Sebelumnya aku kasih tau. Ini full scene Ailwen (Aileen-Gwen) 😋vote!
..Aileen menatap perempuan yang memejamkan mata dengan headphone putih yang menghiasi kepalanya.
"Vania, udah sampai sekolah kamu." ucap Aileen pelan. Tapi tak ada respon, perempuan yang tadi masih asik memejamkan matanya.
Dapat Aileen lihat, tangan Vania menepuk-nepuk pahanya sendiri, persis sepertinya jika sedang mendengarkan musik.
Akhirnya Aileen menggoyang-goyangkan bahu Vania. Berhasil. Vania sudah melepas headphone dari kepalanya.
"Sudah sampai?" Aileen mengangguk, "Kenapa gak bilang dari tadi?"
"Udah. Tapi kamu terlalu asik sama musiknya." Vania terkekeh lalu turun dari mobil setelah mengecup singkat pipi Aileen.
"Nanti kalau udah mau pulang telpon aku ya? Aku jemput di sini lagi atau rumah Irene langsung?"
"Rumah Irene aja. Kami cuma beli bahan sebentar di sini." tutur Vania dari luar. "Langsung ke sekolah ya? Awas singgah-singgah lagi. Dadah!"
Aileen mengangguk mengerti lalu melajukan mobilnya ke tempat yang sudah dijanjikan.
Mata Aileen berkeliling mencari seseorang berbaju putih di dalam food court. Yang katanya duduk di sayap kiri ruangan.
Dan yap! Aileen mendapati Gwen tengah tersenyum ke arahnya. Segera dia menghampiri gadis itu.
"Sori ya lama, tadi nganterin mama ke pasar dulu." katanya setelah mendaratkan pantatnya di bangku di hadapan Gwen.
"Gak apa-apa. Aku sudah pesenin, sori kalau gak sesuai selera kamu."
"Gak masalah."
"Kamu manis hari ini, Bi" lanjut Aileen membuat Gwen mau tak mau tersipu malu.
Aileen tidak berbohong saat mengatakan itu, Gwen memang terlihat sangat manis sekarang.
"Tuh kan, aku bilang juga apa. Cocok banget antingnya sama kamu,"
"Biasa aja. Malah norak, iyakan?" Aileen menggeleng.
"Enggak beneran. Kamu pacar aku yang paling manis." Ujar Aileen seraya menyedot mocktail dari gelasnya.
Alis Gwen menyatu, "Pacar kamu paling manis? Emang pacar kamu berapa, hm?"
Aileen terdiam sejenak. Lalu menjawab setelah kesadarannya pulih, "Maksudnya dari mantan-mantan aku."
"Mantan kamu banyak ya? Berapa?" Gwen mulai memotong beef teriyaki di hadapannya. Lalu menyendokkan sepotong daging kedalam mulutnya.
"Gak tahu, gak pernah hitung. Kalau kamu?"
"Tiga."
"Ha?! Tiga doang?" kata Aileen terperangah. Dia kira dirinya salah dengar, tapi ditariknya asumsi itu saat melihat Gwen mengangguk santai.
"Kenapa? Kok kayak kaget sih,"
"Kaget aja. Kok ada orang cantik, mantannya cuma tiga di zaman sekarang."
"Apaan sih Leen, banyak kali yang gitu. Aku lama-lama mual denger kamu gombal terus." kekeh Gwen.
Dirinya memang biasa mendapat gombalan dari cowok, tapi tetap saja rasanya beda jika digombalin oleh pasangan sendiri.
"Salah gombalin pacar sendiri?" Gwen menggeleng, "Nah, jadi gak apa-apa kan?"
"Tapi jangan berlebihan juga keleus." sungut Gwen sambil menggembungkan pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy's Effect ✔
Fiksi RemajaPLAK! "Kenapa nampar aku?" "Sakit?" "Iya," "Tau apa yang lebih sakit dari itu?" "Apa?" "Tetep cinta sama kamu, walau aku tau. I'm not the only one." .. Bi Gwenita Arundati, perempuan dengan segala keberuntungannya. Ia cantik, kaya, pintar. Namun di...