Chapter 7 -Snape mencoba menjadi baik-

1.1K 99 11
                                    

Severus POV

Melihat (Y/N) menangis seperti itu membuat hatiku makin sakit dan sedih.., beraninya seseorang melakukan hal yang kurang ajar kepada (Y/N). Aku pun terus berjalan untuk mencari si Draco, saat ketemu, muka dia biasa-biasa saja mungkin dia rasa bahwa ini hal normal. "Draco!" aku memanggilnya dari jauh. Draco langsung terlihat takut, dan mau kabur "Mau kemana kamu?, kemari!" Suruh ku, "Aku baru saja melihat Mrs(Y/N) berlari sambil menangis, memang apa yang kamu lakukan kepada Mrs.(Y/N)?" tanya ku yang masih bisa menahan amarah. "Bukan urusanmu Snape, memangnya kamu siapa dia?, tak usah ikut campur" jawab Draco sebal. "Siapa? Huh.., aku proffesornya, saat ini kami dalam program asisten guru, Mrs.(Y/N) adalah tanggung jawabku, apapun yang terjadi padanya semua tanggung jawabku" jawab ku dengan rasional.., tapi kurasa bocah ingusan sepertinya mana mengerti. "Huh? seorang Snape peduli.., tak kupercaya, aku akan bilang ke ayahku tentang ini" jawab Draco dengan kebiasaan mengadunya. "Jadilah dewasa Draco, inget umur.., sudah besar masih saja mainnya ngadu ke ayah. Hadapi masalahmu sendiri. Tapi yang pasti, kalau kamu melakukan hal yang sama seperti tadi lagi.., kamu tidak akan ku maafkan, Ini peringatan terakhir untukmu. Camkan itu baik-baik". Ujarku dengan nada sinis.., Draco langsung pergi sambil meludahiku. Aku tak peduli dia mengadu ke ayahnya atau tidak. Ini masalah hati, tak peduli apa yang di katakan orang, aku akan menerima, menyayangi, melindungi (Y/N), Semampu dan sebisaku.

You POV

Aku menangis kejar sekali, sendirian di atas sana..., "AKHZZZ BERANINYA DIA!! PADAHAL KITA SAHABATAN DARI DULU AKHZZZ!!! KALAU SUKA... AKHZZZ, KENAPA TIDAK BILANG DAN... LANGSUNG BERBUAT SEPERTI ITU!!!" Aku berteriak sekencang yang aku bisa. Marah, sedih, kecewa itu lah yang ku rasakan..., Yaa aku marah karena bisa-bisanya dia menciumku tiba-tiba dan lagi harus berpapasan dengan Proffesor Snape. itu memalukan. "Perasaan itu bukan sesuatu yang bisa kau mainkan seenaknya DRACO!!". gumamku sendiri, setelah itu aku hanya menangis dan merenugkan kembali kejadian tadi.

#####

Saat ku lihat jam ternyata sudah jam 4, aku buru-buru kembali rumah snape, sesampainya di sana ternyata Snape ada di depan pintu menunggu ku "Lama sekali." ucap snape, aku hanya menundukan kapalaku, karena aku tak mau dia mengetahuinya..., "Masuklah...". Snape tiba-tiba manarik tangan kanan ku, lalu dia tiba-tiba memelukku. "Sshhh.., menangislah, aku ada di sini untuk mu" Ucapnya sambil mengusap-usap pundak-ku. Yaa seorang Snape mencoba menenangkan seorang gadis.., benar-benar pengalaman hampir tidak pernah kurasakan, ku kira dia hanya bisa marah-marah, menyuruh saja kerjaanya. Tanpa sadar, aku menangis dalam pelukannya, air mata ini terus menerus turun..., aku tidak tahu bagaimana cara memberhentikannya. "Heii.., sudah, sudah.., Draco memang anak brengsek" ujar Snape. Ternyata dia sudah tau tentang masalah aku dan Draco. "Akhzz ini benar-beanr memalukan, aku sudah tidak punya harga diri lagi" teriak ku dalah hati. Snape berusaha membuat ku senang juga ternyata, tapi itu tidak mempan, yang dia dapat hanya tangisanku lagi."Mau di bicarakan?" tanya Snape. Aku pun menggelengkan kepala. "Apa kamu mau ku Oblivite?" tanya Snape lagi. "Idiot" jawab ku sambil terseduh-seduh. Aku pun mengontrol tangisanku dan berbicara "Ini memalukan" ujarku kepada Snape. "Hanya ada kita berdua di sini, apa yang membuatmu malu" jawabnya denagn santai. "Dasar kelewar" jawab ku dengan sedikit ketawa.., sepertinya dia berhasil menghiburku. Dia pun tersenyum kecil..., tapi manis, berbeda sekali dari yang ku lihat biasanya. Tapi tetap saja.., aku tak bisa menahan kembali tangisan ku, tapi jujur.., hati ku menjadi tenang berada di pelukannya

Severus POV

Usaha membuat (Y/N) Senang semuanya gagal, tapi yang pasti aku sudah berada di sisinya saat (Y/N) bersedih.., dia membutuhkan bahu yang mau menampung semua tangisannya.., dan di sinilah aku memeluk sambil mengusap-usap punggungnya, mencoba menenangkan dan merasakan perasaan tersakiti (Y/N). "(Y/N).., Sudah puas menangisnya?" tanyaku dengan lembut. Ternyata (Y/N) tertidur di pundakku, muka dia jadi imut setelah menagis, berubah menjadi merah seperti itu, gemes rasanya. Aku pun mengangkatnya memindahkan dia ke kamarnya lalu mengambil serbet basah untuk membersihkan muka (Y/N) agar saat bangun dia tidak terlihat tambah kacau. Setelah itu aku pun mengeluarkan tongkat ku. Aku harus membuat dia lupa akan semua ini, bahaya kalau sampai dia tahu. Aku pun mengarahkan ke kepalanya "Obli..." Entah kenapa aku tidak bisa memanggil mantra itu, rasanya tidak tega tapi ingin juga. "Apa yang harus ku lakukan?" tanyaku kepada diri sendiri yang masih mengarahkan tongkat sihirku untuk memanggil mantra lupa ingatan kepada (Y/N).

NEXT

My Recentful TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang