Dia yang Mengorbankan Segalanya

8 0 0
                                    

Tok-tok-tok

Suara ketukan pintu dapat terdengar dari kamar Cynthia. Dengan perlahan ia berjalan dan membukakan pintu. "Nate? Apa yang kau lakukan malam-malam begini?". "Apa Sylvia masih bangun?", Tanya Nate. Mendengar itu, Cynthia kembali terisak, dan matanya berkaca-kaca.

Mata Cynthia tampak memerah dan nafasnya tidak teratur. Sesekali ia mengusap matanya, tetapi bukan karena mengantuk.

Saat itu juga Nate mengerti apa yang terjadi. "Sial! Mengapa tidak terpikir olehku ? Sylvia juga pasti mencemaskan Ellin tapi dengan egoisnya aku hanya memikirkan diriku sendiri". Kata-kata itu tergumam pelan dari bibirnya yang bergetar menahan rasa sedih yang pernah ia rasakan sebelumnya. Sama seperti saat Ellin pergi dua tahun lalu, tapi jauh lebih menyakitkan karena sekarang hanya Nate yang belum memberanikan diri untuk pergi menuju dunia luar. Lebih dari kekecewaan dan kesedihan yang dirasakannya, Nate dipenuhi kebencian. Kebencian yang hanya bisa ia salahkan pada dirinya sendiri.

Tidak cukup. "Aku tidak cukup kuat".

Mata kiri Nate diselubungi api yang membentuk segel berbentuk kepala singa yang menyala merah, ia menjerit kesakitan seolah sedang disiksa. Kaki Cynthia melemas melihat pemandangan itu, ia terjatuh dan melihat Nate menggeliat di tanah tanpa tahu apa yang dapat diperbuatnya. Ia mencium bau hangus, dari kejauhan sebuah pilar api turun melalap sebuah rumah.

Satu demi satu, tiap-tiap rumah di desa Arshen diratakan oleh pilar-pilar api. Tiap-tiap pilar api itu berubah warna mendekati warna ungu terang setiap ada rumah yang diselubungi oleh api-api itu. Cynthia beranjak meraih Nate dan menariknya menjauh dari rumahnya ketika tampak sebuah pilar akan membentuk di atas rumahnya. Dari masing-masing pilar tampak ada bola-bola api hitam yang meninggi dari dalam rumah menuju langit. Bola-bola api itu membentuk sebuah bayangan yang menghalangi cahaya bulan, menyelubungi desa itu dengan kegelapan.

"Aku sudah memperingatkanmu, Nathaniel Evisce. Berhati-hatilah dengan apa yang kau minta". Suara Kogeta berbicara melalui bayangan di langit. Nate tampak amat kesakitan, Cynthia dapat merasakan ngeri yang dialami Nate hanya dari mendengar rintihannya. "Apa yang kau inginkan, Link jahat?!", jeritnya sambil memegangi tubuh Nate yang berjuang di ambang kesadaran. "Mungkin perkataanmu benar gadis kecil, aku bukanlah Link paling mulia yang bisa kau temukan, tetapi tidak pernah sekalipun aku melakukan apa yang tidak diinginkan oleh Nathaniel Evisce".

Bayangan Kogeta berubah menjadi ratusan bola api kecil. Satu di antaranya melesat menuju mata Nate, tempat segel perjanjian antara dirinya dan Kogeta berada. Bola api itu menembus segel tersebut, mengubah warnanya dari merah menyala menjadi sedikit lebih gelap. Nate menjerit amat keras, membuat Cynthia menangis sambil memegangi tubuh Nate yang tak dapat bergerak lagi. Satu demi satu, sedikit demi sedikit bola api meninggalkan langit sehingga bulan kembali menyinari Nate dan Cynthia. Segel Link milik Nate menjadi hitam, sehitam desa Arshen yang kini tinggal tumpukan abu dan tanah hangus.

Valtear Project: The Main StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang