"Yakin Nat gamau ikut?" tanya Reno merayu untuk yang kesekian kali.
Jawaban cewek yang lagi duduk di sofa living room apartemennya dan Arka itu tetap sama, gelengan dan satu kata 'tidak'.
"Mau lo traktir makan di Amuz juga gue tetep ogah." Natella membalas judes.
"Yaelah, ngga ada Yudha kok." Reno tidak lelah menawarkan. Well, Natella cukup membantu dalam pengerjaan skripsi Reno, cewek itu punya link salah satu pimpinan Mahkamah Agung, meskipun sisa bantuan lainnya yang diberikan untuk Reno hanyalah bacotan tidak berguna. Makanya Reno berusaha merayu Natella untuk ikut ke acara siang syukuran kelulusannya. Iya, masih ada acara malam, di club.
"Tapi ada temen-temen rese lo yang udah nge-bully gue."
"Lagian lo nolak Yudha halus bener." gumam cowok tinggi itu.
Natella menatap tajam Reno yang secara tak langsung menyalahkannya, "Gue udah bilang 'ngga' berkali-kali, tahu!" Balas Natella membela diri, tidak mengerti bagian 'halus' yang dimaksud cowok yang baru saja duduk di sebelahnya ini.
Reno mengeluarkan cengiran lebarnya yang charming. Dia mendengar kronologis lengkap kejadian yang dilakukan Yudha tadi dari temannya yang menyaksikan dari awal, dan dari cerita itu, Reno menyadari kalau Natella tidak pernah seburuk yang orang-orang gambarkan.
"Lo bukan orang pertama yang digituin, Yudha. Gue bahkan sering liat dia beraksi langsung di depan mata gue. Tapi, Nat..." Reno menggantung kalimatnya sebentar, dia memandangi wajah Natella yang memang enak untuk dipandang. Wajar kalau cowok yang di cap freak dan agak sinting bernama Yudha itu mengganggu Natella, dia selalu melakukan aksi itu terhadap cewek-cewek cantik dan modis. "Lo tau ga Yudha biasanya mendapati prilaku kayak gimana setelah bertingkah extreme begitu? Dia pernah kena tampar, disuruh ngaca, dicaci-maki dan dihina-hina. Terus besoknya dia bakal biasa aja sama cewek-cewek itu."
Reno menghentikan kalimat panjangnya sebentar untuk mengambil napas, he seems so serious, jarang-jarang orang kayak Reno serius, dia mengikuti arah pandang Natella, TV yang menyiarkan siaran ulang Asia's Next Top Model yang dia yakini sedang tidak dinikmati Natella
"Tapi elo malah dengan sopannya cuma bilang 'ngga' doang. tanpa embel-embel jahat apapun. The way you replied him was so kind, you didn't even try to hurt his feeling. it was actually suprised me, to be honest. Makanya gue takut kalau dia tergila-gila beneran sama..."
"Stop scaring her, Reno." Arka memotong, cowok itu sibuk duduk di meja makan dengan laptopnya, membuat baik Reno dan Natella keheranan menyadari Arka diam-diam ikut menyimak obrolan tidak penting mereka.
"Iya, berhenti nakut-nakutin gue, goblok." Natella menyetujui kalimat Arka yang tidak berbicara apapun lagi setelahnya, membuat hening beberapa saat hingga tawa besar Reno terdengar.
Natella bahkan mencubit lengan cowok tinggi itu sekuat mungkin saking kesalnya, sadar tengah dipermainkan.
"Sakit, anjing." ringisnya, tapi tawanya tidak berhenti. "Habisnya lo lucu sih. Kalau ada cowok yang nembak tuh seharusnya seneng, bukannya takut sampe mau muntah." Ejeknya. She is amusing. Natella itu terkenal dan cewek cantik seperti dia tentu banyak yang naksir dan sering didekati, bukannya seharusnya dia biasa saja 'ditembak' laki-laki?
Reno belum lupa bagaimana wajah Natella yang pucat meskipun warna lipsticknya belum memudar. Cewek itu sempat bercerita tentang apa yang ia rasakan setelah 'ditembak' si 'cowok-paling-ganteng' se-FH. Dan dengan polosnya, Natella menjawab 'mau muntah. Gue pasti udah nangis kalau Arka ga berhentiin kalian.'
Reno mengenal Natella sejak dia belum pacaran sama Arka meskipun dikenali oleh Arka, this girl was stuck on his best friend like staples. Kebanyakkan teman-temannya Arka memang tidak menyukai Natella, dia bukan tipikal manusia yang menyenangkan dalam awal pertemuan, apalagi tingkahnya yang seperti mau menguasai Arka membuat orang-orang memberikan nilai yang buruk terhadapnya. Tapi, Reno mengenal Arka, pasti ada alasan yang lebih kuat dari segala kenegatifan Natella sehingga cowok itu tidak pernah menjauhi Natella, langkah yang seharusnya orang seperti dia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Super Psycho Love
Ficção Adolescente"Percaya deh. Bukan gue yang gila, tapi cowok gue."