Happy Reading, again :*
*Ketika penyesalan datang, apa yang akan kamu lakukan?*
Lee Ji Eun mengerang lirih begitu samar-samar terdengar suara seseorang memanggil namanya. Pandangannya sedikit mengabur membuat Ji Eun mengucek pelan kedua matanya.
"Hyuna?" lirih Ji Eun tak percaya.
"BI, kenapa dia ada di sini? jangan bilang kau-" ucap Hyuna terpotong begitu Hanbin menghampirinya lalu berujar.
"Aih, jangan salah paham dulu. Aku lupa mengatakan hal ini padamu tadi."
"Jadi begini, aku menemuinya di jalan tadi pagi, maksudku dini hari tadi. Ia pinsan dan tak ada siapapun di sana kecuali aku. Lalu, aku memutuskan untuk menolongnya dengan membawanya ke sini. Kau mengerti kan?"
Hyuna mengangguk pelan. Lagi pula mana mungkin ia menyalahkan niat baik Hanbin hanya karena egonya.
Pandangan Hyuna beralih pada Ji Eun yang kini membungkam tak bersuara. Bahkan yang dilakukan oleh gadis itu hanya menunduk, menatap kosong lantai marmer di bawah sana.
"Lo kenapa?" tanya Hyuna yang ikut duduk bersama di sofa bersama Ji Eun.
"Ada masalah?" Ji Eun membungkam. Gadis itu sama sekali tak menghiraukan pertanyaannya.
"Ji Eun?" panggil Hyuna sedikit kesal. Dan Ji Eun, hanya menoleh tanpa suara. Lalu, tatapannya beralih pada Hanbin sekilas.
Hyuna yang memperhatikan itu akhirnya mengerti jika Ji Eun hanya ingin berbicara berdua dengannya.
"BI?" panggil Hyuna yang dibalasan dehaman malas oleh Hanbin. Hyuna menatap pria itu seolah memberikan kode dan untungnya pria itu mengerti apa maksudnya. Hanbin kemudian memilih beranjak dari sana tanpa suara.
"Lo kenapa?" tanya Hyuna sekali lagi. Namun, Ji Eun sama sekali bungkam tak bersuara. Gadis itu masih setia menundukan kepalanya.
"Ji Eun?"
"Lo ada masalah?"
"Jangan diam aja. Kenapa lo bisa sampai pinsan di jalan?"
"Untung saja yang lihat lo pinsan itu Hanbin, bukan orang lain. Bagaimana kalau orang lain, mungkin lo-" ucap Hyuna terpotong.
"Gue rapuh!" Hyuna bungkam seketika begitu Ji Eun menatapnya penuh luka.
"Kenapa?" tanya Hyuna pelan-pelan.
"Mereka semua penuh dusta."
"Mereka siapa maksudnya?"
"Ayah, Bunda bahkan Jungkook, mereka semua penuh kebohongan. Betapa bodohnya gue selama ini yang selalu percaya sama omong kosong mereka." Jelas Ji Eun tanpa ekspresi.
"Lo ada masalah sama orang tua lo?"
"Lalu Jungkook?" Hyuna menghela nafas begitu Ji Eun kembali diam.
"Kalau mau cerita, cerita aja. Gue siap koq jadi pendengar lo. Kali aja gue bisa bantu." Ujar Hyuna memberi semangat.
"Ji Eun?"
Grepp
Hyuna sedikit kaget begitu Ji Eun memeluknya tanpa aturan. Ji Eun memeluknya erat yang hampir membuatnya susah bernafas.
"Kenapa gue harus terlahir karena sebuah perjanjian. Mereka benar-benar egois. Ayah gue ...." Dan mengalirlah sebuah cerita penuh luka yang diceritakan Ji Eun pada Hyuna.
Hyuna yang mendengar itu membuatnya terenyuh. Ia jadi sadar bahwa cerita hidupnya bahkan lebih baik dari Ji Eun. Meskipun keduanya hampir sama memiliki masalah dalam keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Hati (JEON JUNGKOOK)
FanfictionHarapan itu ada. Namun, tidak nyata bagiku.