06. The Disturber (1)

110K 10.9K 1K
                                    

Natella merupakan plot twist yang tidak diduga siapapun karena bisa berakhir dengan Arkasa, kecuali Reno. Makanya diantara banyaknya teman-teman Arka yang secara terang-terangan memberikan respon risih tiap kali Natella berada di sebelah Arka sambil memeluk lengan cowok itu posesif, Reno merupakan satu-satunya yang memberikan Natella ucapan 'welcome' dengan nada ramah. That's why she likes him a lot. Ya, meskipun kadang-kadang Reno tetap saja menyebalkan.

"Lo ngasih Reno bunga? Emang Arka ga cemburu?" tanya Meira kaget mendapati temannya itu memangku sebuket mawar merah yang dirangkai cantik dan juga parsel kecil berisikan cokelat kisses hersheys.

"Bunga titipan Dennisa yang masih ngarepin Reno kali, gue cuma kasih cokelat. Lebih mahal dan lebih berfaedah." Balas cewek itu congkak, sedangkan Dennisa yang duduk disebelahnya memberikan tampang masa bodoh. "Tapi kalaupun gue kasih bunga, Arka juga gabakal cemburu. Taulah itu makhluk kayak gimana." lanjutnya memberikan jawaban untuk Meira.

"Kayak ga mencintai Nate sama sekali ya?" Sambung Jeana usil.

Mereka lagi di kantin hijau, salah satu kantin fisip yang menjadi favorit keempat cewek cantik itu setelah atau sebelum kelas dimulai.  Dan jika mereka sudah duduk disana, mau seramai apapun keadaan, kantin itu tetap terasa milik mereka. Bisa ribut dan bergossip sepuasnya tak peduli di dengar orang.

"Tai."

Ketiga temannya tertawa terbahak, Natella memang paling bully-able diantara mereka berempat, meskipun kalau cewek itu sudah bete ataupun marah, tidak ada yang berani mengganggunya bahkan sekedar teguran sekalipun.

"Semalem gue ketemu Arka, Nat." Cerita Meira kemudian. Satu alis Natella terangkat, menunggu lanjutan dengan tampang sinis, Natella ingat terakhir Meira bertemu dengan Arka, kejadian itu membuat hubungan Natella dengan Arka nyaris berakhir.

"Tenang, dia ga sama cewek lain kok. Helah, takut amat lo."

Natella hanya memberikan tampang datarnya untuk lanjutan ucapan Meira, menduga bahwa cewek ini akan menjelek-jelekan cowoknya itu lagi dan memintanya memutusi Arka secepatnya. Seperti biasa.

"Dia sendirian sih, tapi belinya dua kotak nasi. Gatau satu lagi buat siapa."

"Buat kasih makan gue lah."

Dennisa menatap Natella pura-pura kaget, "tumben Arka peduli dengan peliharaannya yang ini."

"Fak berisik lo." Sinisnya untuk Dennisa. Matanya kemudian beralih ke Meira yang memberikan raut serius, seperti hal yang ingin diberitahunya ini benar-benar penting, "Terus?" tanya Natella untik cewek yang duduk di sebrangnya itu. Namanya juga Natella, dia akan penasaran dengan apapun yang berbau cowoknya itu.

"Gue baru sadar aja kalau badannya Arka bagus, meskipun ga sebagus Sugar daddy gue."

"Sugar daddy lo buncit,Ra ." Dennisa memotong sekaligus mengingatkan.

"Jangan dipotong, benga. Gue jadi ga mood kan."

"Udah sih lanjut aja." Sahut Dennisa kesal dengan drama yang teman-temannya ini buat.

"Nah, ternyata bahunya Arka sandarable. Lo pernah nyandar disana ga, Nat?"

"Ya, sianying. Gue pikir penting banget. "

Super Psycho LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang