5(Some new)

17 6 0
                                    

Brukkkhhh.

"Awhh!! Hey?!kalo jalan liat-liat dong!" seru sedih Hana menatap novel-novel yang akan dia beli.

"Maaf." seorang yang menabrak Hana ternyata bersuara bass.

Hana berubah seratus delapan puluh derajat, menjadi penuh gelagapan.

Saat mendongakkan kepalanya menatap cowok yang kurus dan tinggi itu.

"Ck. Iya udah lupakan." jawab Hana melambaikan tangannya satu.

Like calm down bitch.

Awkward.

Hana selesai mengambil buku-bukunya yang tadi terjatuh.

Karna belum beranjak.

Cowok itu bergumam, Hana menatapnya.

"Lu Hana, kan?"

Hana pongo face detected.

___________

"Hana kemana sih?" seru Devan kesal.

"Gue WA ga dibales." kicau Delfin sambil memainkan gadgetnya dikursi kecil disebelah sofa panjang dipojok ruangan.

"Telepon lah, lu pada kere amat ga di telepon?" rajuk Alea, tapi kemudian terkekeh.

"Najis ikan lele!" teriak Cara kesal, Alea malah tertawa geli.

"Udah ah, yuk lanjut. Btw sekarang giliran bagian elu za yang mau berantem ama Devan. Cepet naik panggung!" seru Alea berada dibawah panggung didalam studio musik yang lumayan luas dan Abyss sewa selama dua minggu untuk latihan teater kali ini.

"Le, gua gimana? Dia yang nyerang gua atau gua yang nyerang dia?!" tanya Reza pada Alea yang sedang berbicara serius dengan Delfin.

"Reza lu lagi liat kan gue lagi ngomong?gue lagi sibuk gimana caranya properti berdiri." seru Alea memutar bola matanya.

Reza membungkuk selama tiga detik sambil memegang kedua lututnya kemudian berdiri tegap menghadap ke arah Devan lalu berujar, "Ah elah. Gua yang serang lu ya van?" dia menatap Devan yang kebingungan.

Devan menganga, "Hah?"

"Jiaaaaaaaaa!!!" Reza berlari menyerang Devan yang reflek menahan serangan Reza.

Lalu perkelahian pun terjadi,

Buughhh.

"BANGSAT REZA BEGOOO SAKIIIIT!!!EMANG ADA ADEGAN LU NENDANG ANU GUA??!!" teriak Devan meringis kesakitan sambil tergeletak dengan keduanya lutut tertekuk menahan sakit dibagian pangkal pahanya. Awh!

Alea dan yang lain menganga.

Reza sedikit takut sekaligus kasihan, "Fuck dick!!gua reflek!!lagian lu juga ngeraba-raba anu gua sebelum gua nendang anu lu!!salah lu bego!ih najis lu demen anu gua?" seru Reza membela diri.

Devan menyampingkan tubuhnya, "najis!gua masih demen pussy goblok!lu bilang gua megang-megang?NAJIS ZA!!" teriaknya sambil memegang vitalnya.

"Anjir maaf." Seru Reza. Dia tertawa.

"Goblok!! Woy tolongin gueee!! Ga ada yang mau bantu gue berdiri gitu?!! Gua mau matiii woy!!!" Teriak Devan.

Marvel, Alan, dan Olin yang masih terkikik geli menghampiri Devan, sedangkan Alea berlari keluar ruangan.

"Reza gua ngakak anjirrr, sumpah!!" Seru Alan membopong Devan menuju sofa panjang dipojok ruangan.

"Ah lan, gimana ntar kalo gue punya keturunan??"

"Tinggal adopsi susah amat lu." Canda Alan menurunkan Devan disofa panjang yang empuk itu.

Reza berjalan mendekat kearah Devan, Marvel, Alan dan Olin yang masih sibuk mengurusi Devan.

Alea berlari ke arah yang lain yang sesang berkumpul, "WOOOYYY!! KABAAR BAIIIK!!! KITA DAPET UNDANGAN DADAKAN DARI PAPA YANG PUNYA STUDIO INI!!!!! ANJIRR GUA SENENG!!!!!" Seru Alea didepan squad Abyss.

Semua merasa heran, kaget, dan speechless.

"Yang bener lu Le?" Tanya Delfin tidak percaya.

"Ha-ah! Bener Le??" Sambung Cara.

"BENEEER!! YAKALI GUA BOONG!"

"Emang tawaran apa le?" Tanya Marvel yang kelihatannya kesulitan membuka cokelat batangnya.

"Tawaran tampil drama di ballroom Horrison Hotel!"

Semua menganga.

Alea tersenyum sambil menaik-turunkan alisnya.

_________________

Tbc.

ABYSS SQUADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang