delapan

13.3K 794 4
                                    

"Habisin pizza nya Gwen."

Gwen menatap Ani lalu menggeleng, "Enggak ah, kenyang tau. Kamu aja yang habisin."

"Ih! Lo yang pesen ukuran large."

Gwen mendesah pelan. Perutnya sudah sangat penuh sekarang. Ia tidak mau mati muda karena perutnya yang pecah. Tidak elite sekali.

"Kan aku gak tau kalau mau dipesenin spaghetti."

"Ih, sayang tuh."

"Yaudah sih, kan aku juga yang bayar. Biar aja. Tinggal satu juga," ucap Gwen mulai malas.

Beginilah dirinya jika sudah kenyang, sensian. Kebalikan dengan orang biasa yang akan sensian jika sedang lapar.

"Gak usah debat. Biar Irham yang makan," timbrung lelaki di sebelah Ani.

Semua makanan dan minuman sudah tandas. Mereka langsung keluar setelah membayar. Yang akhirnya semua pesanan dibayar oleh Irham.

"Mau ngapain lagi?"

"Ke stroberi yuk?" usul Gwen semangat. Itu adalah tempat wajib yang dikunjungi Gwen jika ke M'Tos.

"Ngapain ke sana?" tanya Irham. "Di sana jualan apa sih? Kutek-kutek semua kan?"

Gwen tetawa. Sepertinya Irham tidak pernah masuk ke sana. Bukan hal aneh sih, karena stroberi memang dikhususkan untuk kaum hawa.

"Enggak lah. Pokoknya ke sana dulu, siapa tau ada yang lucu."

"Woi! Kemarin lo baru borong aksesoris di bazar dan mau belanja lagi?" tanya Ani heran dengan kelakuan temannya yang satu itu.

"Bi suka koleksi aksesoris?" tanya Aileen kepo.

Ani mengangguk antusias, "Iya. Kalau dikumpulin tuh semua barangnya, udah bisa buka toko dia."

"Gak ada yang salah, namanya juga hobi yang. Hobi kamu lebih aneh, ada suka koleksi abs cowok-cowok Korea." sahut Irham geli.

Gwen tertawa lalu mengacungkan kedua jempolnya ke arah Irham, "Betul, betul, betul! Cowok lo aja nyadar, Ni."

"Diem lo! Pokoknya gue gak mau. Kalian berdua aja, kami tunggu di bioskop."

Gwen melongos malas, "Yaudah, beliin gue tiket nya ya? Gak usah popcorn. Udah kenyang."

"Hm."

Tak butuh waktu lama, dua orang itu sudah berada di dalam stroberi dengan beberapa macam aksesoris di tangan Gwen.

"Kamu beneran beli anting gitu?" tanya Aileen terperangah melihat sebuah anting-anting berbentuk lingkaran yang menurutnya lebih cocok dijadikan gelang.

"Iya, kenapa?"

"Gak usah deh, telinga kamu sakit nanti. Sini aku pilihin yang bagus," Aileen mendorong pelan bahu Gwen dari belakang.

Aileen mengambil anting yang menurutnya aneh itu dari tangan Gwen lalu menaruh kembali di tempat asalnya.

"Ini aja, simpel." Aileen menunjuk sebuah anting dengan rumbai-rumbai putih gading.

"Udah punya,"

"Yaudah, yang itu." sekali lagi Gwen menggeleng. "Udah punya juga?"

"Belum. Tapi aku gak suka pink, terlalu cerah. Gak cocok di aku."

"cocok." Aileen mengambil anting-anting panjang dengan bulu yang tergantung di ujungnya, "Kamu cantik pake apa aja."

Blush.

"Nah, kalau pipinya merah gitu tambah cantik."

"Ih apaan sih, kamu tunggu di depan. Aku mau bayar dulu."

"Oke."

..

Sepertinya sedikit makian tidak cukup untuk mengeluarkan kekesalan Gwen pada Ani sekarang. Bagaimana tidak? Ani meninggalkan dirinya berdua dengan Aileen di dalam bioskop.

Yang membuatnya lebih kesal adalah, mereka menonton jailangkung. Sedang Gwen adalah orang yang sangat penakut. Bahkan dengan kartun horor seperti scooby-doo saja dia takut.

"Kenapa diam aja, Bi? Takut ya?" tanya Aileen sambil menahan tawanya.

Gwen menggeleng di tengah kegelapan, "Enggak, aku gak enak badan tiba-tiba. Pulang aja yuk?"

"Masa beginian aja takut. Yaudah ayo keluar,"

"Ih enggak, siapa yang takut coba? Yaudah kita tunggu sampai habis." Sekali lagi Gwen mengelak.

"Gak usah. Kita keluar aja, keliling-keliling."

Akhirnya mereka keluar dari bioskop dan berdiri bodoh di depan pintu keluar.

"Kita mau kemana?"

"Gak tau, langsung pulang ini?"

Aileen segera menggeleng, "Temenin aku beli sepatu dulu, gak apa-apa?"

"Gak apa-apa kok,"

"Katanya gak enak badan. Bohong ya kamu?"

Tangan Aileen beralih mengapit gemas hidung Gwen. Diperlakukan seperti itu, pipi Gwen menggembung kesal.

"Sakit Aileen!" Gwen mengadu dengan suara yang memelas. Tapi terdengar menggemaskan bagi Aileen.

"Yaudah ayo temenin,"

Akhirnya mereka melangkah menyusuri gedung luas nan ramai ini. Mungkin karena ini adalah hari Minggu, jadi suasananya dua kali lebih ramai dari hari biasanya.

Tak lama kemudian mereka masuk ke dalam salah satu toko tempat menjual sepatu-sepatu. Sebenarnya bukan hanya sepatu, di dalam juga menjual jaket, baju, bola, dan perlengkapan olahraga lain.

"Mau beli sepatu apa?"

"Buat futsal. Kamu gak mau? Pilih aja kalau ada yang suka."

Gwen menggeleng, "Enggak ah! Sepatu aku masih bagus-bagus semua."

Alis Aileen menyatu, membuat kerutan di keningnya. "Aneh ya? Biasanya kalau aku nawarin gitu ke cewek lain, pasti langsung gercep. Kamu gak suka shopping?"

"Suka lah, tadi aku belanja kan? Tapi gak enak kalau dibelanjain orang lain, selain keluarga atau orang deket." jawab Gwen cepat. Hell yeah! Siapa perempuan yang tidak suka belanja di dunia ini?

"Jadi aku orang jauh gitu?" Gwen terdiam, "Kalau gitu, sekarang kita harus melakukan pendekatan lebih gigih. Atau mau langsung aja?"

"Eh, maksudnya apa? Gak ngerti." kata Gwen polos. Bahkan Gwen merutuki dirinya sendiri yang tiba-tiba menjadi bodoh dalam situasi begini.

"Kamu mau pendekatan lagi dulu, atau mau kita langsung aja pacaran?

"Ini.. Beneran?" Aileen mengangguk mengiyakan. "Di sini? Kamu nembak aku di sini?"

"Jadi kamu gak mau di sini? Yaudah kita ke restoran sekarang. Atau kamu mau dimana?"

"Enggak, bukan gitu. Aku speechless aja. Enggak kecepetan?" jawab Gwen jujur.

"Lebih cepat lebih baik, Bi."

Gwen terdiam sejenak. Ia terperangah dengan spesies di depannya. Tiba-tiba ia mengingat sosok gadis bernama Sisil.

"Sisil? Bukannya pacar kamu?"

Untuk beberapa saat, Aileen terdiam. Kemudian menjawab dengan wajah tenang nan santai, "Bukan."

Ini pertama kali ia ditembak dengan cara biasa seperti ini. Bahkan pendekatan yang ia lakukan hanya 3 hari. Itupun jika yang mereka lakukan bisa dibilang pendekatan.

"Jadi kamu mau?"

"Yaudah,"

"Yaudah apa? Yang jelas dong,"

"Yaudah iya." jawab Gwen dengan pipi memerah. Ia tersipu oleh tatapan teduh milik Aileen.

"Jadi kita pacaran?" tanya Gwen yang masih tidak percaya dengan semua ini. Keberanian untuk menatap Aileen muncul.

"Iya, kita pacaran sayang."

Tepat hari ini, 29 Oktober 2017. Gwen dan Aileen resmi menjalin sebuah hubungan.

Playboy's Effect ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang