14. Re-Life

6.7K 750 110
                                    

Hai cepet ni aku apdetnya. Gimana yg kemarin? Wkwkwkwk

Thx ya untuk vommentnya di chapter sebelumnya. Happy reading ^^

***

Sudah 3 hari berlalu sejak Sehun meninggalkan Soojung di kamar yang berisi benda-benda Sica. Soojung menjadi lebih aneh dari biasanya.

Saat berhadapan dengan Hunso, gadis itu akan jadi hiper dan pura-pura kekanakan. Sehun baru merasakan hal ini saat mengamati istrinya itu setelah putranya berangkat sekolah.

Setelah Hunso tidak lagi di rumah, Soojung akan membantu Sehun dan mengisi sisa waktu luangnya dengan melamun di sofa.

Sehun seperti menghadapi orang dengan gangguan kejiwaan. Ini hari keempat dan setelah Hunso pamit ke sekolah, Sehun menyiapkan dirinya untuk bicara pada Soojung.

“Berhentilah bersikap seperti ini, Jung Soojung. Tidak membantu sama sekali.” Ujar Sehun saat dirinya sudah duduk di samping Soojung.

“...”

Sehun mendengus karena tidak mendapat jawaban. ”Kau bahkan tidak mau menjawabku.”

“Ah? Kau bicara denganku yah. Kukira dengan orang lain. Setahuku namaku sekarang adalah Oh Soojung.” Balas Soojung dengan wajah datar.

Sehun menghela nafas.

“Ya, kau Oh Soojung-ssi. Sudah dengarkan kataku? Berhenti bersikap menyeramkan seperti ini. Kau seperti mengidap gejala bipolar.” Balas Sehun masih di lengkapi dengusannya.

Soojung berbalik dan menghadap ke Sehun.

“Aku hanya sedang berpikir. Memangnya salah?” tanya Soojung tiba-tiba.

“Tidak. Berpikirlah seperlunya saja. Aku terganggu dengan sikapmu belakangan.” Jawab Sehun lelah. Tahu begini lebih baik dia kunci saja kamar itu.

“Yasudah. Maaf kalau begitu. Dasar... berpikir saja di atur-atur.” Soojung misuh-misuh mendengar sahutan Sehun tadi.

Memilih tidak membicarakannya lagi, Soojung merubah topik pembicaraan mereka.

“Biasa hari minggu kalian kemana?” tanya Soojung sambil meraih majalah fashion di atas meja laci. Sehun menatap gadis itu bingung.

“Maksudnya?”

Soojung berhenti membalik halaman majalahnya dan menganga.

“Kau... jangan bilang kau tidak pernah mengajak Hunso jalan-jalan bersama?” tanya Soojung lambat-lambat mencoba meyakinkan dirinya atas jawaban Sehun yang mengarah ke sana.

“Tidak. Kadang hari minggu klien memintaku main golf bersama. Dan aku tidak mungkin mengajak Hunso kan?”

Soojung menepuk dahinya. Sialan, Oh Sehun lebih tolol dari dugaannya.

Merasa hal ini tidak bisa di biarkan, Soojung melempar pergi majalah fashionnya dan menaruh perhatiannya sepenuhnya pada pria di sampingnya itu.

“Dengar ya, Oh Sehun. Kau sama sekali tidak tahu caranya membesarkan anak. Menyedihkan sekali jadi anakmu. Pokoknya kau harus mengusahakan sekali dalam sebulan, kau mengajak aku dan anakmu jalan-jalan. Terserah di minggu keberapa.” Desis Soojung dengan tatapan tak mau di bantah.

“Kita bertiga?” tanya Sehun mengulang kembali kata-kata Soojung seperti idiot. Kemana otak cerdasnya yang biasa di pakai bekerja? Urusan memimpin perusahaan dia juaranya, tapi membesarkan anak? Nol besar!

“Ya. Kau. Aku. Anakmu... Kita. Bertiga.”

Sehun langsung dongkol mendengar Soojung melafalkan sepotong-sepotong perkataannya seperti bicara dengan orang tolol.

[END] Daddy's Little PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang