4. Super Bomb

6.7K 848 88
                                    

Hai maaf krn late update. Hahaha ilhamnya datang terlalu lama sih..

Well, kalau kelamaan nggu ini baca dlu aja Eternal Crystal bagi yang belum. Udh end ^^

Oya, thx buat vomment di chap sebelumnya..

Happy reading ya shay ^^

***

Sehun mengangkat sebelah alisnya melihat putranya yang berjalan bersama asistennya.

Soojung meletakkan kopi Sehun di atas meja kemudian membawa Hunso ke hadapan Sehun. Pria itu sudah mengepalkan tangannya keras begitu tahu putranya hari ini lagi-lagi membuat masalah di sekolah.

"Appa! Pecat ahjumma ini sekarang juga!" ujar anak lelaki itu pada ayahnya. Sehun masih terdiam dan memasang wajah datarnya yang menakutkan. Pria itu masih terpaku di atas kursinya dengan tubuh condong ke depan dan tangan yang tertaut di atas meja, membuat otot-otot lengannya tidak bisa disembunyikan bahkan dengan jas hitamnya.

Soojung yang tadinya ingin ikut meramaikan suasana dengan pembelaan diri akhirnya malah memilih bungkam karena aura Sehun yang lebih berbahaya dari biasanya. Pria itu seperti akan meledak kapanpun ia mau.

"Oh Hunso..." panggil Sehun pelan, namun efeknya sanggup membuat bulu kuduk Soojung dan Im Ahjussi meremang.

Astaga kendalikan dirimu, Jung Soojung. Dia boss mu, bukan hantu yang muncul di siang bolong.

Hunso juga terdiam, sudah tahu alasan appa nya marah padanya.

"Ne, Appa?" jawab Hunso dengan nada memelas, menerima takdirnya untuk di omeli Sehun.

"Katakan padaku, apa yang ku lakukan di sekolahmu tadi." Perintah Sehun masih dengan nada yang mengerikan. Dia hanya berkata pelan sambil melipat tangannya dan menatap tajam Oh Hunso.

"Aku memasukkan bubuk cabai ke susu untuk tidur siang hari ini." Hunso mengakui perbuatannya sambil menatap Sehun takut-takut.

"Wow... kurasa aku belum pernah mencobanya.." gumam Soojung namun masih bisa terdengar jelas oleh ketiga orang lainnya.

Hunso langsung mengangkat sebelah alisnya, kembali meneliti ahjumma menyebalkan yang ia temui di kafe tadi. Ternyata Ahjumma ini tidak sekolot yang Hunso kira.

"Hentikan omong kosongmu dan cepat kerjakan proposal yang kuinginkan. Datanya ada di meja kerjamu." Perintah Sehun membuat Soojung berlalu darisana tanpa banyak bicara lagi.

Sehun kembali beralih pada anaknya.

"Dan kau, Oh Hunso. Sekarang pulang ke rumah dan diam disana bersama Nenek. Selama satu minggu kau tidak boleh bermain PS atau game-game lainnya milikmu. Selama satu minggu kau di hukum, kumohon dengan sangat jaga tingkahmu. Jika kau membuat Appa lebih marah dari sekarang, kau benar-benar tidak akan menjumpai game-game kesayanganmu lagi selamanya." Hunso hanya tertunduk kesal mendengar hal itu.

"Lalu jika aku bosan di rumah, aku harus berbuat apa?" tanya Hunso sambil mempoutkan bibirnya.

Sehun terlihat menghela nafasnya lelah karena putranya.

"Mulai besok sepulang sekolah, kau kemari saja. Dengan begitu appa bisa lebih mudah mengawasimu. Minimal disini kau bisa mengerjakan pr mu atau berkeliling di sekitar sini." Putus Sehun final.

Sehun melirik Im Ahjussi memberikan tanda pada pria tua itu untuk mengantar Hunso pulang. Pria tua itu mengerti dan langsung merangkul Hunso ke pintu keluar.

Saat melewati meja Soojung, Hunso melemparkan tatapan kesal pada gadis itu sebelum dia mencapai pintu keluar.

Dengan kekanakannya Soojung menjulurkan lidahnya pada Hunso membuat anak kecil itu mengerti apa yang dinamakan emosi tingkat lanjut hari ini.

[END] Daddy's Little PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang