Andriana menatap ke langit. Ia memejamkan matanya. Tak perduli seberapa derasnya hujan yang mengguyur tubuhnya.
"Aku cinta kamu Zry"
Gumam-Nya pelan. Anna merentangkan tangannya. Ia sudah lelah berharap. Sudah lelah dengan kepahitan yang ia alami.
"Andriana"
Andriana menoleh. Matanya terbuka lebar. Ia sangat mengenal seseorang yang memanggilnya.
"A-Azry?"
Azry. Seseorang itu merentangkan tangannya. Andriana tersenyun lebar lalu berlari dan langsung menghambur ke pelukan Azry.
Ia sangat merindukan Azry. Sosok yang selama ini ia harapkan. Sosok yang selama ini ia bangga banggakan. Ia sangat merindukannya. Merindukan Azry.
Seorang yang ia cintai.
"Gimana kabar kamu?" Tanya Azry. Ia sedikit menunduk untuk melihat wajah Andriana.
"Not bad "
"Why?"
Andriana menjauh. Ia menatap langit yang masih menurunkan rintik-rintik air hujan.
"Aku kacau Zry."
Ia menarik nafasnya.
"Kamu. Kamu alasan aku jadi kacau. Aku suka sama kamu Zry."
Ia mulai mengeluarkan cairan bening itu lagi.
"Kenapa kamu harus ninggalin aku?"
"A-Aku ga ada niat seperti itu sama sekali An."
Andriana tertawa di bawah hujan. Ia menangkup air hujan yang jatuh pada kedua kelapak kanan nya.
"Aku bahkan berharap kita bisa bersama"
Andriana mulai menangis lagi. Ia begitu lemah dalam urusan cinta. Ia begitu tak mengerti dalam mengartikan kata cinta.
Ia tak mungkin dengan mudah melupakan semua kenangan yang dilalui-Nya bersama Azry. Ia tak mungkin melupakan itu. Itu terlalu sulit bagi-Nya. Itu terlalu indah untuk-Nya. Ia terus menangis. Seberapa beratnya penderitaan yang ia alami kali ini.
"Aku pergi."
Ucapan Azry membuatnya menoleh kebelakang. Azry sudah melangkah menjauh darinya.
Hancur sudah benteng pertahanan dalam diri-Nya. Ia terjatuh diaspal dengan derasnya air hujan. Saksi dari penyiksaan-Nya kali ini adalah pohon,awan,dan hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seleksi EWS
RandomKumpulan cerita dari para penulis baru di dunia orange dengan tema : malam. Semua karya yang di-publish, murni hasil karya member seleksi ErrorWS.