07. The Disturber (2)

98.8K 10.8K 1K
                                    

Natella takjub ketika melihat depan ruangan yang digunakan untuk sidang anak FH seramai ini, seperti lagi acara pameran karena dipenuhi balon, bunga ataupun berbagai macam hadiah bertuliskan nama Moreno. Natella bahkan bingung harus duduk dimana saking ramainya.

Natella tidak kenal semua dengan orang-orang yang berkeliaran, cuma beberapa muka yang dia tahu, entah itu musuh bebuyutannya Dennisa di FH, atau teman SMA Natella dulu. Tapi, mata cewek itu malah langsung fokus agak lama dan tertarik ke arah lelaki yang duduk sembarangan di lantai, mengobrol dengan teman-temannya sambil ketawa.

"Wow ada Daniel.." Gumam Natella, matanya tetap terarah ke Daniel, memperhatikan cowok itu dari jarak lumayan dekat mumpung ada kesempatan. Biasanya, Natella hanya mencaritahu informasi mengenai Daniel Simamora lewat media sosial dan mulut Jeana. Kenyataan yang dianggap aneh oleh Natella, cowok super sederhana yang kemana-mana naik vespa butut ini merupakan sepupu si Jeana yang hidupnya kayak Princess di negeri dongeng, tidak pernah susah. "Saingan kamu tuh, Ka." Bisik Natella kemudian. Arka memberikannya tatapan meminta penjelasan, "mantannya Mentari waktu SMA."

Arka melongo, lagi. Takjub dengan pengetahuan Natella mengenai hal-hal tidak penting yang luar biasa. Kayaknya si Natella tahu banyak tentang Mentari dan orang-orang disekitar Mentari, lebih banyak dari siapapun. Atau mungkin Natella lebih tahu segala hal mengenai Mentari daripada mengenai Arka. Sebenarnya, yang disukai Natella itu Mentari atau Arka, sih?

"Daniel?" Arka memastikan.

Natella mengangguk, "Iya." Cewek itu berbisik lagi. "Kamu kalah tuh sama dia. Dia berhasil dapetin Mentari, kamu ngga." ejeknya enteng.

"Yaelah."

"Duh, selera cowoknya Mentari bagus-bagus banget ya." Natella berkomentar lagi, mengakui kalau Daniel memang terlihat keren dan 'berbeda'. Cewek itu masih berdiri disebelah Arka karena kehabisan tempat duduk, belum memperhatikan Daniel dan mengeluarkan gumaman tidak pentingnya mengenai cowok yang merupakan adik tingkat Reno tersebut, membandingkannya dengan Arka.

Lalu.

"Daniel." Arka tiba-tiba memanggil, membuat Natella terkejut kemudian salah tingkah, apalagi ketika Daniel mau-mau saja menghampiri mereka ketika Arka memberinya kode untuk datang.

Natella sontak memukul bahu Arka karena cowoknya ini menyebalkan.

"Ngapa, Ka?" Tanya cowok itu langsung.

"Ada yang mau kenalan." Arka menunjuk Natella yang berdiri di sebelahnya dan jadi panik sendiri. Sumpah, Natella tidak tahu kalau mereka berdua saling kenal. Niatnya mau gangguin Arka, malah dia yang menjadi sangat terganggu.

"Cewek lo?" Daniel memastikan dan Arka memberikan anggukan singkat.

"Katanya banyak yang pengen dia tanyain."

Daniel menatap ke arah Natella yang malah memberinya tatapan panik, nyaris kayak cewek yang lagi ketakutan habis digangguin sama penjahat kelamin. Makanya Daniel jadi bingung sendiri.

"Oh, hi ceweknya Arka." Sapa cowok itu ramah ke Natella. "Gue daniel."

"Natella." Cewek itu menjawab seadanya, dalam hati dia lagi panik bukan main, tapi beruntung Natella selalu bisa menyembunyikan perasaannya.

Arka memberikan senyum simpul saat Natella menatap ke arahnya, bukannya membantu mencairkan suasana yang menjadi awkward karena Natella. Cowok itu malah dengan tidak berdosanya berkata, "titip Natella bentar ya, Dan. Gue dipanggil dosen." Ucapnya santai.

'Sialan.' Natella mengutuk cowok itu kesal dalam hati. 'Gak takut gue selingkuh sama Daniel apa?'

Natella mau menahan tangan Arka, tapi cowok itu lebih dulu melongos pergi, meninggalkan dia yang salah tingkah dan Daniel yang kebingungan melihat Natella yang tampak tak nyaman. Padahal Natella tidak kelihatan seperti orang yang gampang menguasai keadaan.

Super Psycho LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang