Kim

178 32 7
                                    


Happy Reading Guys
Kecup basah :*

*Segalanya menyakitiku sampai titik dimana aku merasa seperti mati. Aku punya banyak hal untuk dibicarakan namun tak ada satupun yang bisa diajak bicara.*

Suasana hening begitu mendominasi bagi keduanya. Hyuna terdiam kaku dengan tatapan mata sayu yang membuat seseorang di sampingnya dilanda cemas.

"Masih belum mau cerita?" Taehyung menghela nafas pelan sebelum kembali melanjutkan ucapannya.

"Okeh, gue ngerti itu privasi lo tapi seenggaknya kalo lo sedikit berbagi tentang masalah lo mungkin gue bisa bantu dan juga beban lo akan sedikit terangkat." Cerocos Taehyung yang sudah tidak tahan melihat keadaan Hyuna yang terlihat kacau berbeda dari biasanya.

"Hyuna?" panggil pria itu dengan tangan menyentuh pundak Hyuna. Dan perlahan, Hyuna menoleh ke arahnya.

Matanya berkaca-kaca dan itu sukses membuat Taehyung terenyuh melihatnya.

"Kalo mau nangis, nangis aja." Ujar Taehyung yang dibalas gelengan kepala oleh Hyuna. Meskipun Hyuna menolak untuk menangis namun tetap saja air matanya tak bisa dibendung. Gadis itu menangis dalam diam hingga akhirnya terdengar tangisan lirih yang langsung membuat Taehyung tak segan untuk merengkuhnya.

"Semuanya nyakitin gue. Mulai dari Ayah gue, dia pembohong besar. Dia bikin hidup gue sama nyokap gue menderita. Dia benar-benar brengsek. Gue benci sama Ayah." Ujar Hyuna penuh emosi. Gadis itu masih tetap berada dalam rengkuhan Taehyung yang kini semakin merengkuhnya erat. Seolah dengan seperti itu bisa memberikan kekuatan untuk Hyuna menghadapi masalahnya.

"Dia brengsek! hanya demi keluarga barunya dia tega buat nyokap gue menderita. Nyokap gue meninggal karena penyakit sialan yang gak pernah bisa diobati. Dan Ayah sama sekali gak peduli. Dia sama sekali gak ada hati buat nyembuhin penyakit Bunda. Dia lebih mementingkan keluarga barunya. Hingga akhirnya dia sadar dan itu terlambat."

Sebenarnya Taehyung agak sedikit bingung dengan apa yang diceritakan Hyuna. Karena setahunya orang tua Hyuna masih tetap bersama tidak seperti apa yang diceritakan gadis itu barusan.

"Sekarang, gue memilih hidup sendiri. Gue gak mau satu atap lagi sama dia. Gue pergi dari rumah. Dan lo tahu apa yang gue rasain sekarang, rasanya benar-benar sakit. Hati gue sakit. Hidup gue hancur. Gue gak punya rumah buat pulang. Gue gak punya siapapun lagi buat diajak bicara. Impian-impian gue punah begitu saja hanya karena gue gak sanggup lagi untuk menanggung beban hidup. Dan sialnya gue memilih pilihan yang membuat gue terjerumus ke hal-hal negative."

"Negative?" tanya Taehyung hampir tak terdengar yang langsung membuat Hyuna menegakan tubuhnya, menciptakan jarak dengan pria itu.

"Gue diadopsi sama Ayah Ray."

Deg. Sempat Taehyung mematung mendengarnya namun ia tak tega melihat raut wajah menyedihkan yang tersirat pada gadis itu.

"Jadi maksud lo-" ucap Taehyung terpotong.

"Ya, dia yang kalian tahu sebagai ayah gue itu hanya sebatas orang yang adopsi gue. Dia bukan ayah kandung gue."

"Lalu pria tadi?" tanya Taehyung hati-hati begitu Hyuna memberikan jeda untuknya bertanya.

"Dia anaknya Ayah Ray. Namanya Hanbin dan dia kayak yang terobsesi sama gue. Dia selalu bersikap kasar, gak pernah lembut. Apapun hal yang diinginkannya harus selalu terwujudkan. Dan tadi, dia maksa gue buat ikut ke club malam."

"Club? jangan bilang waktu Jungkook bilang liat lo berduaan sama cowok di club itu sama dia?" tanya Taehyung penasaran.

"Iya, dan gue benar-benar kesal waktu itu. Gara-gara hal itu Jungkook jadi ngejauhin gue. Dia salah paham dan gue bisa apa. Gue udah jelasin semuanya kalau itu gak seperti apa yang dia lihat tapi dia gak percaya."

Dari Hati (JEON JUNGKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang