Ketika melihat seseorang yang disukai berjalan berdampingan bersama seseorang yang disukainya, itu tandanya Tuhan sudah memberikan sebuah kode jika seseorang yang kau sukai tak mungkin bisa berdampingan denganmu.
Apalagi dilengkapi tawa bahagia di antaranya, lebih baik menyerah dari sekarang daripada terus berharap sesuatu yang tak pasti.
Seseorang itu seperti sedang bergurau ria bersama kekasihnya di sudut koridor yang hendak kulewati
Aku tersenyum tipis begitu mendengar penuturan Baekhyun yang menyuruhku untuk melupakan seseorang yang kusukai sekarang.
Baekhyun sahabatku sejak masuk sekolah menengah atas. Dia satu-satunya orang yang mau bertahan berteman denganku meskipun hatinya menginginkan lebih dari sekedar pertemanan.
Awalnya aku merasa tidak enak hati selepas menolaknya yang menginginkanku menjadi kekasihnya. Senyum getirnya saat itu selalu terbayang di pikiranku hingga dua tahun kami berteman bahkan bersahabat, aku sudah tidak melihat tatapan sukanya padaku.
Aku salut padanya. Ketika orang-orang yang ku tolak cintanya langsung beranjak pergi menjauh dari pandanganku, justru dia senantiasa menemani hari-hariku dengan ikatan pertemanan biasa. Katanya sih dia tidak ingin melihatku sendiri.
Oh ya, aku lupa mengatakan jika aku tidak mempunyai satu orang teman perempuan sekalipun selain ibuku. Mereka semua seperti menghindar berteman denganku. Mereka terlihat sekali membenciku ketika melihatku berjalan berdampingan dengan seorang lelaki.
Entah apa alasannya aku tak ingin memusingkan diri untuk berpikir tentang hal itu. Aku sudah nyaman dengan keadaanku yang seperti ini. Aku benci keramaian tak seperti mereka yang justru menyukainya. Aku hanya ingin merasakan ketenangan meskipun terdengar tak wajar untuk seorang manusia yang katanya mahluk sosial.
Tapi apa boleh buat. Aku hanya manusia biasa yang sedang menjalankan takdirnya. Takdir yang memang mengharuskanku untuk berteman dengan seorang lelaki yang bahkan memiliki perasaan padaku. Meskipun aku tidak tahu perasaannya masih tetap sama atau tidak.
Aku memang egois. Ketika ada yang menyukaiku, aku malah mengabaikannya dan malah menunggu keajaiban datang menghampiriku. Aku menyukai pria lain meskipun bertepuk sebelah tangan. Oh percayalah, itu sangat menyakitkan dan juga memalukan.
Aku pernah mengatakan perasaanku padanya meskipun hasilnya mengerikan. Dia tak memiliki perasaan padaku. Tentu saja tidak karena dia lebih dulu menyatakan perasaannya pada perempuan lain yang sekelas denganku.
Oh Tuhan itu sangat memalukan sekali. Aku mencintai seorang Jeon Jungkook yang bahkan mencintai teman sekelasku, Kim Hyuna.
Dan setelah kejadian itu, dia selalu tersenyum menyapa begitu melihatku. Seperti halnya kemarin saat dia menitipkan bingkisan untuk pacarnya padaku. Apa dia lupa jika aku mencintainya atau memang sengaja membuatku lebih terluka?
"IU lo denger gue ngomong gak sih?" astaga aku lupa jika sedari tadi Baekhyun sedang berbicara padaku. Aku tersenyum kaku padanya dan dia mengerucutkan bibirnya membuatku gemas sendiri melihatnya.
"Baekh, gue pengen pipis." Pintaku memelas.
"Ya udah sana, gue tunggu di luar. Kebiasaan banget sih kalo lewat toilet pasti mampir dulu." Gerutu pria itu dengan tangan yang mengacak rambutku pelan. Aku hanya nyengir kuda tanpa dosa padanya. Kita memang sedang berjalan menuju kelas selepas dari kantin tadi.
"Lo duluan aja. Gue lama soalnya." Samar-samar aku melihat tatapan tak suka dari sorot mata sipitnya. Dia memang tak suka dibantah tapi apa sekarang aku sedang membantahnya?
"Ya udah ya udah, tunggu di sini tapi kalo males nunggunya lo boleh pergi." Dia tersenyum riang dan aku langsung melesat masuk ke toilet.
***
"APA? Jeon minta putus sama lo? dia serius? terus lo jawab apa?"
"Gue gak tau. Kayaknya sih ada cewek lain."
"Terus lo diem aja gak bertindak?"
"Gue bukan diem aja. Gue lagi cari tahu siapa ceweknya. Gue gak terima, ini pertama kalinya ada cowok yang mutusin gue duluan. Dia pikir dia siapa berani mutusin gue duluan. Gue gak bakal buat cewek barunya bahagia di atas penderitaan gue."
"Terus sekarang lo curiga sama siapa?"
"Gue gak tau. Gue kan tadi udah bilang kalo gue lagi cari tau."
"Eh, lo inget gak sih waktu Jeon bilang ada yang nembak dia setelah kalian jadian satu hari. Bisa aja dia orangnya."
"Siapa maksud lo?"
"Kayaknya sih-"
Ceklek
Aku mematung begitu melihat kedua pasang mata menatap ke arahku dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Ji Eun!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Hati (JEON JUNGKOOK)
FanfictionHarapan itu ada. Namun, tidak nyata bagiku.