19

1.9K 66 6
                                    

Sampai malam hari Vena dan Alex memikirkan, siapa anak penerus keluarga Anggara, sehingga sampai di utamakan kakek.

Saat makan malam bersama Vena dan Alex melamun memikirkan itu terus.

"Apa kakek di depan?" Kaget Aldio.

Aldio dan yang lain bergegas keluar dan menemukan pak Suryo di ruang tamu.

"Kakek kesini?" Ucap Alex.

"Iya seperti yang kau lihat." Ucap pak Suryo dengan kegagahannya.

"Untuk apa kakek kesini? Bukankah kakek tak menganggapku lagi. Kakek menghapus diriku dari hak waris. Jadi jangan memohon kepadaku untuk mengurus perusahaan saat ini. Suruh saja pewaris kakek" ucap Aldio dengan raut wajah marah.

"Jangan lupa Aldio kau akan dapat 10% dari hartaku. Jika kau tak mau berikan ke Alex dan Dio saja." Ucap pak Suryo

"Aku cucu kakek mengapa hanya 10% sedangkan orang tak dikenal disana mendapat 70%. Itu tak adil Kek" ucap Aldio marah.

"Tutup mulutmu Aldio, dia bukan orang lain. Dia keturunanku, dialah yang pantas mendapatkan semuanya. Jika kau tak memberikan pada anak tirimu mungkin kakek mempertimbangkan semuanya. Istrimu tak melahirkan anakmu, jadi jangan harap kakek memberi untukmu." Marah pak Suryo.

"Kakek, apakah anak itu adalah Arsenio?" Vena angkat bicara.

"Darimana kau tau?" Tanya pak Suryo kaget.

"Dari anakku, katanya loker terbagus di pakai anak itu. Tapi apakah kakek yakin dengan anak sekecil itu" jawab Vena.

"Iya kakek yakin, karena dia darah keturunanku. Dia adalah Arsenio Azka Anggara. Jika dari kalian berani menyentuh dirinya siap-siap saja keluar dari keluarga Anggara." Ucap pak Suryo menakutkan.

"Apakah kakek menikah lagi dan menghasilkan anak itu?" Lancang Aldio.

"Lancang kau mengatakan itu Al. DIA BUKAN ANAKKU, DIA PUTRAMU, PUTRA SATU-SATUNYA." Marah pak Suryo mengangkat krah baju Al.

"Bodyguard, panggil Arsen kesini" ucap pak Suryo yang sudah membawa Arsen ke rumah besar.

"Kau berlaku keterlaluan dengan Kayla, kau menelantarkan mereka selama 4 tahun, kau menghina Key, kau mengusir Key dengan tak terhormat. Dia hamil keturunanmu, anakmu satu-satunya." Ucapan pak Suryo menohok Aldio.

Tak di sangka Arsen ada di sana dan mendengar semuanya.

"Kakek besar" ucap Arsen. Dia menghampiri pak Suryo.

"Kau  menghina mom ku?" Tanya Arsen di depan Aldio.

Aldio melihat dirinya ada pada Arsen.

"Kau membuat mom menangis tiap malam, kita selalu menunggumu, aku di dipermalukan di kelasku karena tak ada dirimu, dan asal kau tahu, kau ayah terburuk yang pernah ada. Momku mengatakan kau akan kembali tapi aku lihat sekarang kau ternyata telah mengusirku dan mom. Kau laki-laki jahat" marah Arsen memukul Aldio berulang kali.

Aldio mencengkeram bahu anaknya.

"Aku tak menginginkanmu hadir di hidupku, bahkan aku jijik menghamili ibumu. Ibumu adalah keturunan seorang pelacur. Jangan pernah hadir di hadapanku, kau mengerti? Kau memang anak kecil tapi mulutmu sudah seperti ular. Ingat, aku bukan ayahmu." Ucap Al membuat Arsen menatap Al penuh kebencian.

"Aku juga tak menginginkan ayah sepertimu, karena kau laki-laki hina" ucap Arsen menggebu-gebu.

Plak....

Seketika Al menampar Arsen dan Arsen terjatuh dengan bibir berdarah.

"Arsen" kaget Key yang baru datang melihat anaknya terjatuh.

Key membangunkan anaknya dan memeluknya dengan erat.

"Beraninya kau menampar cicitku" giliran pak Suryo marah kepada Aldio.

Pak Suryo langsung memukul Aldio bertubi-tubi.

"Ingat Arsen anakmu, jika kau sakiti dia kau akan berurusan denganku." Marah pak Suryo.

"Pasti kau yang menghasut kakekku" tuduh Aldio menunjuk Key.

Key dengan marah bangun dan menghadap Aldio.

"Kau memang keterlaluan, jika kau tak suka dengan Arsen kau bisa jauhi dia, kenapa kau menamparnya. Dia anak kecil, ingat tuan Aldio yang terhormat aku bisa lakukan apa saja jika kau menyakiti anakku. Bahkan menyakiti orang di sekitarmu, termasuk putramu dan Sofi, ingat itu" ucap Key marah.

"Mana mungkin wanita selemah dirimu bisa melakukan itu, aku yang bisa menyakiti orang di dekatmu bukan kau wanita licik." Ucap Al yang menarik Key menuju Dava.

Dava sedang di balkon kamarnya.

"Jangan sakiti momku" teriak Arsen yang di acuhkan Al.

Arsen berlari dan melihat tangga, dia mungkin lama jika naik tangga sebanyak itu, sedangkan ibunya sudah di tarik Ayahnya.

"Tante bisa menggendongku naik kesana?" Ucap Arsen menarik baju Vena.

"Tentu anak tampan" ucap Vena senang hati menggendong Arsen.

Vena menggendong Arsen sampai ke atas, dia sangat senang menggendong anak dari sahabatnya.

Sesampainya di atas, Arsen di turunkan dan berlari sedangkan Vena ngos-ngosan karena capek.

"Mau aku gendong sayang" ucap Alex  melihat istrinya kecapekan.

"Tidak perlu, antar saja aku ke Key" ucap Vena.

Key di hadapkan ke Dava.

"Lihat dia lebih sempurna di banding anakmu, kau tak mungkin berani menyakitinya." Ledek Al.

"Kau salah" ucap Key mendekati  Dava.

Seketika Key mencubit Dava, dan Dava mulai kesakitan.

"Lihat itu baru cubitanku" ucap Key yang sebenarnya tak tega menyakiti Dava.

"Berani- beraninya  kau." Ucap Al marah.

Al mencekik Key dan mendorong ke pinggiran balkon.

"Jangan sakiti momku, lepas" teriak Arsen.

"Kau menyakiti putraku, rasakan ini" ucap Al mendorong Key, Key terjatuh dari lantai dua.

"Key" semua orang yang melihat langsung menjerit.

"Kau berniat membunuh momku, kalau momku sampai kenapa-kenapa. Ingat, aku akan menghancurkanmu" teriak Arsen menggebu-gebu.

Arsen lalu berlari dan menangis melihat ibunya jatuh dari lantai dua.

Setelah sampai Key merasa kesakitan dan pingsan.

"Mom bangun, jangan tinggalkan Arsen sendiri" Arsen nangis di hadapan ibunya.

"Cepat bawa Key ke rumah sakit" teriak pak Suryo.

Semua orang lalu ikut ke rumah sakit. Arsen terus menangis memeluk ibunya yang mengeluarkan banyak darah.

"Arsen janji mom, akan hancurkan dia" suara hati Arsen.

Dokter pada akhirnya keluar dari ruang rawat Key.

"Bagaimana Key dok?" Tanya Vena panik.

"Kita sudah berusaha keras menangani ny. Kayla, tetapi sekarang ny. Kayla masih koma." Ucap Dokter.

"Momku" lirih Arsen menangis.

Vena memeluk Arsen, Arsen menangis di pelukan Vena.

Arsen lalu di bawa Vena untuk melihat ibunya.

Arsen tambah menangis, dirinya tidak bisa membuat ibunya membuka mata.

Bagai Senja di Hidup KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang