"Tunggu aku..."
"Ayo... cepat...Sylvia, Nate."
"Tunggu Ellin!"
"Ayo cepat atau kita akan ketinggalan melihat matahari terbenam."
Ketiganya akhirnya berhasil sampai di atas bukit itu. mereka terpukau dengan indahnya matahari terbenam pada hari itu.
"Indahnya, besok kita akan melihat hal ini bersama-sama lagikan?"
"Tentu saja. Setelah aku selesai latihan, kita akan melihatnya bersama-sama lagi."
"Janji?"
"Janji."
Marga Lysander sudah terkenal sebagai kesatria kerajaan dari jaman dahulu kala. Keluarga itu terkenal dengan kekuatan dan kesederhanaanya. Ellin merupakan anak dari Marcius Lysander karena menyandang nama Lysander, Ellin harus berlatih keras untuk menyanggupi dirinya sebagai seorang kesatria seperti ayahnya. Ia telah bisa hidup sendiri sejak umurnya 5 tahun. Ayahnya selalu berada di kerajaan untuk memerangi kejahatan dan ibunya telah lama meninggal sejak melahirkannya. Sesekali ayahnya akan pulang ke desa mereka dan menceritakan kepadanya apa yang telat dilakukannya untuk kerajaan mereka. Meskipun ia hidup sendiri, ia tidak pernah merasa kesepian karena teman baiknya Sylvia dan Nate selalu ada bersamanya.
Suatu hari, Ellin mendapatkan kabar bahwa ayahnya terbunuh saat menjalankan misi. Ellin merasa sangat kecewa dan tidak percaya akan hal tersebut. Ia memutuskan untuk pergi sendiri ke kerajaan dan melihat kenyataanya. Teman-temannya telah mencoba menghentikannya dengan segala cara...
"Ellin, kau akan pergi?" tanya Sylvia.
"Aku harus mencari tahu yang sebenarnya... maafkan aku Sylvia."
Ellin mengambil tas ranselnya lalu pergi meninggalkan Sylvia. Ia memandang kembali desanya dari atas bukit. Pemandangan damai yang pasti nanti akan dirindukannya.
"Kau akan pergi?"
"Nate...?"
"Kau bisa saja terbunuh Ellin."
"Jadi kau mendengarnya ya..."
"Ya, aku mendengarnya saat kau berbicara dengan pembawa pesan itu."
"Aku harus menemukan siapa yang membunuh ayahku."
"Terus apa yang akan kau lakukan? Apa yang bisa kau lakukan? Kita masih anak-anak. Di luar sana bukanlah tempat kita."
"Aku memang masih anak-anak Nate. Tapi aku seorang kesatria dan aku telah memutuskan untuk pergi."
"Baiklah kau boleh pergi kalau bisa mengalahkan aku!" Nate mengangkat pedang yang dibawanya. Ia mengacungkan pedangnya kearah Ellin dan mengubah posisinya menjadi posisi bertempur.
"Kau berlatih siang dan malam, kau kira apa yang aku lakukan selama ini? Kau kira aku selama ini hanya menunggumu pulang berlatih?"
Ellin mengangkat pedangnya. Ia tahu bahwa yang dikatakan Nate memang benar. Ia bisa melihat hasil latihannya dari kuda-kuda yang dilakukan Nate. Namun ia tidak mau kalah, ia merasa harus pergi untuk menemukan keadilan. Iapun melakukan posisi bertempur.
Ketenangan terjadi selama sesaat. Keduanya sama-sama diam tidak bergerak sedikitpun. Hanya saling memandang dan saling mengeluarkan aura kekuatan mereka. Ketenangan pecah saat Nate menerjang ke arah Ellin. Ia menyabetkan pedangnya dengan cara membabi buta dan sekuat tenaga. Hal tersebut membuat Ellin harus menangkis serangannya sambil mundur. Nate berteriak sekuat tenaga sambil menebaskan pedangnya secara vertical dengan sangat kuat. Dengan sangat cepat Ellin menghindari tebasan Nate dengan bergeser ke kanan. Ia memukul pedang Nate ke arah bawah kemudian dengan cepat ia memutar pedangnya dan kembali memukul pedang Nate ke arah atas. Seketika itu juga pedang itu terlempar dari tangan Nate dan menancap di atas bukit itu.
"Sepertinya aku harus pergi. Maafkan aku Nate." Ellin lalu menyarungkan pedangnya dan pergi meninggalkan desa tempat tinggalnya dan Nate tanpa pernah sekalipun ia melihat ke arah belakang.
Nate sangat kesal, ia murka. Bukan karena Ellin membuktikan bahwa dirinya lebih kuat darinya, tapi karena ia gagal melindungi sahabatnya dari segala kekejaman dunia luar yang akan segera dihadapi oleh Ellin. Kecewa, sedih, dan kebingungan menggerakan kaki Nate, menggiringnya ke ujung hutan tempat ia selalu berlatih saat Ellin juga mengasah diri di tempat lain. Ia bahkan tidak melihat wajah sedih Sylvia dan isak tangisnya saat berlari melewatinya. Sekarang yang tertinggal baginya hanyalah kekecewaan dalam hatinya dan rasa pedih di tangannya akibat beradu dengan Ellin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valtear Project: The Main Story
FantasySetelah pertempuran manusia dengan para Link berakhir, terciptalah era kedamaian. Tapi era Kedamaian ini terancam hancur akibat kematian seorang Jendral Ras Manusia. Ellin pergi dari desa untuk mencari tahu kebenaran dari kematian ayahnya. Kedua sah...