BAB 20 [EPILOG]

132 10 0
                                    

Senin. Hari yang sangat menyebalkan bagi semua siswa, dimana mereka dengan rela atau tidak rela harus rela dijemur di bawah teriknya matahari.

Apalagi saat pembina menyampaikan amanat. banyak siswa yang misuh-misuh atau apalah itu. Selang beberapa menit, kalimat surga pun terlontar dari pembina yang bak seorang malaikat pencabut nyawa itu. Sekian amanat dari saya. ya walaupun hanya 4 kata, tapi mereka seakan terbebas dari eksekusi mati saja. Sekarang mereka membenarkan, doa orang teraniaya akan dikabulkan.

Berlebihan memang namun siapa yang peduli?

Siswa siswi langsung berhamburan menuju tempat tujuan masing masing. Ada yang langsung ke kelas, ada yang meminjam buku paket kelas sebelah, ada yang duduk selonjoran di taman, ada yang dikantin, bahkan ada yang kena tatib sekolahan.

Seperti sekumpulan anak kelebihan hormon yang sedang mojok di kantin ini, ya siapa lagi kalau bukan Silla dan kawan-kawannya?

"Heran deh gue sama guru sekarang ini, nyuruh murid kratif tapi dia sendiri ga kreatif. masa iya setiap senin ceramahnya itu itu mulu. kalo ngga kebersihan ya ketertiban" cerocos keyla yang tak digubris oleh para sahabatnya.

"heloo gue dari tadi nyerocos kagak ada yang respon?!" cerocosnya lagi.

"ya mau lo itu guru pada ngomongin apa? Konsernya Avenged? Apa Indoapril impian lo itu kapan dibuka? iya?" kata shilla.

Memang keyla ini sangat suka dengan band yang katanya sangat keren ini, apa lagi kalo bukan Avenged Sevenfold. Dia juga memiliki cita cita mendirikan minimarket sukses bernama indoaplril yang akan menyaingi indomaret Jangan heran otak dia memang sudah kadaluwarsa dan dipaksa untuk berfikir memang seperti ini jadinya.

‹•.•›

Setelah beberapa jam di dalam kelas dengan perang batin lantaran pelajaran tak ada yang masuk. Bel kemenangan mereka akhirnya berbunyi.

Para wajah yang tadinya seperti zombie sekarang berubah digantikan dengan raut wajah sumringah. Saking senangnya raut wajah mereka mengalahkan raut wajah seorang anak kecil yang dibelikan baju baru oleh ibunya.

"Gue mau beli buku ikut gak wil?"

"Lo pergi sama keyla sama stevani?"

"Iyalah, mau gak"

"Gak deh, gue pilih futsal aja. Gamau gue ntar diplorotin mulu sama si keyla"

"Temen lo itu"

"Temen lo juga"

"Oiyaya, yaudah gue kedepan dulu. Semangat lo futsalnya"

"Siyap, ati-ati sil"

Setelah melambaikan tangan silla beegegas menuju parkiran untuk menemui sahabat-sahabatnya.

"Tuh, ibu negara udah dateng" Baru beberapa detik sampai dihadapan mereka Silla sudah disemprot oleh Keyla.

Dasar mulut jahat emang.

"Hehe maafkan aku wahai rakyatku" jawab silla dengan cengirannya.

"Najis lo, udah buruan yuk" jawab stevani

"Jadi Gramed kan?"

"Jadi lah, gue mau ngeborong novel ini" jawab stevani.

"Siyap gue ditraktir"

"Setuju" seru keyla

"Jangan banyak-banyak tapi, bangkut guenya yang ada"

"Hahahaha"

Setelah menempuh perjalanan yang super duper macet, akhirnya mereka sampai juga ditempat yang menjadi favorit bagi mereka.

Gini nih, kalau punya temen yang sehobi, sedarah, setanah air. Apa-apa iyain deh.

Why, So?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang