Begitu Livvy melangkahkan kakinya keluar dari gedung dengan Ivanka yang masih terus menyerocos di sampingnya, mereka dikagetkan oleh seseorang yang berdiri di sebelah pintu keluar. Ivanka langsung terkikik dan tanpa banyak basa-basi meninggalkan Livvy seorang diri. Ivanka memang tidak searah dengannya, tapi tidak seharusnya dia meninggalkan Livvy sendirian, di tempat ini, di saat dia tahu Livvy membutuhkannya. Gadis itu sudah berpikir untuk mengejar temannya ketika Xander menarik tangannya dan membawanya ke arah berlawanan.
Rasa panik menyergap Livvy, dengan segera ia mengibas-ngibaskan lengannya dalam usahanya untuk melepaskan diri, "Apa-apaan ini? Kau pikir apa yang sedang kau lakukan?" jerit Livvy sambil terus berusaha melepaskan cengkeraman pria itu dengan jari-jarinya.
Xander berbalik tapi tidak juga melepaskannya, dengan ringan dia malah menjawab, "Bukankah aku sudah bilang aku akan menunggumu?"
Ya, memang. Tapi masalahnya, "Aku tidak mau ditunggu olehmu. Aku tidak akan pergi ke mana-mana denganmu. Sekarang lepaskan aku."
Tapi apa pun yang dijeritkan oleh Livvy tidak membuat Xander mengubah pikirannya, cengkeraman di lengannya sama sekali tidak mengendor. Ketika akhirnya mereka sampai di samping mobilnya, sebelah tangan Xander yang bebas terulur untuk membuka pintu penumpang dan mendorong pelan tubuh Livvy ke dalam. Tidak punya pilihan, Livvy pun menuruti keinginan pria itu. Apa saja agar cengkeraman pria itu terlepas dari lengannya. Setelah duduk di dalam mobil dan terlepas dari sentuhan pria itu, Livvy menggosok-gosok lengannya dengan cepat.
Xander yang saat itu sudah duduk di dalam mobil dan sedang memasang sabuk pengaman memandang Livvy dengan alis terangkat. "Apa aku menyakitimu?" tanyanya dengan suara lembut yang baru pertama kali didengar oleh gadis itu. Livvy mengangkat wajahnya dan melihat wajah Xander yang tampak cemas, matanya memancarkan perhatian yang Livvy pikir takkan pernah terlihat di sana. Masih tidak percaya dengan kelembutan yang bisa ditemui dalam diri seorang pria berwajah keras dan dingin seperti Xander, Livvy menggeleng pelan.
Takut bila itu saja tidak cukup untuk meredakan kecemasan Xander, Livvy kembali bersuara, "Tidak, kau sama sekali tidak menyakitiku."
"Syukurlah," pria itu memberinya seulas senyum lembut dan Livvy langsung melupakan fakta bahwa sebaik apa pun pria itu, dia sudah setengah memaksa Livvy untuk naik ke mobilnya. Dan hanya Tuhan saja yang tahu, apa yang akan dilakukan pria itu selanjutnya.
"Kau benar-benar ringkih, aku khawatir sudah menyakitimu," ungkap Xander jujur. Livvy masih tersihir oleh kekuatan pesona pria itu, oleh sisi lembut yang ditunjukkan pria itu. Ia tersesat dalam tatapan tajam yang masih tidak beralih darinya, sehingga Livvy tidak menyadari kalau pria itu semakin mendekat ke arahnya, sapuan jari-jemarinya di pelipis Livvy begitu lembut tapi menyentak kesadaran Livvy dengan kuat. Gadis itu hampir terlontar dari tempat duduknya. Ia sudah bersiap-siap untuk menendang, menjerit, menggigit dan memukul pria itu kalau berani melakukan tindakan kurang ajar, tapi hal itu tidak pernah terjadi.
Xander agaknya menyadari apa yang ada dalam pikiran Livvy. Ekspresi pria itu tidak terbaca, namun suara tenangnya mengalir keluar memberi penjelasan, "Aku hanya ingin memasangkan sabuk pengaman untukmu. Sweetie, aku tidak pernah menyerang seorang gadis sebelumnya. Dan percayalah, aku tidak akan memulainya darimu, secantik apa pun dirimu."
Livvy merasa pipinya kembali merona. Agaknya Xander juga melihatnya. Pria itu melanjutkan kembali kata-katanya dalam bisikan parau, "Aku lebih menyukai gadis yang responsif pada sentuhanku, dan percayalah aku sama sekali bukan kekasih yang buruk."
Mata Livvy melebar mendengar ucapan terakhir Xander, hilang sudah sihir yang tadi dirasakannya saat bersama pria itu. Ditepiskannya tangan Xander dengan kasar, "Aku bisa sendiri, terima kasih."

KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Mine (forever#1)
Roman d'amourCerita ini sudah pernah diterbitkan beberapa tahun lalu dan ini adalah draft awalnya. Kisah tentang Livvy - gadis asal Indonesia dengan Xander - pengusaha kaya Amerika dan perjuangan mereka meraih cinta. =CherryZhang=