♂Suara Fadhil♂
Nama ku Fadhil Ganindra. Di sekolah aku sering dipanggil Fadhil. Dan dirumah aku dipanggil Gaga.
Dirumah,aku tinggal dengan Mba Marina dan Bi Jiah. Mereka berdua adalah asisten rumah tangga di rumah ku. Selain mereka berdua, ada Pak Saryo tukang kebun sekaligus merangkap jadi sopir dirumah ku.
Sebetulnya, kedua orangtua ku juga tinggal dirumah yang sama dengan ku. Tapi, aku gak ngerasa kalo mereka itu disini. Bagi ku mereka semua udah MATI. Wujud mereka memang ada. Tapi perlakuan mereka yang membuat mereka mati dalam hidup ku.
Sekarang dirumah ini,mereka seperti nggak menganggap aku sebagai anak mereka lagi. Yang mereka anggap hanya Fathia Gayatrinda. Kakak perempuan yang sangat aku sayangi dan bakalan aku jaga sampai aku mati nanti.
Tapi,pada suatu hari aku gagal buat jagain dia. Aku gagal buat jadi adik nya. Sebagai cowok, harusnya aku bisa melindungi dan menjaga dia.Dan sejak hari itu, semua keadaan berubah.
Perempuan yang sangat aku sayangi setelah Mama, meninggal di saat hari ulang tahunnya yang ke 17. Di sweet seventeen nya, seharusnya dia bahagia. Tapi realita tidak sesuai ekspektasi. Di usia nya yang ke 17 ini dia harus meregang nyawa secara tragis.
Dia meninggal karena laki-laki psychopat yang selalu mengejar dia. Padahal, Fathia telah menolak dia secara baik-baik dan kakak nya itu juga berjanji tidak akan menjauhi laki-laki itu dan berjanji akan menjadi sahabat yang baik untuk laki-laki itu.
Di awal, memang lelaki itu menerima kalau dia dijadikan sahabat oleh Fathia. Tapi, semenjak Fathia diketahui telah menjalin kasih dengan laki-laki lain, si psychopath itu seakan-akan tidak terima dan melakukan segala cara untuk memutuskan hubungan Fathia dengan kekasihnya. Tapi, karena mereka adalah pasangan yang mempunyai komitmen yang sangat kuat, akhirnya laki-laki psychopat itu menyerah dan meminta maaf di saat sweet seventeen nya Fathia.
Malam itu, disaat Fathia sudah meniup lilin yang ber angka 17,dia meminta izin untuk ke toilet sebentar. Katanya dia mual dan masuk angin belum makan seharian karena sibuk menyiapkan party sweet seventeennya. Sebetulnya dia minta ditemani ke toilet. Tapi karena aku sedang sibuk video call dengan Samira--pacar ldr ku. Dia akhirnya pergi ke toilet sendirian.
Selama 1 jam kami tidak menyadari kalau Fathia belum balik ke acara dan aku masih betah video call dengan Samira yang menurut ku tambah manis semenjak dia sekolah di kota kelahirannya--Bandung.
"Gaga, lo nampak Fathia nggak?" Tanya Dean--pacar Fathia sambil memasang wajah panik.
"Lho, tadi sih dia bilang sama gue di toilet. Emang dia belum balik? " Tanya ku yang sekarang mulai panik juga.
"Belum Ga. Gue tadi juga udah nyariin di toilet. Tapi nyatanya dia nggak ada. " Ucap Dean yang kini mulai frustasi dan menjambak rambutnya sendiri.
"Oke. Gue bantuin lo nyari dia. " Ujar ku sambil mematikan secara sepihak sambungan video call ku dengan Samira yang sepertinya bingung karena aku mematikan sambungannya secara tiba-tiba.
"Lo udah nyari dia kemana aja? " tanya ku kepada Dean saat menaiki tangga yang tersambung ke lantai 2. Lantai yang isinya kamar ku, kamar Fathia, dan rooftop.
"Gue belum nyari dia di kamar. Soalnya gue nggak tahu kamar dia dimana. " jawab Dean yang semakin panik
"Oke, lo jangan panik dan ikut gue ke lantai 2. Letak kamar gue dan Fathia. " Ucap ku sambil berusaha menenangkan Dean.
Setelah sampai di lantai 2,aku langsung berlari dan menggedor kamar Fathia. Tapi hasilnya--tidak ada jawaban. Dan alhasil gue mendobrak pintu kamar Fathia, dan Dean langsung berlari kearah ranjang Fathia yang berserakan dan ada noda merah di selimutnya.
"Fathia, fathia, kamu kenapa sayang? Sayang, please bangun aku disini sayang. Aku mau kasih kamu surprise. " Ujar Dean sambil memeluk kepala Fathia dan menepuk-nepuk pipi Fathia pelan.
Sedangkan aku, aku hanya bisa terduduk lemas sambil menatap Dean yang mulai menangis.
"Fathia, Fathia kenapa kamu Fathia? Kenapa mulut kamu keluar busa? " Tanya Dean yang kini mulai histeris.
"Busa? " dengan sigap aku langsung menghampiri Dean dan Fathia. Benar kata Dean, mulut Fathia kini mengeluarkan busa dan tubuhnya pun kejang-kejang.
Aku perhatikan seluruh kamar Fathia dan pandangan ku terfokus kepada tulisan berwarna merah di cermin besar yang kutebak ditulis menggunakan lipstik Fathia. Isi tulisannya pun membuat aku ingin segera membunuhnya.Thankyou Fathia sayang❤❤❤
Walaupun aku tidak bisa memilikimu, setidaknya aku sudah mencicipi tubuhmu.
Haha, aku merasa sangat senang karena pacar sialan mu itu tidak mendahuluiku.
Semoga kau selalu bahagia dan tenang di alam sana.
By:Kekasih gelapmu💋"Ga, ini apaan ga? " tanya Dean sambil memegang bungkusan yang kurasa itu adalah sebuah obat.
"Ini--" ucapan ku terpotong karena aku syok saat memegang bungkusan itu.
"Apa itu Ga? Apa?! " Tanya Dean sambil menggoncang-goncang bahuku.
"Itu--obat perangsang. Gue rasa Fathia keracunan gara-gara kelebihan dosis " Jawabku lemah dan langsung membuat Dean histeris sambil memukul-mukul kepala nya. Dan karena teriakan Dean,semua orang yang ada di bawah sontak langsung berlarian menuju kamar Fathia. Dan pemandangan yang kulihat pertama kali adalah Mama yang jatuh pingsan dan langsung ditahan oleh Papa.
****
Setelah kejadian itu, keharmonisan yang aku rasakan di keluarga ini mulai berkurang dan secara perlahan mulai hilang. Tanpa terasa ada air yang jatuh dari mata ku. Bisa ditebak--aku sekarang sedang menangis. Huh, Air mata bodoh ini akhirnya keluar lagi. Terakhir aku menangis disaat Fathia mulai dikuburkan.
Aku mengambil dompet ku yang kusimpan di tas futsal ku. Bahagia. Satu kata yang tergambar dari selembar foto yang kupegang ini. Jujur, foto ini sangat berharga bagiku. Karena, hanya selembar foto ini sajalah yang tersisa. Yang lainnya, sudah diambil dan disimpan oleh Papa.
Kalau tidak begitu, Mama tidak akan bisa mengikhlaskan Fathia. Selain itu, alasan mereka sibuk bekerja adalah agar tidak selalu memikirkan Fathia dan alhasil aku dikucilkan oleh kedua orangtua ku sendiri. Sungguh miris sekali kehidupanku.
940 words
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARA
Teen Fiction-Ketika rasa mengubah segala nya, sesuatu yang kita benci sekalipun akan hilang begitu saja.- Amara dan Fadhil Cerita ini aku buat hanya sekedar untuk mengisi waktu luang. Jadi maafin ya kalau cerita ini gak sebagus ekspetasi kalian😊 Selamat membac...