Mulai Jatuh Cinta

584 15 2
                                    

Setiap hari aku semakin dekat dengannya, semakin jatuh dalam perasaannya.

Suatu saat dia mengajakku main ke suatu tempat, ia menungguku di depan rumah dan meminta izin kepada mamaku. Ya, aku akui dia orang yang sangat gentleman, berbeda dengan lelaki zaman sekarang yang beraninya main belakang.

Hingga akhirnya mamaku memberikan izin dan kepercayaan kepada Rafi, sungguh aku sangat bahagia, baru kali ini orangtua ku memberikan izin untuk kedekatanku dengan laki-laki.

Kami pergi menggunakan sepeda motor matic, di sepanjang jalan aku mengobrol dengannya dan mendekatkan kepalaku disamping kepalanya.

Setiap tidak ada topik pembicaraan, selalu dia yang memulai duluan, dengan pertanyaan atau pernyataan konyol yang ia berikan, sehingga membuatku tertawa di sepanjang jalan. Aku sangat bahagia!

Lalu dia mengajakku ke tempat alam, perbukitan, melihat pemandangan yang subhanallah indahnya ciptaan tuhan. Dia tau kalau aku jarang main jauh, apalagi ke tempat seperti ini.

Tak henti aku mengagumi pemandangan ini, seperti hamparan karpet hijau yang ku lihat, angin sejuk menyapa kami berdua, dan langit hari ini sangat mendukung kita berdua. Sebelumnya aku belum pernah jalan dengan lelaki hanya berdua seperti ini. Pantas saja aku merasakan sedikit canggung.

Kami berjalan-jalan di area itu, sesekali ia memegang pundakku berusaha untuk merangkulku, dengan spontan aku lepas,

"Diem atuh" kataku memohon

Aku memang tidak suka disentuh, apalagi dengan yang bukan muhrim.

Tetapi di sepanjang jalan, tak aku sadari bahwa aku menggandeng dia, memegang jaket dia yang ia kenakan. Ini seperti bukan aku yang menggerakkan kalau aku manggandengnya. Kalau kata orang wanita dan laki-laki berduaan yang ketiga adalah setan. Ya mungkin itu setan. -_-

Aku berduaan dengannya tak seperti orang pacaran, aku dengan dia seperti sepasang sahabat, tertawa bersama bahkan aku sering memainkan rambutnya, dan dia cuma pasrah.

Sekali lagi, aku sangat bahagia disampingnya! Aku tak ingin kebahagiaan ini berlalu begitu cepat, aku tak ingin dia meninggalkanku ketika aku sudah nyaman seperti ini, tidak seperti lelaki lainnya. Harapku.

Lalu ada yang menelfonnya

"Itu siapa?", tanyaku

"Dia amel, sahabatku. Kamu jangan cemburu, aku gaada perasaan apa-apa sama dia"

"Dih, siapa juga yang cemburu. Aku cuma nanya doang", jawabku dengan santai.

Sebetulnya aku sedikit cemburu, aku memang tipe orang yang pencemburu.

Sudah dua bulan berlalu, aku masih dekat dengannya.

"Ujian Nasional semakin mendekat, aku harus belajar, kalau tidak aku akan mendapatkan nilai buruk dan di marahi orangtuaku", batinku.

Aku jadi sering menghabiskan waktuku untuk belajar, orangtuaku menuntutku untuk kuliah di Perguruan Tinggi Negeri, dan masuk itu tidak mudah, harus ada kemauan yang tinggi.

Aku sering melupakan Rafi, aku tidak ada setiap dia membutuhkanku. Tetapi dia selalu ada setiap aku membutuhkannya.

"Dia memang orang baik, aku saja yang kurang ajar.", batinku.

masihkah Rafi bertahan denganku?

-bersambung-

Vote& comment ya❤❤

Love or Future?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang