"Nova?". Nova terdiam duduk di pinggir kasur sambil menatap jendela dengan pandangan kosong.
Setelah bangun tidur tadi, entah kenapa sedari tadi Nova tidak bicara sedikitpun.. Dari Bangun tidur, Mandi, sarapan hingga sekarang tidak ada satu katapun keluar dari mulutnya itu, ia hanya merenung-merenung dan merenung membuat Mio yang disampingnya menjadi khawatir.
Mio mendekati Nova, ia duduk disebelahnya lalu menepuk bahunya pelan,
"Nova?". Nova yang sedikit terkejut menoleh ke sebelahnya, ia hanya tersenyum tipis.Terlihat jelas ada yang tidak beres dari matanya membuat Mio semakin khawatir,
"Hei.. Ada apa?". Nova menggeleng sambil tersenyum,
"Tidak ada apa–"."Bohong! Jelas sekali ada yang kau sembunyikan dariku". Potong Mio kesal,
"Tidak Mio, aku tidak berbohong". Elak Nova sambil tersenyum menyakinkan."Bohong lagi". Nova gelagapan, sepertinya Mio pandai dalam menebak kejujuran seseorang sehingga siapapun yang mencoba untuk berbohong tidak akan mempan dengan dirinya.
Mio memalingkan wajahnya dari Nova, ia enggan untuk menatap sahabatnya yang satu ini sebab ia sudah kesal dibohongi oleh orang yang masih amatiran.
Nova menghela nafasnya, ia menyerah untuk berbohong lagi,
"Baiklah, asal kau berjanji untuk tidak memberitahukannya kepada sia–"."Aku janji!". Nova terkejut melihat tingkah Mio yang tadinya kesal berubah menjadi semangat 45 seperti sekarang ini.
Nova pun menceritakan semuanya tentang mimpinya semalam, ia yakini bahwa mimpinya semalam adalah sebuah pertanda buruk nantinya.. Mio memandang Nova serius, ia mengerti semuanya.
Sejenak Mio berpikir.
"Aku takut Mio". Terlihat jelas wajahnya sangat cemas. Mio menoleh menepuk bahu Nova pelan sambil tersenyum,
"Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja Va". Ucapnya menyakinkan."Aku harap kau benar". Nova membalas senyuman Mio, melawan rasa khawatirnya.
"Aku pulang..". Terdengar suara seseorang dari ruang tamu, Mio dan Nova pun segera beranjak menuju sumber suara.
"Kak Riko!". Nova terkejut senang sekaligus tak percaya melihat sang kakak yang sudah pulang dari kantornya ralat.. Kantor Arioo. Ia langsung memeluk sang kakak dengan erat membuat Riko terkekeh dan mengacak-acak rambut Nova gemas,
"Baru sehari ditinggal, eeh serasa kayak ditinggal setahun". Mendengar ejekan dari sang kakak membuat Nova melepaskan pelukannya dan menatap sang kakak dengan kesal, lantas ia mencubit dada sang kakak dengan gemas.Riko merintih kesakitan saat Nova menambah cubitannya,
"Akh! Ampun Va! Ampun!".Mio terkekeh menyaksikan hal lucu di ruang tamu itu, lantas ia pergi kedapur menyiapkan sarapan pagi untuk Riko.
Nova tersenyum kemenangan, lalu melepas cubitannya,
"Sekarang mandi! Bau tau gak!". Ejeknya sambil mendorong tubuh Riko dari belakang menuju kamar mandi."Eh tunggu bentar". Nova berhenti mendorong lalu menatap Riko bingung,
"Apa?"."Nohana dan Arioo kemana? ". Tanya Riko heran, sedari tadi tak melihat dua sejoli itu.
Gelagapan, Nova merasa malu saat mengingat kejadian tadi pagi.
Flashback on.
"Nova kamu bangunkan Arioo sama Nohana gih, aku yang memasak". Nova hanya mengangguk segera beranjak dari kamarnya dengan handuk yang masih melilit diatas kepalanya berjalan menuju kamar Nohana.
Saat Nova mengangkat tangannya untuk mengetuk, terdengar suara dari dalam kamar itu, karena penasaran.. Nova menempelkan kupingnya di pintu itu dan mengupingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Da LAVOSA
VampireMasalah belum selesai!. Penasaran? Baca aja Baca dulu A Vampir In Love