Livvy berjalan lalu-lalang di antara meja-meja yang dipenuhi dengan suara percakapan ringan saat ia mengantarkan minuman untuk sepasang kekasih yang sedang duduk di teras luar yang menghadap ke arah dermaga.
Malam itu indah, langit Sydney bertabur bintang-bintang dan angin malam yang sejuk terasa sangat menyegarkan, sehingga teras café tersebut dipenuhi oleh orang-orang dari segala kalangan. Sambil tersenyum ramah, ia menyerahkan pesanan mereka dan berlalu pergi untuk melayani pengunjung lainnya.
Café Sydney, tempat Livvy menjadi pelayan selama lima bulan ini – memang tidak pernah sepi pengunjung. Bagaimana tidak? Tempat itu berlokasi di bubungan atap Customs House dengan pemandangan dermaga yang luar biasa indahnya, memiliki menu makanan yang lezat, lengkap dengan lounge yang nyaman, ruangan untuk private dining dan juga terrace yang tampak menakjubkan di waktu malam, lalu kombinasikan semua itu dengan desain interior yang kontemporer.
Dan tidak boleh lupa ditambahkan bahwa nuansa kafe yang remang-remang itu telah menciptakan suasana yang intim, memberi nilai tambah bagi tempat tersebut serta menjadikannya sebagai tempat favorit makan malam yang romantis bagi para pasangan dari segala usia dan kalangan.
Di hari kerja, tempat ini juga sering didatangani oleh para pekerja kantoran yang ingin sekedar menikmati makan siang yang lezat. Dan khusus untuk hari Minggu, kafe ini bahkan mendatangkan penyanyi untuk menghibur pengunjungnya. Pantas saja tempat ini tidak pernah sepi, pikir Livvy dalam hati. Maka sungguh suatu berkah bagi Livvy bisa diterima untuk bekerja di sini.
Gadis muda itu kembali membawa senampan makanan di kedua tangannya. Dengan kemeja putih bersih dan celemek panjang putih yang terikat di pinggangnya, ia melenggok dengan penuh percaya diri melewati meja demi meja untuk melayani pengunjung-pengunjung kafe. Aktivitas yang sudah dilakoni Livvy semenjak ia menginjakkan kakinya di Sydney. Dan Livvy menjalani semuanya dengan hati yang dipenuhi rasa syukur.
Begitu serius dengan pekerjaannya, gadis cantik itu bahkan tidak mempedulikan lirikan-lirikan kagum dari sekitarnya. Tujuan kedatangan Livvy ke Australia hanya satu, ia ingin menghasilkan uang yang sebanyak-banyaknya. Makin banyak yang bisa didapatnya, maka makin bagus bagi gadis itu. Itulah prinsip yang terus berusaha dipegang kukuh olehnya bahkan sampai saat ini.
Livinna, satu dari sekian ribu pekerja asing di Australia – adalah seorang warga Negara Indonesia yang juga mencoba mengadu nasib di negara kangguru tersebut. Gadis itu bukan lulusan dari universitas ternama, mengecap pendidikan hanya sampai sekolah menengah atas namun berkat pengalaman kerja yang ditimbanya dari sebuah resort terkenal di Lagoi, Kepulauan Riau, ia akhirnya mendapat kesempatan untuk bekerja di Australia. Mantan atasannya di tempat kerjanya yang lama mengetahui situasi yang dialami Livvy dan merekomendasikan dirinya pada temannya yang kebetulan merupakan salah satu manajer di Café Sydney.
Gayung bersambut, Livvy pun diterima, dengan bantuan berbagai pihak, ia akhirnya mendapatkan kontrak kerja di Australia selama dua belas bulan. Sebelum berangkat ke Sydney, Livvy sudah bersumpah bahwa ia akan memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya. Ia akan bekerja sebaik mungkin agar tidak mengecewakan orang-orang yang telah berbaik hati membantunya, tetapi terutama pada orang-orang yang mengharapkan penghasilan yang akan diperolehnya nanti.
Bulan pertama memang terasa sangat berat bagi Livvy tapi untung saja ia tidak menyerah. Memasuki bulan kedua, ia bertemu dengan seorang pelajar dari Indonesia yang juga sedang mencari teman sekamar untuk meringankan beban sewa yang harus dia tanggung bersama teman-temannya. Livvy menyambut senang tawaran itu.
Ia pindah ke apartemen berkamar dua di daerah Harbour Garden Tower yang prestisius tapi dengan harga sewa yang tergolong murah, karena apartemen itu ditinggali oleh empat orang gadis. Joanne – teman sekamarnya -, Sherley dan juga Tika adalah mahasiswi-mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan di Sydney, dan Livvy sungguh beruntung bertemu dengan mereka. Sherley bahkan membantunya mencari lowongan kerja sebagai kasir di salah satu supermarket di daerah tersebut, sehingga Livvy bisa bekerja paruh waktu di tempat itu sebelum berangkat ke Café Sydney sore harinya.
________________________________________
Ditunggu kesan2nya :)
=CZ=

KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Mine (forever#1)
RomanceCerita ini sudah pernah diterbitkan beberapa tahun lalu dan ini adalah draft awalnya. Kisah tentang Livvy - gadis asal Indonesia dengan Xander - pengusaha kaya Amerika dan perjuangan mereka meraih cinta. =CherryZhang=