'START'

282 11 7
                                    

"Jaga dirimu baik-baik.. Kami akan merindukanmu".
Ujar Nova sambil memeluk Nohana dengan erat.

Nohana juga membalas pelukan Nova lalu mengangguk,
"Kalian juga".

Sudah banyak cara yang dilakukan Nohana agar sahabatnya itu membatalkan penerbangannya akan tetapi hasilnya tetap sama, Nihil.

Dan sekarang, disinilah mereka dimana Nohana dan Arioo mengucapkan salam perpisahan dengan Nova yang telah membawa koper besar miliknya, hal yang sama juga dilakukan oleh sang kakak.

"Aku pergi dulu". Nova melepaskan pelukannya beralih menatap Arioo tajam,
"Jaga Nohana baik- baik! Jangan buat dia menangis atau kau yang akan kubuat menangis!". Ancamnya membuat Arioo meneguk ludahnya kasar.

Nohana terkekeh,
"Ya sudah, pesawat kalian akan berangkat tuh". Ucapnya membuat Riko dan Nova menoleh kearahnya,
"Dan kak Riko, tolong jaga Nova ya?". Riko mengangguk sambil tersenyum

"Salamkan buat Mio ya?, aku pasti merindukannya". Nohana mengangguk mengiyakan,
"Iya baiklah".

Mio tidak bisa menemani Nohana di bandara, sebab banyak sekali tugas kuliahnya yang belum terselesaikan apalagi semua tugas itu ialah petunjuk untuk masa depannya nanti.

Setelah punggung Nova dan Riko tidak terlihat sebab sudah memasuki pesawat,
"Aku pasti akan merindukannya". Gumam Nohana tanpa sadar membuat Arioo mengenyirt bingung.

"Kamu merindukan Riko?". Nohana menoleh kearah Arioo yang sudah menatapnya duluan,
"Tidak, aku akan merindukan sahabatku bukan kakaknya". Elak Nohana keras.

Arioo tersenyum,
"Baiklah.. Ayo pulang". Nohana mengangguk.

***

"Jangan lakukan hal itu lagi! Jangan pernah!" . Yoona menelan salivanya dengan kasar mendengar bentakan Rai yang membuatnya takut.

Berberapa jam yang lalu Rai menyelamatkan Yoona berberapa detik sebelum Yoona melompat dari jembatan.

Rai pun langsung membawa Yoona kerumahnya dan sekarang memarahinya.

Yoona menunduk takut,
"Maaf..". Lirihnya dengan nada bergetar, ia sungguh ketakutan.

Rai menghela nafasnya kasar, meninggalkan Yoona yang masih mematung di ruang tengah.

Yoona masih tertunduk, sesak dihatinya membuat matanya memanas hingga keluarlah buliran cairan bening mengalir pelan melewati pipi tembemnya.

"Maaf.. ". Ia masih mengucapkan kata itu walaupun Rai sudah tidak ada dihadapannya lagi.

Ia menyesali apa yang ia lakukan, mencoba bunuh diri adalah tindakan yang konyol baginya. Dan sekarang ia tidak mau melakukan hal yang akan membuat kemarahan Rai lagi. Tidak akan.

"Maaf..". Kali ini bukan Yoona yang meminta maaf..
Ia mendongak mendapati Rai yang berdiri dihadapannya, mata sendunya membuat Yoona meneteskan Air matanya.

Rai mengusap air mata di pipi Yoona dengan pelan,
"Jangan menangis ".

"Rai maafin aku.. Seharusnya aku tak memaksamu waktu itu, seharusnya aku tak memaksamu menikah-".

"Aku mau menikah denganmu".
Yoona melotot menatap Rai tak percaya,
"Aku tidak ingin memaksamu, Rai".

Rai menggeleng,
"Ini kemauanku kok". Ucapnya sambil tersenyum tulus.

Vampire Da LAVOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang