Guild Lavrionne - 1

7 0 0
                                    

Bangunan besar dan megah menyambut mereka saat mereka tiba di tempat itu. Rei dan Sylvia tidak mengerti bagaimana bangunan besar itu dapat dibangun di bawah kota Lavrionne. Bangunan itu sungguh megah dan cantik, serta diterangi oleh cahaya-cahaya putih yang misterius.

"Ayo..." Lydia memulai langkah terlebih dahulu karena Rei dan Sylvia hanya mematung saja.

Rei dan Sylvia mengikuti Lydia menyusuri jalan ke bangunan besar itu sambil melihat-lihat ke sekitar mereka. Bangunan itu terletak tepat di tengah-tengah ruang bawah tanah itu dan banyak sekali jalan yang mengarah ke bangunan itu, dan jalur pada jalan-jalan itu juga diterangi oleh sesuatu yang menghasilkan cahaya seperti pada bangunan guild. Langit - langit bawah tanah itu diselimuti oleh kabut Valtear berwarna hijau terang yang memberikan secercah cahaya malam.

"Umm, Lydia, apa yang kau gunakan untuk menciptakan cahaya putih pada bangunan itu? Aku belum pernah melihat cara penerangan seperti itu" Sylvia yang masih terheran-heran akhirnya memutuskan untuk bertanya. "oh, itu merupakan salah satu ciptaan dari pemimpin guild kami, dia adalah seorang ilmuwan yang meneliti tentang valtear dan bagaimana cara menggunakannya untuk keperluan sehari-hari". Jelas Lydia

"Jadi, jalan-jalan lain itu menuju kemana?" Tanya Rei sambil menujuk salah satu jalan yang ada di sampingnya.

"Itu jalan keluar tersembunyi. Karena di sini banyak sekali jalan rahasia, semua jalan ini akan membawa kita langsung ke kota Lavrionne."

Saat mereka sampai di depan bangunan itu. Mereka mendapati Victorica yang sedang duduk di depan pintu bangunan besar itu. Wajahnya menandakan ia tidak jadi makan malam bersama kakaknya.

"Vic... kenapa kamu di sini? Bukankah sekarang saatnya makan malam?"

"Tapi kakak tidak ada di sini dan waktu makan malam akan segera berakhir sebentar lagi."

"Ayolah Vic, kau tidak perlu bersedih begitu... ayo kita makan malam bersama."

Mereka lalu masuk ke dalam bangunan besar itu. Ruangan pertama setelah pintu depan itu adalah ruangan besar dengan banyak sekali kursi panjang dengan bantalan empuk. Mungkin tempat itu adalah ruang tamu, tapi siapa juga yang mau berkunjung ke bawah kota seperti ini kecuali mereka. Setelah berjalan melewati ruang tamu, mereka diajak masuk ke sebuah ruangan selanjutnya.

Ruangan itu adalah tempat dengan ukuran besar dimana terdapat banyak meja makan di dalamnya. Tampaknya di sini baru saja diadakan acara makan malam bersama karena masih banyak sekali piring-piring kotor yang terdapat di meja itu.

Ketika mereka masuk ada 3 orang di dalamnya, 2 orang yang sedang mengumpulkan piring-piring kotor dan 1 orang yang sedang duduk di meja makan itu. Lydia segera mendekati orang yang sedang duduk itu dan membisikkan sesuatu kepadanya. Suara Lydia sangat pelan sehingga Vic, Sylvia dan Rei tidak dapat mendengarnya.

"Baiklah, mari ikut denganku." Pria itu mengajak Victorica, Rei dan Sylvia yang saat itu ada di depan pintu. Pria itu melewati pintu satu lagi yang terdapat di ruangan itu, ternyata tempat tadi mempunyai 2 pintu yang terhubung dengan koridor. Mereka lalu naik sampai ke lantai 4. Lantai ini berbeda dengan lantai lainnya karena lantai ini terasa lebih mewah dan lebih sepi daripada lantai 1, 2 dan 3 yang barusan merewa lewati. Mereka lalu masuk ke dalam sebuah ruangan lagi.

Tempat yang kali ini berukuran cukup besar untuk mereka berlima. Sang pria yang mereka ikuti mempersilakan mereka untuk duduk. Rei dan Sylvia pun duduk di kursi panjang dan empuk itu.

"Perkenalkan namaku Dylan, aku adalah pemimpin Guild saat ini. Kalian pasti sudah kenal dengan Victorica dan Lydia, mereka adalah angota khusus dari guild kami. Mungkin kalian merasa lantai ini sedikit lebih sepi bila dibandingkan dengan lantai lainnya, yah itu karena para penghuni lantai ini sedang pergi. Kalian dipersilahkan untuk bermalam di sini, pastikan kalian makan sebelum tidur."

"Terima kasih banyak atas keramahan anda. Namaku Sylvia Edelyne dan ini temanku, Rei. Bila tidak merepotkan kami akan menerima tawaran anda"

Dylan tersenyum mendengar balasan dari Sylvia. "Kalau begitu Lydia dan Victorica, segeralah temani mereka untuk makan malam. Vic, setelah selesai makan tolong antarkan para tamu kita ke ruangan yang kosong agar mereka dapat beristirahat. Dan satu lagi... Lydia, temui aku selesai makan." Setelah memberikan instruksi, Dylan berjalan meninggalkan ruangan itu.

Lydia dan Victorica lalu pergi ke dapur untuk mengambilkan makanan untuk mereka semua. Sylvia dan Rei ingin ikut membantu tapi Lydia tidak memperbolehkan tamunya itu untuk membantunya. Setelah semua makanan siap, mereka memulai acara santap makan malam bersama di ruangan itu.


Sementara itu...

Di luar tembok kota, dengan langit yang diterangi oleh bulan dan bintang-bintang bertaburan,terlihat seorang pemuda dan temannya yang sedang tertidur lelap. Pemuda itu sedang berdiri menunggu seseorang. Ia terlihat tidak sabar dan mulai menghentakkan kakinya berulang-ulang. Tak lama, seseorang muncul dari kegelapan hutan di sebelah kanannya.

"Di mana gadis pembawa anima itu?" Tanya orang itu.

Si pemuda tampak agak kesal saat menjawabnya. "Aku sudah menyuruhnya untuk kembali duluan. Di mana laporannya?"

Si pembawa laporan itu lalu menyerahkan sebuah gulungan perkamen pada pemuda itu. Dibukanya gulungan itu, ia baca isinya dan kemudian ditutupnya lagi.

"Bagaimana dengan hal lain yang kuminta? Kau sudah mendapatkan informasinya?"

"Sangat sulit untuk mendapatkan informasi akan sesuatu yang terjadi selampau itu, apalagi permintaanmu sangat spesifik. Tapi sepertinya tidak ada Lysander yang datang ke kerajaan (maksudnya ibukota kerajaan)"

"Bagaimana dengan seorang gadis yang bernama Sylvia Edelyne. Apa kau mendapatkan informasi tentangnya?"

"Yah... aku berhasil mendapatkan infonya, menurut penjaga gerbang ada seorang gadis bernama Sylvia yang datang ke kerajaan, ia bersama dengan seorang pemuda tapi saat itu ada larangan yang tidak memperbolehkan siapapun masuk sehingga mereka meninggalkan daerah kerajaan."

"Jadi begitu... Apakah kau tahu kemana mereka pergi?"

"Tidak, lebih tepatnya mereka tidak menanyakannya."

Si pembawa laporan itu menyerahkan gulungan kecil kepada pemuda itu "Ini seperti yang kau minta."

Setelah pemuda itu menerima gulungan itu, si pembawa laporan menghilang seperti hembusan angin dan meninggalkan pemuda itu sendiri.

Sang pemuda kemudian menyimpan gulungan perkamen itu dalam tasnya dan membuka gulungan yang lebih kecil. Dalam gulungan tersebut terdapat nama-nama marga bangsawan dan kesatria yang telah hancur.

"Nate, kau sudah mendapatkan laporannya?" suara kecil seorang perempuan mengagetkan pemuda itu

Pemuda itu meremas gulungan kecil tadi dan dengan cepat memasukkannya ke kantongnya. Pemuda itu berbalik dan menggandeng tangan pemilik suara kecil itu.

"Ayo kita pulang, Cynthia. Yang lain pasti sudah menunggu kita."

Valtear Project: The Main StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang