Pria itu bilang dia punya banyak waktu dan dia bahkan akan menunggu Livvy. Dia juga menambahkan bagian tentang memperhatikan gadis itu selama dia makan. Semua ucapan pria itu membuat Livvy tampak salah tingkah, apalagi ia juga harus menahan godaan-godaan dari teman-teman kerjanya. Entah bagaimana, Ivanka yang selalu rajin mengikuti berbagai gosip di mana pun dia berada berhasil mencuri dengar percakapan Livvy dan Xander. Walaupun tidak berhasil mendengar keseluruhan percakapan mereka, tampaknya Ivanka sudah menarik kesimpulan sendiri dan Livvy tak punya energi untuk mendebatnya saat ini. Dan jadilah Livvy sebagai bulan-bulanan mereka.
Niatnya untuk bersembunyi sedapat mungkin di dapur musnah sudah karena ia tidak tahan dengan godaan-godaan, bisikan-bisikan dan juga lirikan-lirikan yang dengan sengaja ditunjukkan mereka untuk sekedar mengganggunya. Tapi berada di luar juga membuatnya sangat tidak nyaman, karena ia merasa sepasang mata emas itu terus mengikutinya. Sempat ia mencuri pandang sekali ke arah pria itu untuk memastikan apakah Xander benar-benar serius dengan ucapannya atau tidak. Dan saat itu juga matanya langsung bersiborok dengan tatapan geli Xander dan Livvy langsung membuang mukanya yang merah padam. Sialan! Tidak bisakah ia mendapatkan ketenangan di tempat kerjanya sendiri?
Livvy baru bisa bernapas sedikit lega ketika pada akhirnya Xander bangkit dari kursinya dan berjalan keluar. Ia tidak tahu apakah pria itu memang berjalan keluar dari kafe tersebut atau malah benar-benar menunggunya di lounge. Yang pasti ia merasa lega sudah terlepas dari pengamatan pria itu untuk saat ini. Masalah lainnya akan ia pikirkan nanti.
Ivanka mendekatinya saat Livvy sedang mengambil istirahat singkat di dapur. Gadis ceria itu mencolek bahunya. Livvy menoleh untuk menatapnya sejenak.
Ledekan yang tadi sudah Ivanka siapkan menguap begitu melihat wajah temannya yang kelelahan.
"Kau baik-baik saja?" tanya Ivanka sedikit khawatir.
Livvy tersenyum lemah untuk membalasnya. "Hanya kecapekan. Istirahat sebentar juga sudah segar kembali."
"Kau bekerja terlalu keras," Ivanka sudah sering mengatakannya, hal yang sama juga sering diucapkan oleh teman-teman se-apartemennya, tapi Livvy hanya bisa menanggapi perhatian mereka dengan seulas senyum menenangkan dan kata-kata klise yang tidak banyak menjelaskan.
"Aku baik-baik saja."
Ivanka masih menatapnya sejenak sebelum akhirnya mengangguk puas. "Baiklah, kalau kau bilang begitu. Dan ngomong-ngomong, kau sudah beberapa bulan ini tinggal di Sydney. Tidak bisa dipercaya kalau kita tidak pernah keluar bersama. Nah, bagaimana kalau kapan-kapan kita pergi jalan-jalan, hmm... menikmati kota Sydney, berbelanja, hal-hal semacam itu." Suara Ivanka yang penuh keceriaan segera menulari Livvy saat gadis itu memaparkan segudang rencana untuk mereka berdua.
Livvy mengangguk dengan bersemangat, "Kedengarannya menyenangkan."
Ivanka masih sempat mengedip nakal saat dia melanjutkan kata-katanya, "Tentu saja, itu bila kau tidak sedang sibuk berkencan dengan Mr. Clayton yang luar biasa tampan itu. Ya Tuhan, hanya memandangnya dari jauh saja, darahku sudah menggelegak. Dibandingkan dengannya, Maurice sih tidak ada apa-apanya. Tampan, berkarisma, dan bila dilihat dari penampilannya, sudah pasti orang kaya. Kurang apa lagi?"
"Bawel," tandas Livvy.
Ivanka tidak mempedulikan kata-kata temannya dan terus menyerocos sendiri, "Kau tahu, bila aku jadi kau. Aku akan membuat si Mr. Clayton itu jatuh cinta mati-matian padaku hingga bersedia menikahiku. Dengan begitu, aku akan hidup dalam kemewahan setiap harinya tanpa perlu memusingkan anggaran bulananku."
"Ya, kalau begitu kau boleh mencoba keberuntunganmu, kupersilakan kau untuk menggodanya," jawab Livvy seenaknya.
Ivanka berdecak kesal. "Kau pikir aku tidak mau? Tapi jelas-jelas pria itu tertarik padamu. Aku mengamatinya hampir sepanjang waktu dan dia benar-benar tidak bisa melepaskan pandangannya darimu. Berhubung aku sangat menyukaimu, kuputuskan untuk tidak bersaing denganmu."
Mau tak mau Livvy tertawa keras mendengar lelucon konyol temannya itu.
"Hei.. kurasa kau harus menjeratnya ke dalam pernikahan. Dengan begitu, kau tidak perlu susah-susah lagi memeras keringat untuk menghasilkan uang. Pria itu bisa menyediakan segala yang kau butuhkan."
_____________________________________________________________________
=CZ=
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Mine (forever#1)
RomanceCerita ini sudah pernah diterbitkan beberapa tahun lalu dan ini adalah draft awalnya. Kisah tentang Livvy - gadis asal Indonesia dengan Xander - pengusaha kaya Amerika dan perjuangan mereka meraih cinta. =CherryZhang=