'DIMANA RIKO'

379 25 3
                                    

"Kita sampai". Rai tidak menyahut, ia masih fokus dengan layar handphonenya.

Yoona mendengus kesal, selama diperjalanan ia berusaha mengajak ngobrol Rai akan tetapi Rai hanya 'mengangguk, menggeleng atau mengatakan mungkin'
Membuat Yoona benar-benar muak.

Dan sekarang mereka berhenti di depan rumah Rai,
"SUDAH SAMPAI!". Rai terkejut mendengar suara cempreng Yoona yang menggelegar di telinganya hingga handphone yang ia genggam tadi meloncat dan terjatuh.

"Handphoneku..". Lirih Rai menatapi handphone tidak berdosa itu jatuh tergeletak tepat dibawah kakinya.

Yoona memutar kedua matanya dengan malas lalu menatap Rai dengan sinis,
"Pilih keluar atau kutendang?".

Rai mengambil handphonenya lalu mengelus-elusnya seperti anak kucing dengan penuh kasih sayang.

"1?". Yoona mulai menghitung membuat Rai menoleh kearahnya dengan tatapan tak percaya,
"Tanggung jawab dulu! Kau sudah melukai kesayanganku! Aku tid–".

"2?".

Rai mendengus kesal, kalau Yoona sudah memotong perkataannnya berarti dia sudah bersungguh-sungguh.

Rai sengaja membuat hari-hari Yoona penuh dengan kekesalan, ia tau bahwa Yoona menyukainya tetapi Rai memanfaatkan kesempatan itu dengan membuat Yoona menjadi kesal dengannya. Menguji kesabaran wanita yang tengah duduk disebelahnya itu entah sampai kapan.

"3!". Rai terkejut sekaligus melotot saat melihat Yoona mengangkat sebelah kakinya dan melayangkannya kearah wajahnya.

"TUNGGU!". kaki Yoona terhenti pas di depan wajah Rai hanya tinggal berberapa senti lagi sebab Rai berteriak.

"Oke-oke! Aku keluar!". Serah Rai pada akhirnya, ia menurunkan kaki Yoona yang dikit lagi menyentuh mukanya dan Yoona pun membiarkannya.

"Cepet keluar!". Seru Yoona ketus tetapi Rai hanya diam sambil menatap Yoona dengan pandangan yang sulit mengerti.

Yoona tidak ingin situasinya bertambah buruk, langsung saja ia mengangkat kakinya dan mengarahkannya ke wajah Rai.

Buugghh!!.

"Keluar gak?! Keluarrr!". Yoona menahan kakinya tepat di wajah Rai dan terus mendorongnya.

"I– iya iya! AKU KELUARRR!!". Tangan kiri Rai berusaha membuka pintu mobil sedangkan tangan kanannya berusaha menahan kaki Yoona yang terus mendekati wajahnya.

***

"Kalian si– aakhh!!". Jerit Nohana sambil mencengkram kepalanya.

Arioo panik langsung mendekati istrinya dan menyuruh Riko untuk memanggilkan dokter.

Riko mengangguk dan langsung melesat keluar ruangan.
.
.
.

Sejak kejadian Nohana yang kesakitan tadi, kini mereka harus menunggu lagi di depan ruangan Nohana.
Pertama hanya seorang dokter dan dua suster yang datang, sekarang ada 5 dokter yang harus turun tangan menenangkan Nohana yang sedari tadi mengamuk nggak jelas.

Arioo sedari tadi mengeluarkan sumpah serapah ke Rai jika sesuatu yang buruk menimpa istrinya, tadi ia telah meminta maaf kepada bos Nohana sebab ia membatalkan janjinya untuk ikut pergi ke perancis karena sang istri sedang sakit dan Bos Nohana pun menerimanya dengan iklash sebab sudah ada penggantinya nanti disana.

Drrrt..

Drrrtt..

"Kak handphonemu bunyi tuh, angkat aja siapa tau penting". Sahut Mio menatap sang kakak yang sedang duduk menatap kedepan dengan tatapan kosong sambil menyilangkan tangannya. Ia sedang melamun.

Vampire Da LAVOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang