tadinya di meja.

"Hadiah gue. Udah lo kasiin kan?"

"Oh"

"Oh apa?"

"Gue lupa. Masih dalem tas gue. Males gue ketemu dia. Lagian emang jarang ketemu."

Guanlin tidak menjawab apapun dan langsung mengunci kepala adiknya dengan lengannya. Hyungseob yang merasa kesakitan hanya teriak-teriak tidak jelas.

"Lu kalo kaga mau mending bilang dari awal peaa"

Guanlin memasukkan kue yang tadinya sedang dimakan santai oleh Hyungseob ke dalam mulutnya dengan paksa.

Kringggg...kringggg...kringggg...

Hyungseob sangat berterimakasih pada seseorang yang menelepon itu karenanya Guanlin berhenti menyerangnya.

Mereka berdua saling menyuruh satu sama lain untuk mengangkat telepon namun pada akhirnya Guanlin lah yang harus mengangkatnya karena kalah bermain kertas gunting batu.

Hyungseob melanjutkan acara makan sambil menonton tv tadi namun Guanlin memanggilnya dan mengatakan bahwa orang yang menelepon ingin bicara padanya.

Hyungseob bertanya siapa? Namun Guanlin hanya mengatakan bahwa Hyungseob harus mendengarnya sendiri. Hyungseob pun menghampirinya dan mendekatkan telepon dengan telinganya.

"Hallo" Sapa Hyungseob

"Hai. Seobie~a gue kangen banget sama lo"

Hyungseob diam beberapa saat menerka suara siapa orang yang sedang meneleponnya ini. Setelah Hyungseob menyadari suara siapa, ia dengan semangatnya membalas.

DEAD LEAVES [JINSEOB]✔Where stories live. Discover now