Dia yang Telah Memilih

10 1 1
                                    



Sejak hari itu, Sylvia hampir tidak pernah bertemu atau bahkan berbicara dengan Nate. Ia hanya melihat Nate berangkat menuju hutan di pagi hari dan saat senja ketika ia berjalan melintasi bukit tempat pedangnya tertancap menuju rumahnya setelah seharian berlatih. Terkadang di malam hari, Sylvia bisa melihat nyala api dari jendela kamar Nate. Tanpa ia sadari dua tahun sudah berlalu. Dua tahun sejak kepergihan Ellin.

"Kak?". Sylvia terkaget dari lamunannya. Adiknya, Cynthia menatapnya dengan wajah khawatir. Melihat adiknya begitu peduli dengan dirinya, ia memaksakan sebuah senyuman dan berkata "Ini untuk yang terbaik. Jadilah teman yang baik bagi Nate, ya?". Cynthia hanya bisa terisak dan mengangguk menuruti kebulatan tekad Sylvia.

Melihat adiknya sudah tertidur, Sylvia memaksakan dirinya untuk memejamkan mata. Ia akan membutuhkan istirahat yang cukup untuk esok hari. Terlintas di pikirannya ingatan-ingatan saat mereka bertiga selalu bermain bersama dari kecil. Sejauh Sylvia bisa mengingat, hari itu sangat cerah. Ia ingat senyum dan tawa Ellin saat Nate kelelahan mengejarnya. "Mana bisa kamu jadi pahlawan kalau baru segini sudah lelah!". Nate seolah mendapat dorongan tenaga setelah mendengar ejekan dari Ellin. Mereka selalu bertukar peran antara pahlawan dan raja jahat, dan Sylvia selalu menjadi putri yang menanti diselamatkan oleh sang pahlawan.

"Aku tidak akan menjadi putri yang hanya bisa menunggu diselamatkan saja. Aku sudah cukup lama tinggal diam". Kata-kata itu menjadi penguat sekaligus doa bagi Sylvia.

Dengan busur dan anak panah, dilengkapi dengan perlengkapan seadanya, Sylvia meninggalkan desa tempat mereka semua bertemu. Saat itu langit sedang menyambut matahari, belum ada seorangpun di desa yang bangun ketika Sylvia meninggalkan desa Arshen. Hatinya tidak sanggup membiarkan dirinya berdiam sambil mencemaskan Ellin yang dua tahun ini tidak pernah memberikan kabar apapun. Ia akan menemukan sahabatnya dan mengajaknya untuk pulang ke desa, agar mereka bertiga dapat tersenyum bersama-sama lagi.

---

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Valtear Project: The Main StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang