Pria yang kehilangan Ingatan dan Ramalan Tentang Masa Depan

8 0 0
                                    


"Ah, setelah 2 hari akhirnya kita sampai juga di sini"

"Benar, ini cukup melelahkan"

Itu adalah percakapan dari Sylvia dan seorang pemuda bernama Rei yang ia temui dalam perjalanannya mencari informasi tentang fakta dibalik hangus nya Arshen. Mereka berdua telah sampai di desa Varic, dari luar, tempat ini seperti desa pada umumnya dengan bangunan-bangunan tua yang sangat membosankan. Akan tetapi, ada rumor bahwa di dalam desa ini, tinggalah seorang peramal yang dapat memberikan petunjuk yang mereka inginkan. Sylvia dengan rasa ingin tahunya dan Rei yang hanya ingat tentang namanya sendiri dan kata "Claire".

"Lebih baik kita mencari tempat untuk beristirahat malam terlebih dahulu sebelum melanjutkan pencarian" saran Sylvia. Rei hanya mengangguk setuju sambil melihat-lihat ke arah sayur-sayuran dan daging yang terjajar pada sebuah meja kayu seorang pedagang.

"Apa yang harus kumasak untuk makan malam hari ini Sylvia?" Tanya pemuda itu polos.

"Ah apapun yang kau masak akan ku makan, sudahlah ayo cepat kita cari penginapan dulu!" Sylvia menarik lengan Rei menuju sebuah penginapan dengan tanda 'ada kamar kosong' di ambang pintunya.

Untuk dapat menyewa satu kamar sekaligus menghemat pengeluaran, mereka sering mengaku bahwa mereka adalah kakak dan adik, walaupun berlawanan jenis tapi Sylvia tidak pernah enggan untuk tidur satu kamar dengan Rei, karena sudah 1 tahun lebih mereka hidup bersama dan sepertinya laki-laki itu tidak pernah sedikitpun berpikir tentang hal yang tidak-tidak. Orang ini juga yang telah melindungi dan memberikan bantuan saat Sylvia mengalami beban mental dari satu-satunya rumah tempat ia bisa pulang telah hilang. Ditambah lagi Rei kehilangan ingatannya sejak 3 tahun yang lalu.

Setelah cukup lama menawar harga kamar penginapan, akhirnya mereka mendapatkan harga yang pas dengan kondisi keuangan mereka. Sylvia segera membanting badannya ke tempat tidur di kamar mereka "Huff, akhirnya pemilik penginapan ini mau menyewakan kamar dengan dua kasur hanya seharga 350 eon saja..." seakan acuh tak acuh dengan ocehan Sylvia, Rei hanya melihat keluar jendela sambil memperhatikan burung-burung yang menari di langit. Ia nampak tak begitu peduli dengan apa yang akan terjadi selanjutnya dan hanya menikamti suasana sekitarnya. "Ah, aku benar-benar tidak mengerti apa yang kau pikirkan Rei" Kata Sylvia sambil tersenyum dan beranjak menuju jendela untuk melihat apa yang daritadi diamati oleh temannya itu. "Indahnya pemandangan di desa ini, mereka nampak gembira dan hidup dalam rasa aman" laki-laki itu memecah keheningan. "Oh, aku baru ingat, ayo Sylvia. Kita harus mencari bahan masakan untuk malam ini!", mendengar itu, Sylvia hanya bisa tertawa terbahak-bahak "Jadi itu yang ada dipikiranmu sejak tadi? Hahahahaha". Pada akhirnya mereka berangkat ke tempat dimana seluruh pedagang di desa itu berjualan.

Tentu saja Sylvia tidak akan membuang kesempatan-kesempatan kecil begitu saja, selagi Rei mencari sayur dan bahan lainnya, ia sibuk menggali informasi tentang tempat peramal terkenal itu singgah. Beruntungnya, salah satu dari pedagang itu merupakan pasien setia dari peramal itu dan dengan senang hati memberikan informasi tentangnya. Setelah mencatat hal-hal penting, ia mencari Rei untuk membahas rencana yang akan mereka lakukan. Baru saja menengok, terlihatlah Rei yang membawa banyak sekali bahan makanan ditangannya. Sylvia bergegas membantu temannya itu dan menyeretnya ke arah penginapan tadi.

1 jam berlalu dan Rei memasuki kamar sambil membawa panci berisi sup berwarna kuning pekat. Ia menaruhnya di meja dan memanggil Sylvia yang dari tadi sibuk menulis sesuatu di atas tempat tidurnya. "Istirahatlah dan makanlah makananmu sebelum dingin" kata Rei sambil mengambil kertas yang digunakan Sylvia untuk menulis. "hei! Aku belum selesai menulis!" gadis itu berusaha meraih kertas yang diambil oleh Rei. "Kau harus makan dulu! Apa yang terjadi jika kau sakit? Ceritakan rencanamu selagi kita makan malam"

Valtear Project: The Main StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang