BAB 10

134 13 0
                                    

"Bagaimanapun aku sudah terlanjur jatuh pada semua hal yang melibatkanmu" ~Angga william

Willi Pov

Pagi ini seperti biasa gue mau jemput silla.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup dekat, iya satu kompleks gue sama dia. Gue udah sampe didepan gerbang rumahnya, dan terlihat bunda lagi ngerapihin tanaman bonsainya.

"Assalamualikum, pagi bunda "

"eh willi, walaikumsalam. Udah sarapan nak? Kalau belum itu kamu masuk aja, silla juga lagi sarapan" jawabnya

"tauaja bunwilli lagi laper belum sarapan heheh. Willi masuk dulu ya bun" kata gue.

Author Pov

"Dorrrr" kata willi mengagetkan silla sampai dia tersedak.

"Uhuuk uhukk" willi langsung memberi air putih untuk shilla.

"Kaget pinter, gila ya lo kalo gue mati gimana?" semprot shilla.

Bisa dibayangkan jika saat ini tokoh shilla di ibaratkan animasi seperti kartun, mungkin dikepala shilla sudah ada kepulan asap asap di ubun-ubunnya.

"hehehe sorry abis masa lo gak nyadar gue dateng. Penunggu rumah ini aja nyambut gue sil" kata willi tanpa dosannya dan langsung mengambil sarapan untuk dirinya.

"Sabar sabarr" cibir shilla yang hanya dibalas deheman oleh willi.

Setelah menyelesaikan acara sarapan dengan khidmat willi langsung menyeret shilla untuk berangkat.

"yuk lama lo" kata willi sambil menyeret paksa.

"emang dasar gila ya dia yang lama gue yang disalahin" cibir shilla pelan.

Ya gini kalo otak willi sudah kadaluwarsa dan dipaksa untuk beepikir pasti bikin orang ingin makan dia.

"Bunda berangkat dulu ya, Assalamualaikum"

"walaikumsalam hati hati"

‹•.•›

Waktu pelajaran berlangsung, gue sama sekali gak fokus.

Aduhh, kenapa sih gue. Sampe sekarang jantung gue masih berdebar kalo ngingget kejadian beberapa hari ini.  Debaran ini kayaknya gak asing, gue udah pernah mengalami hal kayak gini. Dan itu kembali muncul, ketika didekat sahabat gue sendiri.

Gue gak terlalu bodoh untuk mengartikan debaran tersebut, yang jadi permasalahan kenapa begitu cepat beralih? Kenapa waktunya gak tepat?

"SHILLAAA"

"Astaga naga dragon, gila ye elo. Kalo gue jangungan gimana. Kenapa sih?" lamunan gur buyar gara gara suara cetar si Stevani. Astaga ini anak toa banget.

"kenapa kenapa. Elo ni yang kenapa kita panggil dari tadi juga. Emang elo kagak ke kantin apa?" cerocos Stevani
"iya elo kenapa sih sil"

"eh udah udah, silla itu kagak kenapa-napa. Dia itu laper makanya kurang fokus. Mending kita ke kantin aja, yakan??" kata keyla. Wahh emang ini anak kurang ajar bilang aja dia yang laper. Ckck.

"yee lo kali yang laper, yuk cepetan" kata gue.

"yang bikin lama siapa, yang protes siapa" gumam willi.

"gue denger ya wil" sarkas gue.

Saat ini kantin lagi rame banget, mana tadi kesini telat. Jadilah tidak ada tempat buat hati gue singgah, eh maksudnya buat gue makan.

"Yah gak ada tempat, kemana ini" kata gue.

"Yaudah yuk ikut gue" kata willi.

Kita pun mengikuti willi. Sampai di halaman belakang yang selalu sepi karena tidak ada yang pergi kehalaman belakang. Konon katanya halaman belakang angker karena dulunya bekas kuburan.

Ckck setiap sekolah pasti punya cerita mistis seperti ini, entah itu kuburan, sumur tua, gedung atau yang lain.

"Aduh duh penyakit gue kambuh nih, astaga duh duh" kata keyla histeris.

Haa?perasaan dia gak punya riwayat penyakit deh.

"key key lo sakit apa? Mana mana yang sakit" kata willi.

Kita semua panik, beneran ini gue gak pernah liat keyla kayak gini.

"iya nih gak tau gue abis makan mesti kek gini, penyakit gue kambuh terus" katanya dengan muka watados??

Kok wajahnya aneh??

"lo sakit apa sih key, gue kuatir ini" kata gue.

"kenyang" satu kata. SATU kata gaes, gue masih mencerna maksudnya.

"maksud lo apaan sih??" kata stevani.

"iya penyakit gue abis makan ya kenyang lah. Wahhhaaa sumpah muka lo pada kaya gembel. Hahahaha" jawabnya dengan ketawa jahat.

"Bukan temen gue"

"Leper gila, kenyang bodo"

"sinting"

Sumpah, kalo ngomong sama badak emang gak ada habisnya ya.

Why, So?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang