Sore hari. 17.44
"Anda pak Riko?". Tanya seorang wanita muda dengan baju kantor sedang berdiri di depan pintu utama perusahaan sambil membawa berkas-berkas kantor.
Riko yang baru saja turun dari mobil setelah di jemput oleh berberapa bodyguard itu pun tersenyum,
"Iya, apa kamu Luna?".Wanita muda itupun tersenyum,
"Iya pak saya Luna, mari pak langsung saja kita pertemuannya".Riko yang masih gugup pun pangsung menarik lengan Luna membuat wanita itu menoleh dengan pandangan terkejut,
"Apa ada yang bisa saya bantu?".Sesaat Riko menoleh kearah orang- orang yang berjas hitam dibelakangnya.
"Kalian boleh pergi". Ucapnya membuat para pengawal yang jumlahnya 20an itu menunduk dan pergi dari hadapan Riko.Terdengar helaaan nafas kasar dari Riko, Luna pun mengulangi perkataannya,
"Apa ada yang bisa saya bantu?".Riko menunduk lalu mengangguk,
"Bisakah kamu ajarkan saya agar terlihat percaya diri?".Luna tersenyum,
"Tentu saja pak".***
Malam hari. 20.11
"Kita mau kemana?". Tanya Nohana menatap Arioo yang sedang menyetir.
Nohana dinyatakan sehat setelah dokter memeriksanya tadi dan langsung memperbolehkannya pulang walaupun perban di kepalanya masih terlihat tebal.
Arioo yang masih menyetir pun kini menoleh kearah sang istri sambil tersenyum,
"Aku mau mengajak kamu makan malam, waktu itu kan tertunda". Ucapnya agar Nohana dapat mengingat kejadian malam itu.Nohana terdiam, membuat Arioo penasaran.
"Nohana?". Nohana menoleh kearah Arioo sambil mengenyirtkan keningnya heran,
"Bukankah kau akan pergi ke perancis besok?".Arioo menghentikan mobilnya tepat setelah sampai di parkiran salah satu restoran terkenal, ia menoleh kearah Nohana dengan mata yang berbinar-binar,
"Kau ingat ?!".Nohana mengangguk kaku,
"Ya dikit, kenapa kau tidak istirahat? Besok kau akan pergi yo?". Senyuman Arioo merekah saat Nohana mulai memanggilnya dengan sebutan itu, sebutan lembut dari istrinya dulu.Nohana mengenyirtkan keningnya lagi,
"Eh kok malah senyum sih? Sebaiknya kita pulang.. Kau harus istirahat". Ucapnya tegas membuat Arioo tanpa sadar mengangguk, matanya masih memperhatikan wajah istrinya yang kesal itu.Lagi, mereka akhirnya pun tak jadi makan di restoran.
***
"Biar aku saja yang menyetir". Ucap Rai gelisah melihat Yoona yang sedari tadi menggigil kedinginan.
Bagaimana tidak dingin, Ac di dalam mobil tersebut aktif, full malahan.
Yoona menggeleng,
"Biarkan! aku suka sakit!". Serunya membuat Rai mengerutkan keningnya heran,
"Kau gila?! Mana ada orang suka sakit? Sini! Biar aku yang menyetir". Rai menarik lengan Yoona agar mengganti posisi akan tetapi Yoona tetap menggeleng."Aku benci pak tua itu!". Rai terdiam sesaat, mencerna apa maksud perkataan Yoona barusan,
"Pak tua? Maksudmu?".Yoona menoleh kearah Rai tajam,
"Lelaki tua itu selalu membuatku menderita! Kau tau? Aku paling tidak suka kalau dipaksakan!".
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Da LAVOSA
VampireMasalah belum selesai!. Penasaran? Baca aja Baca dulu A Vampir In Love