AUTHOR POV
Woojin memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku setelah cukup ber-chat di grupnya dan tak sengaja menggeser kakinya sehingga Hyungseob terbangun dari tidurnya.
Hyungseob meluruskan otot-otot badannya yang kaku setelah tidur dalam posisi tak baik.
"Dah bangun kan. Yuk pulang" Woojin berdiri sambil menggenggam tangan Hyungseob.
Tak lupa, Woojin membayar dulu makanannya dan langsung berjalan ke tempat mobil terparkir.
.
Di dalam mobil, hening. Hyungseob masih mengumpulkan nyawanya sambil berkedip-kedip. Selang beberapa detik, ia mulai berbicara.
"Gamau pulanggggg" Rengeknya sambil menggantung di lengan Woojin yang sedang memegang setir bersiap untuk pulang.
"Terus mau kemana?" Tanyanya pasrah
"Kemana kek. Besok kan masih libur tanggal merah" Padahal Hyungseob jarang melihat kalender. Tapi ia tau kapan saja tanggal merah.
"Yaudah"
Woojin membawa mobilnya entah kemana. Hyungseob pun tak tau ia akan dibawa kemana dan menurut saja mengikuti Woojin.
Diluar dugaan Hyungseob, Woojin membawanya ke rumah pohon tempat mereka resmi berpacaran. Ia pikir akan dibawa ke bukit untuk melihat bintang atau apa pun itu yang punya suasana romantis. Apa romantisnya dengan rumah pohon tengah hutan. Yang ada mengerikan.
"Kok kesini sih. Kan gelap disini. Atau..... Lo mau...." Hyungseob berbicara sambil mengangkat alisnya berulang kali dengan senyum anehnya yang ia perlihatkan.
"Apaan si. Pikiran lo tuh" Woojin menggenggam tangan Hyungseob lagi menuju rumah pohon sambil berjalan.
Hyungseob ingat. Saat itu, ia ketakutan dan tak mau ikut. Woojin juga saat itu menggenggamnya namun anehnya saat esoknya ia bahkan tak mau di sentuh. Hyungseob menyukai Woojin yang dulu maupun sekarang. Walaupun sebenarnya ia lebih menyukai Woojin yang sekarang karena lebih sering menggenggam tangannya, memberi perhatian apapun itu.
Sampai di rumah pohon, bukannya masuk kedalam. Woojin menyuruh Hyungseob untuk menaiki tangga lagi yang ada dibelakang rumah pohon ini.
"Kok naik lagi sih. Mau kemana? Mau ke langit?" Pertanyaan bodoh.
Woojin tak menjawab dan memaksa menyuruh Hyungseob untuk menaiki tangganya. Hyungseob pun menurutinya dan setelah sampai di atas, tempat itu bukan seperti rumah pohon yang berada di bawah. Di atas sini, hanya sepetak ruangan tanpa atap seperti balkon dikelilingi pagar kayu dan ada plastik besar yang menutupi sesuatu yang mungkin sofa juga sebuah kotak yang cukup besar disampinya.
"Wooow" Hyungseob memasang ekspresi takjubnya saat ia berhasil menaiki tempat itu. Ia bisa melihat langit dengan leluasa penuh bintang yang berkedip seakan bermain mata dengannya.
Woojin yang sudah terbiasa hanya melihat bintang-bintang itu sambil membuka plastik besar itu dan ternuata benar itu sofa. Ia duduk di sofa nya dan mulai membuka kotak disampingnya yang isinya ada selimut dan bantal kecil. Kotak itu untuk menjaga selimut dan bantal jika sedang hujan agar tak kehujanan. Begitupula dengan plastiknya. Untungnya sekarang tidak hujan.
Woojin meletakkan bantalnya dan ia mengubah posisinya menjadi berbaring. Hyungseob melihatnya dan mem-pout-kan bibirnya.
"Trus gue tiduran dimana dong?" Marahnya
Woojin menepuk tempat di sebelahnya yang dekat dengan punggung sofa yang masih ada ruang untuk Hyungseob. Memang benar sofanya cukup besar dan cukup untuk dua orang kurus. Ia memilih posisinya di pinggir agar Hyungseob tak terjatuh dan ia bisa menjaganya.
YOU ARE READING
DEAD LEAVES [JINSEOB]✔
Fanfic[Private beberapa chapter^^] Iya? - ahs Gak. - pwj *WARN* boyxboy kalo gasuka ya "naga juseyo" Bahasa campuran Start June 09, 2017 End October 22, 2017