dua puluh dua

11.3K 697 24
                                    

Terima kasih buat Vomment tadi. Berhubung saya lagi bahagia. Jadi post sekarang aja deh.

Tetep jan lupa Vomment guys!

..

Sedan putih yang dikendarai oleh Gwen membelah kota Makassar dengan kecepatan normal.

Lagu Seberapa Pantas dari Sheila On 7 mengiringi perjalanan tanpa tujuan Gwen dan Ani. Sesekali Gwen ikut bernanyi dengan suara yang jauh dari kata merdu.

"Lo itu nyanyi atau teriak-teriak sih? Sakit kuping gue."

Gwen tidak mengindahkan Ani, ia malah bernyanyi semakin keras. Dirinya pusing, dan ini adalah salah satu pelampiasannya.

"Mau Pizza gak? Gue gak kenyang makan sushi." tanya Gwen ketika mobilnya mendekati Pizza Hut di Makassar Tower Square atau biasa disingkat M'Tos.

"Sebenarnya sih mau, tapi gimana ya? Uang gue seratus. Gak bawa kartu,"

"Gak usah belebet, bilang aja minta traktiran kan?" dengus Gwen sembari memarkirkan mobilnya.

"Nah itu lo tau. Itung-itung gantian, kan gue bayarin tiket lo di TSM."

"Tai. Pelita hati lo."

Kini mereka sudah di depan pintu masuk. Namun Gwen bergeming sedari tadi. Hal itu membuat Ani kesal dan langsung menampar pelan pipi Gwen.

"Masuk atau lo mau jadi patung di sini?"

"Lapar gue hilang. Kita pulang aja yuk?" Gwen berbalik dan hendak meninggalkan tempat itu. Namun ditahan oleh sebuah tangan.

"Ani, please. Kalau lo mau kita delivery atau pake..." ucapan Gwen terhenti saat melihat orang yang menahannya bukan Ani.

"Ani dimana?"

"Udah masuk duluan. Kita perlu ngomong." kata orang itu serius.

"Kalau gak penting gue gak mau. Buang-buang waktu. "

Orang di depan Gwen mengangkat kedua bahunya tak acuh. "Terserah lo. Tapi ini tentang kakak gue."

"Lo mau hancurin hubungan kami? Telat."

"Gak gitu. Tapi kalau lo gak mau terserah. Padahal ini demi lo, itung-itung tanda terimakasih lo nolongin gue kemarin." ketus Vania.

Ia hendak masuk kembali. Tapi Gwen menahannya. "Lima menit."

Vania menatap aneh Gwen yang sudah masuk lebih dulu. Lantas ia mengikuti Gwen dan duduk tepat di hadapan Gwen.

"Langsung aja. Semalem kakak gue pulang jam 1 dalam keadaan mabok. Lo tahu kenapa?"

"Mana gue tahu! Lo mau nyalahin gue?!" pekik Gwen tertahan. Walaupun dalam hatinya ia terkejut mendengar hal itu.

"Tolong ya? Gue mau bicara baik-baik. Gak ada yang nuduh lo. Gue cuma mau tanya kalian kenapa sampai kakak gue mabok gitu? Terakhir dia mabok waktu papa-mama gue cerai."

Untuk kedua kalinya Gwen terkejut mendengar penjelasan dari adik kekasihnya itu. Setidaknya untuk sekarang Aileen masih kekasihnya kan? Walau hubungan mereka jauh dari kata baik sekarang.

"Papa-Mama kalian? Tapi Aileen gak pernah cerita."

"Yaiyalah. Menurut lo ngapain dia ceritain itu tiba-tiba? Hubungan kalian belum sejauh itu. Tapi itu gak penting. Gue nanya kenapa kalian bisa tengkar?"

"Tanya aja sama kakak lo itu." jawab Gwen malas. Sebisa mungkin ia menahan emosinya di hadapan Vania.

"Gue udah nanya dia berulang kali dia gak jawab. Dia cuma bilang 'Sori Bi, sori Bi, sori Bi'. Emang dia salah apa? Kenapa lo gak bisa maafin?"

"Ya menurut lo aja! Gimana gue maafin kalau dianya gak mau jujur. Gue sampai tengkar sama temen gue enam bulan cuma buat belain dia. Tapi apa yang gue dapet? Gue malah dibohongin." tandas Gwen.

Seluruh emosi Gwen kini keluar. Memang lebih baik begini dari pada harus dipendam dan menjadi penyakit yang lain. Cukup hati dan pikirannya yang sakit, jangan yang lain.

"Santai dulu. Kita dilihatin orang ini."

Gwen menarik napas panjang. "Sori gue kebawa emosi tadi."

"Lo yakin dia bohong? Kalau sebenarnya dia jujur gimana?"

"Gue yakin lo juga tahu kebenarannya. Lo tahu kalau siapa itu Key kan?"

Untuk beberapa detik Vania terdiam tidak tahu harus menjawab apa.

"Gue semakin yakin kalau lihat muka lo sekarang. Jadi lo mau cerita atau tetep diam? Udah lima menit."

"Enggak, gue gak kenal Keryn."

Gwen terkekeh sinis. "Perasaan gue gak pernah bilang namanya Keryn. Gue cuma bilang Key, kalau lo lupa."

"You bitjh." maki Vania pelan.

"Iya gue tahu siapa Keryn. Tapi gue gak mau jelasin. Kalau lo mau tahu lo bisa cari tahu sendiri." lanjutnya

"Menurut lo gimana gue bisa cari tahu kalau yang gue tahu cuma namanya? Itu juga bukan nama lengkap."

"Besok kakak gue ke Bandung. Kalau emang lo niat, lo bisa ikutin dia. Siapa tahu dia ketemu Key disana?" gumam Vania tak yakin.

"Gue balik." Ujar Gwen sebelum meninggalkan Vania dan berjalan ke meja Ani.

"Oh gini ya? Lo ninggalin gue dan asik makan disini." gumam Gwen sambil menatap Ani tajam.

"Kan gue ngasih lo waktu. Katanya si cabe ijo itu mau ngomong penting sama lo. Yaudah,"

"Bayar sendiri pesanannya ya, Mbak Ani?"

Ani berhenti memakan dan menatap Gwen tak percaya. "Uang gue sisa seratus, dan pesanan gue pasti di atas itu. Lo tega gue nyuci piring di sini?"

"Kenapa enggak?"

"Gue minta maaf deh. Lo kan baik, bayarin ya?" Ani mengedipkan matanya sambil menggenggam tangan Gwen.

"Ada syaratnya."

"Gue gak mau ya kalau aneh-aneh."

"Enggak aneh-aneh. Lo tenang aja,"

"Yaudah apa?" kata Ani mulai putus asa.
"Temenin gue ke Bandung besok. Gak lama kok, sebelum masuk sekolah kita udah balik." kata Gwen santai.

"Woi! Tabungan gue nipis, dapet uang tiket dari mana? Belum lagi uang hotel dan hidup gue. Enggak ah!"

"Gue bayarin tiketnya. Kebetulan Mama nawarin liburan kemarin. Dan ngapain ke hotel? Gue punya rumah di Bandung."

Sekali lagi Ani menggeleng tegas. "Yang ditawarin liburan kan elo? Entar gue dikira apaan lagi minta beliin tiket."

"Mama nyuruh gue ajak satu teman. Mana mau dia kalau anak gadisnya jalan sendirian. Jauh lagi,"

"Lo ajak Melfa atau Putri aja deh." kata Ani sekali lagi. Sebenarnya ia mau sih, tapi sama sekali belum ada persiapan.

"Putri ke Toraja, Melfa mana dizinin bapaknya. Masa gue harus sama Evan? Please, Ni. Gue yang nanggung semuanya, lo tinggal bawa diri. Baju lo bisa minjem gue." pinta Gwen.

"Oke kalau gitu. Tapi ini pasti berhubungan sama Nando kan? Gue gak nyangka efek dia sampe segitunya."

Gwen tersenyum miris, "Gue gak tahu juga kenapa bisa sampai gini. Yaudah kita balik yuk?"

"Bentar. Habisin ini dulu,"

..

Horang kaya mah bebas ya?

Btw bagusan Sad ending atau happy? WAJIB JAWAB OKE?

Playboy's Effect ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang