"SUMPAH DAN JANJI"

305 13 2
                                    

Banyak yang minta dipanjangin episodenya..

niatnya sih Ane mau buat cerita baru.. tapi tak apalah demi kamu Ane panjangin dikit lah..
iya kamu.. ^_^

Jangan lupa klik di sudut bawah kirimu okee.. ^_^
.
.
.


Terdiam.
Semua orang terdiam membisu.

Yoona yang dari tadi membelalakkan matanya hingga air matanya mengalir kembali pun menganga,
"T.. tidak.. TIDAK MUNGKIN!!!".
Yoona berlari pergi dari semua orang.

"YOONA!". Langkah Rai terhenti ketika sebuah tangan menarik bahunya.

"Biar aku saja yang menenangkan dia karena aku ayahnya". Saran Jong Suk dan dengan terpaksa Rai menurutinya.

Jasmine mencengkram kepalanya kuat,
"Tidak tidak.. mungkin kau salah dokter.. tidak mungkin Jacob meninggal begitu saja! Tidak mungkin!!".

Rai mengelus kedua bahu Jasmine yang sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri, memberikan semangat agar hati wanita itu tidak rapuh.

Sang Dokter menggeleng pasrah lalu permisi pergi dari hadapan Jasmine dan Rai.

"Ja-jacob...". Jasmine dan Rai menoleh ke belakang, seketika mata mereka membulat melihat seseorang yang sangat berarti bagi Jacob.

Hani.

Dengan luka perban yang menggulung di kepalanya, Hani mendekati Jasmine dan menatapnya dengan bendungan air yang memenuhi kelopaknya,
"Mah.. itu tidak benarkan?".

Kepalanya menunduk, menahan isakan yang sudah menerobos untuk berbunyi yang mampu menyilukan hati, ia hanya bisa terdiam takut. Apa yang harus dikatakan oleh Hani bahwa orang yang ia cintai meninggal?.

"MAH! JAWAB AKU! ITU SEMUA TAK BENAR KAN?!". Teriak Hani, bendungannya pecah menghasilkan tangisan yang cukup menusuk hati.

Hani mengguncang kedua pundak Jasmine dengan berulang kali, barharap apa yang ia dengar itu semua tidaklah benar.

"It-itu benar nak".

Hani tertunduk, kedua tangannya begetar hebat di pundak jasmine membuat wanita yang sudah ia anggap keluarganya sendiri itu bisa merasakan bagaimana kepedihan yang dialami Hani saat ini.

Tangan Jasmine mulai terulur, ia melingkarkan kedua tangannya di punggu Hani sambil mengelus-elus lembut, memberikan kehangatan agar menantu angkatnya itu harus bisa bersabar dan Hani pun membiarkan kepalanya terbenam di pelukan tersebut.

Terasa sekali bagi Jasmine saat merasakan tubuh Hani yang bergetar hebat dan suaranya pun tersedu-sedu,
"Aku tau apa yang kau rasakan Nak, aku mengerti itu".

Mendengar hal itu Hani langsung melepaskan pelukannya dan menatap Jasmine dengan tatapan tajam, matanya membengkak kemerahan dengan air mata yang sudah kemana-mana membuat Jasmine merasa iba,
"Tidak ma!". Hani menggelengkan kepalanya dengan tangan kanannya ia acungkan telunjuk,
"Tidak ma! Mama tidak mengerti APA YANG AKU RASAKAN! DERITA MACAM APA INI MAH?! DERITA APA INI!!!!???".

Jasmine yang melihat kesedihan Hani hanya bisa meneteskan air matanya pasrah, ia bertekuk lutut dihadapan Hani,
"Bunuhlah mamahmu ini jika kau bisa merasa lebih baik Nak, mama rela".

Rai langsung menghampiri Jasmine yang masih tertunduk sambil berlutut layaknya seseorang yang akan dibunuh,
"Apa yang kau bicarakan tante! Ini bukan salahmu!".

"Tidak!". Jasmine dan Rai menoleh kearah Hani yang tengah menatap mereka masih dengan bendungan yang siap tumpah dikelopaknya,
"Aku tidak akan membunuhmu mah.. tapi aku akan membunuh ORANG YANG TELAH MEMBUNUH SUAMIKU!! AKU BERSUMPAH TIDAK AKAN MENGUBURKAN JASAD SUAMIKU SEBELUM MEMBUNUH PELAKUNYA!!".

Vampire Da LAVOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang