Hujan deras mengguyur hebat membuat petir berkeliaran diatasnya. Saat ini Nova tengah berjalan di tengah derasnya hujan sambil mengelus-elus kedua lengannya,
"Di-dingin banget.. Aku dimana ini?".Jalanan begitu sepi hanya terdengar suara petir yang bernyanyi beralaskan cahaya redup layaknya lampu disko.
DOORRRR!!!!
"TIDAAAAAKKKKKKKKK!!!'".
Nova terlonjak kaget saat mendengar seseorang berteriak histeris.. Ia mempertajam penglihatannya memperhatikan sekeliling jalanan di depannya.
Samar-samar di tengah jalan tepat diujung Nova berdiri terlihat seorang wanita tengah memeluk seseorang yang tergeletak tak berdaya, wajah wanita itu tidak kelihatan sebab ia memunggungi keberadaan Nova.
Nova mengenyirtkan keningnya heran, siapa wanita itu?. Pertanyaan itu selalu berputar diotaknya.
Keadaan wanita itu sangat memprihatinkan, rambutnya basah kuyup, menangis histeris sambil memeluk kepala seseorang di pangkuannya.. Ia berusaha membangunkan seseorang yang sepertinya tak bisa bangun kembali saat melihat genangan darah yang sangat banyak mengalir mengikuti arah air akan mengalir..
perlahan, Nova mendekati wanita itu,
"Maaf, apa yang terjadi?".Wanita itu masih menangis histeris memangku kepala seorang laki-laki dengan penuh perlindungan seakan ia tidak akan membiarkan setetes air menyentuh wajah lelaki itu.
Seketika mata Nova membulat melihat wajah perempuan itu yang penuh darah,
"Astaga wajahmu!!". Pekiknya hingga melangkah mundur, ia terkejut sekaligus takut melihat wajah wanita itu yang terlihat mengerikan dengan penuh darah ditambah rambutnya yang acak-acakkan akibat kehujanan..Wanita itu menoleh menatap Nova geram,
"AKU AKAN MEMBALASNYA!! DIA HARUS MATII!!! HARUS MATI!!".Nova tersentak dan langsung terbangun dengan keringat dingin mengucur keras di keningnya,
"Hanya mimpi". Ia mengelap keningnya dan kembali berbaring disebelah Mio yang sudah berjalan di mimpi indahnya.Klotang..!!
Merasa tidurnya terganggu, Nova kembali membuka kedua bola matanya.. Ia meraba meja kecil di samping kasurnya dan mengambil benda pipih disana,
(Jam 2 malam?! Hanya orang gila yang bernai membangunkanku !). Gerutu Nova kesal sambil memandangi layar pipihnya itu.Dengan malas, ia bangkit dari kasurnya berjalan keluar dari kamar, sesaat tubuh Nova menegang saat melihat seseorang berbaju putih berdiri diujung membelakanginya.
"Nohana? Ka–kaukah itu?". Suara Nova bergetar ketakutan,
Merasa Namanya dipanggil pun Nohana menoleh,
"Eh kamu Tova, belum tidur?". Nohana tersenyum kearah Nova, dua panci kecil berada di genggamannya.Nova bernafas lega,
"Aku kira hantu tadi, ngomong-ngomong aku Nova bukan Tova". Ia berjalan mendekati Nohana, duduk diatas sofa menyambar makanan ringan yang tergeletak di atas meja dan melahapnya."Ah, maaf.. Kenapa kau belum tidur?". Tanya Nohana sambil menaruh dua panci yang sempat ia genggam dan menaruhnya ke tempat asalnya.
"Seharusnya aku yang tanya.. Kenapa kamu belum tidur Nohana? Apa kamu khawatir dengan suamimu? Jangan khawatir.. Dia bisa jaga diri kok". Dengan santainya Nova menaruh kedua kakinya diatas meja dan kembali melahap makanan ringan diatas tubuhnya.
"Kamu benar, aku nggak bisa tidur sebelum dia pulang..". Nova berdiri menghampiri Nohana,
"Sudahlah.. Lebih baik kamu istirahat dulu, luka di kepalamu belum pulih".
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Da LAVOSA
VampireMasalah belum selesai!. Penasaran? Baca aja Baca dulu A Vampir In Love