ARIOO POV'S
"SIALL!". Umpatku kesal dan langsung membanting pintu mobil, menancap gas full.. Aku tak peduli orang-orang yang menatapku dengan aneh langsung membawa mobilku ke suatu tempat.
Saat tiba ditempat itu aku langsung memakirkan mobilku di sembarang tempat membuat seorang satpam menghampiriku dan memperingatkanku tetapi aku tak peduli, emosiku saat ini sangat tidak mendukung saat ku buka pintu mobilku dan membantingnya si satpam tadi malah terdiam lalu menunduk,
"Tuan Arioo.. Ma-maafkan saya.. Saya ta-tak tau-"."Oke!". Jawabku singkat kepada pak Yohi, mantan satpam di kantorku yang dulunya aku pindah tugaskan untuk menjadi satpam di kantor NEO sebab aku ingin dia bisa bekerja lebih baik lagi disana, bukannya aku ngusir tetapi aku kasihan dengannya.. Aah! Jangan bahas tentang pak satpam, yang dibahas itu keberadaan Nohana yang entah kemana. Telponnya tak aktif, GPSnya juga nggak aktif.. Aku jadi sangat khawatir sekarang.
Dengan tergesa-gesa aku langsung menemui kepala perusahaan tersebut dan katanya Nohana tidak ada disini membuatku semakin frustasi
Aku keluar dari perusahaan tersebut lalu kembali menelpon Nomor Nohana dan hasilnya Nihil. Tidak ada jawaban sama sekali..
Aku masuk kembali kedalam mobil dan mulai melajukannya tanpa arah, saat ini aku benar-benar cemas dan khawatir.. Aku takut terjadi sesuatu dengannya.
Drrtt.. Drrrt..
Hapeku bergetar saat notifikasi pesan dari nomor tak dikenal muncul di layar benda datar tersebut.
Aku membanting stir ke kiri dan menghentikan mobilku di pinggir jalan.. ku ambil benda pipih tersebut yang dan isinya:
Nohana di jalan 2AN dengan sebuah mobil taksi berplat .... Bergegaslah!.
Tak ada niat untuk membalsnya dan langsung ku tancap gas full mengikuti pesan tersebut yang setidaknya memberikanku sedikit informasi walaupun belum tau kepastiannya.
.
.Aku memukul stir yang dihadapanku dengan kesal saat melihat berberapa polisi dan sebuah mobil Ambulan memblokir jalan, terlihat petugas medis sedang mengangkat mayat seorang perempuan yang mengenakan baju... Tunggu, baju itu sangat familiar bagiku.
Dengan keberanian penuh, aku langsung turun dari mobil dan menghampiri mayat itu sebelum seorang polisi mencegatku.
"Maaf pak, jangan mendekat".
Kata pak polisi itu sambil merentangkan kedua tangannya."Tapi wanita itu adalah orang yang bekerja di perusahaan saya, siapa tau saya mengenalnya". Ucapku yakin membuat bapak polisi yang umurnya setengah abad itu semenit ia menatapku dengan pandangan menyelidik yang kemudian mengangguk, memperbolehkanku mendekat.
Aku pun dengan cepat menghampiri mayat tersebut, sontak mataku membulat tak percaya saat melihat mayat tersebut yang berlumuran darah diseluruh tubuhnya: tangan kanan putus, pinggang remuk, isi perut terburai semua yang tak lain adalah Rose, sekretaris kepercayaanku.
Aku tak menghiraukan bau amis yang menjalar di hidungku membuatku semakin nafsu akan darah, aku tak peduli.. Aku sangat tertekan melihat semua ini, siapa yang telah melakukan semua ini?! Ini tidak mungkin terjadi! Tidak!
Tanganku mengepal kuat seiringan dengan mataku yang berubah warna menjadi warna merah darah, aku sungguh-sungguh tak bisa menahan emosiku saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Da LAVOSA
VampirosMasalah belum selesai!. Penasaran? Baca aja Baca dulu A Vampir In Love