.
"Selesai". Nohana tersenyum senang sambil membersihkan tangannya dari noda merah dengan sapu tangan berwarna putih polos disebelahnya itu.
"Sekarang, aku akan membersihkan lukaku dulu". Nohana menatap Arioo, saat akan berdiri, tangannya digenggam,
"Hmm?"."Biar aku yang mengobatimu". Nohana tersenyum simpul,
"Tidak perlu.. aku bisa melakukannya sendiri".Akan tetapi Arioo tetap menggenggam tangan istrinya itu,
"Katakan dulu,kenapa tadi kau mendiamiku?".Nohana terdiam, ia bingung dengan jawabannya sendiri. Sesuatu telah terjadi di dalam dirinya.
"Nohana?". Nohana mendongak, menatap mata bulat hitam dihadapannya itu meminta jawaban.
"A-aku...".
"Sampai kapan kau mendiamiku seperti ini Nohana?".
"Maaf..".
Arioo memejamkan matanya sambil memijit pelipisnya yang mulai terasa sakit, ia memilih mengangkat sebelah kaki istrinya yang terluka itu dan mengobatinya.
Perasaan bersalah mulai menyelimuti dirinya, rasa risih nan kesal mendorongnya untuk berkata jujur,
"Arioo.. a-aku tak bermaksud untuk mengabaikanmu.. a-aku hanya.."."Takut?".
Nohana meneguk salivanya saat matanya berhadapan dengan mata hitam kecil yang penuh minta penjelasan.
"I-iya yo".
Arioo mengusap lembut pipi sang istri sambil tersenyum tipis,
"Takut kenapa? Apa yang membuatmu takut?
Ceritakanlah padaku.."."Se-sebenarnya.. a-ada yang aneh dengan perutku". Arioo mengenyirtkan dahinya heran,
"Aneh? Perutmu?".Nohana mengangguk cepat,
"Ya.. seperti ada yang bergerak".Entah kenapa Arioo jadi merasa khawatir mendengarnya,
"Besok kita kedokter lagi".Nohana mengelak,
"Tidak! Aku tidak ingin kedokter! Aku takut sama dokter! Aku tidak ingin dokter lelaki itu lagi yang memeriksa tubuhku".Mata Arioo membulat,
"Apa yang dilakukan dokter itu padamu? Apa dia melakukan sesuatu yang tak benar?".Nohana menggeleng kembali,
"Tidak, dia melakukan tugasnya dengan benar.. tetapi aku tak suka jika dia menyentuh tubuhku lagi dengan alat-alat mengerikan itu".Arioo tertawa, wajar saja Nohana risih dengan apa yang dilakukan seorang dokter terhadap dirinya. Toh itu pengalaman barunya saat mengandung.
"Kenapa ketawa?! Nggak ada yang lucu!!". Protes Nohana sambil memukul kecil dada bidang Arioo berulang kali
Arioo menggenggam kedua tangan Nohana setelah tawanya meredam, menatapnya dengan senyuman jahilnya,
"Aku mau kok nggantiin tuh dokter.. boleh ya?"."ARIOOOOOOOO!!!!". Arioo kembali tertawa melihat warna tomat terpampang jelas di pipi sang istri, mengabaikan rasa cubitan panas yang bertubi-tubi menempel di dadanya itu.
***
"Katakan saja pada Yoona tentang semuanya! Aku tak peduli". Rai menatap remeh lawannya itu lalu melanjutkan kembali langkah angkuhnya meninggalkan seorang wanita dengan muka yang memerah menahan emosi.
Rai tidak peduli apa yang dikatakan Hani kepada istrinya nanti, memang benar ia tak mau melibatkan Yoona dalam hal apapun akan tetapi ia juga tak mau jadi budak dari seorang wanita yang tidak ia kenal sama sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Da LAVOSA
VampirMasalah belum selesai!. Penasaran? Baca aja Baca dulu A Vampir In Love